Sebenarnya
tak ingin, namun karena terpaksa harus berandai-berandai tentang apa yang terjadi jika saya tak ngeblog. Maka, setelah
melalui pemikiran dan perenungan yang mendalam (ciee), inilah yang terjadi:
Saya tidak pernah tahu bahwa
ngeblog itu asyik. Malah
menurut saya lebih asyik dari travelling
(pecinta travelling tidak boleh
protes karena ini subyektifitas saya ya J)
Saya tidak menyeriusi menulis
seperti sekarang (pede amat ya sekarang sedang
serius? Ups, ini “serius” versi saya
ya he he he). Saya pernah ngeblog
dengan tersendat-sendat pada tahun 2006 – 2009, baru aktif dan lebih serius
pada tahun 2011. Saya lebih suka mengaku sebagai blogger, bukan sebagai
penulis. Karena bagi sebagian orang, ada syarat-syarat untuk menjadi penulis dan saya belum memenuhinya.
Saya belum punya buku yang
terbit atas nama saya sendiri (buku solo)
karena buku solo saya LAKON FRAGMENTARIS itu berisi kumpulan tulisan di blog.
Terbitnya buku itu sebagai hadiah event Book
Your Blog yang diselenggarakan oleh Leutika Prio. Kepada kawan-kawan di
grup-grup menulis yang saya ikuti, saya katakan bahwa base saya ini di blog.
Saya lebih banyak menyimpan
banyak hal sendiri. Termasuk hal-hal yang tidak mengenakkan dan hal-hal lain yang bermanfaat.
Ini rawan depresi. Ngeblog menjadi tempat untuk mendokumentasikan keseharian saya
dengan harapan kelak bisa dibaca anak-cucu saya sekaligus tempat saya buat refreshing setelah mengalami hal-hal
yang tidak mengenakkan. Saya menemukan passion
yang amat besar di dunia blogging,
tidak seperti menulis dengan cara lain. Blog adalah media yang tepat untuk
melakukan terapi menulis.
Kenalan saya tidak bertambah
sebanyak saat ini. Blog bagai
“jendela” saya menembus dunia. Saya bergabung dengan 7 komunitas blogger.
Berkat aktivitas blog walking, saya
jadi “kenal” banyak blogger seantero Indonesia. Juga dalam interaksi komunitas
blog di FB/milis/twitter. Rasanya akrab padahal kebanyakan dari mereka belum
pernah saya temui. Jadi terasa akrab karena tulisan-tulisan di blog mereka
menggambarkan kepribadian mereka. Saat bertemu dengan kawan blogger suasana akrab
biasanya langsung terasa.
Saya tidak menghadiri
berbagai acara bermanfaat yang menambah wawasan. Banyak tulisan dalam blog ini yang berisi kegiatan saya
saat menghadiri acara-acara keren seperti Tudang
Sipulung (kopdar) Anging Mammiri
yang selalu hadir dengan tema-tema menarik yang berbeda pada setiap pertemuan, TedX
Makassar, dan lain-lain. Semuanya berawal dari blog.
♫♪♫♪
Seperti yang
saya tulis di atas, menurut saya blog adalah media yang tepat untuk melakukan terapi
menulis. Yaitu terapi
yang dilakukan untuk mengobati diri sendiri dari berbagai hal yang tidak
mengenakkan. Menariknya, di buku Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis di mana sebuah tulisan saya dimuat di dalamnya, manfaat
terapi menulis[1]
dari segi kesehatan adalah meningkatkan dan memperbaiki:
- Suasana hati (mood)
- Fungsi sistem imun (kekebalan) tubuh
- Fungsi paru-paru (terkhusus pada penderita asma)
- Kesehatan fisik dan nyeri (terutama pada penderita kanker)
- Fungsi hati
- Menurunkan tekanan darah
- Mengurangi ketegangan berhubungan dengan harus kembali ke dokter
- Mengurangi jumlah hari harus dirawat di rumah sakit (terutama pada penderita fibrosis kistik)
- Meringankan keparahan rheumatoid arthtritis (radang sendi karena rematik)
- Mempercepat penyembuhan pasca operasi
- Mengurangi intensitas nyeri pada wanita dengan nyeri pelvis kronis (nyeri panggul yang menahun)
- Memperbaiki kesehatan psikologis
- Mengurangi gejala-gejala depresi
- Mengurangi dampak negatif pascatrauma
- Mempengaruhi respon imun penderita HIV
- Onset waktu tidur pada penderita gangguan tidur.
Pennebaker
dan Beall (1986) merekomendasikan expressive
writing[2]
sebagai terapi, dengan cara:
- Cukup dilakukan 15 menit namun teratur selama 4 hari berturut-turut.
- Tuliskan pemikiran dan perasaan terdalam tentang pengalaman yang paling traumatis di sepanjang kehidupan. Bisa juga perasaan, permasalahan, dan emosi yang terpenting yang telah mengubah diri dan kehidupan.
- Biarkan diri menjelajahi emosi dan pikiran yang terdalam melalui tulisan.
- Boleh saja topik itu berisi tentang hubungan dengan orangtua, kekasih, atau sahabat. Boleh yang terjadi di masa lalu, masa kini, atau impian di masa depan. Boleh pula tentang imajinasi diri di masa mendatang, siapa diri kita di masa lalu, atau diri kita apa adanya saat ini. Boleh menuliskan berbagai permasalahan umum atau berbagai pengalaman, boleh sama, boleh berbeda, selama 4 hari menulis.
Terapi dengan teknik expressive writing ini terbukti
bermanfaat secara signifikan 4 bulan kemudian, dengan cara-cara menulis yang etis tentunya.
Membaca
cara-cara di atas, memang blog merupakan media yang tepat, bukan? Mengapa?
Karena cara-cara itu bisa segera diterapkan di blog, tampilannya bisa
dikreasikan semenarik mungkin, dan bisa pula disimpan lama, seabadi usia dunia maya. Teman, trust me, “Ngeblog itu memang mengasyikkan.” Ngeblog,
yuk J
Makassar, 23 Mei 2013
Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri
Silakan juga disimak:
[1]
Menurut Baikie dan Wilhelm (2005),
dengan menggunakan expressive writing,
dinukil dari tulisan Dr. Dito Anurogo di buku Sembuh dan Sukses dengan Terapi
Menulis.
[2]
Dinukil dari tulisan Dr. Dito
Anurogo di buku Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis.
Share :
yuuukkk :D
ReplyDeletedan yg pasti kalo ga ngeblog ga bisa coment disini.. hehe
Yuk ya yuuuk :D
DeleteHayu... menemukan keasyikan dlm ngeblog, enjoy banget.
ReplyDeleteIya mbak, enjoy sekali :)
Deletenggak bisa ngebayangi ekspresi anak cucu kita klo baca blog kita.. >.<
ReplyDeletehahhaa :D
Apalagi baca cerita2 konyol mereka :D
DeleteTrust me it's work :D Halaah malah ngiklan. Setuju Mbak Niar, Saya maksain diri buat ngeblog akhir2 ini karena rasa-rasanya hanya ngebloglah yang akan menyembuhkan saya dari sifat malas menulis :D dan sejujurnya malah jadi fun.
ReplyDeletenulis itu bikin ketagihan,,sedih senang bisa dituangkan, rasanya lega gitu ya mbk :D
ReplyDelete*aplge maen kseini lagsung fresh,,segerrrrrr
setuju kak niar ngeblog itu terapin jiwa :)
ReplyDeleteMugniar, saya sudah lama tidak buka-buka blog, dan bener...rasanya ada yang hilang dari keseharian saya. Hehe, mungkin di saat yang tepat nanti, saya akan mulai bikin postingan lagi :D
ReplyDeleteTrima kasih masukannya ya, bener-bener menginspirasi...
ngeblog itu banyak banget untungnya yah
ReplyDeleteNgeblog i2 pastinya mengasyikkan tokh, bs tambah banyak temen juga :)
ReplyDeleteterapi menulis, ada tulisan saya juga di situ Mak ^^ Tosss...
ReplyDeleteWah, Mak keren! Blognya jadi buku.
kalau saya gak ngeblog, saya gak akan bisa kenal siapa Mak Niar itu :) tidak bisa tukar pikiran dan belajar banyak hal dari Anda. Terima kasih banyak ya. Dengan ngeblog, mari jadi pribadi positif dan saling mengingatkan
salam manis,
arga litha
terapi jiwa dan memperluas silaturahmi...:D
ReplyDeleteeh, saya pernah melakoni terapi menulis itu loh bun... 4 hari...di diary tapi. Malu jika di posting. Alhamdulillah, psikisx trbantu. Dg izin Allah tentu...
ReplyDeletedgn menulis mo gag mo kita jga harus membaca... hal inilah yg sya ska
ReplyDeleteSepakat dengan isi tulisannya Mbak. Semoga menulis bisa menghindarkan kita dari berbagai penyakit..Trims infonya
ReplyDeleteNgeblog emang bener-bener terapi jiwa ya mbak. rasanya legaaaa setelah menulis di blog :)
ReplyDeletebuatku juga nih.. dengan menulis itu bikin aku lupa bahwa aku sakit atau galau... bawaannya jadi optimis dan ceriaaaa
ReplyDeleteterapi menulis...makasih mbak ilmu barunya...semakin semangat untuk menulis nih...biar penyakit2 pada takut ma kita. :)
ReplyDeletengeblog itu menguras energi namun membuat hati fun,hehe
ReplyDelete