Indonesia
menangis.
Di
Indonesia, di mana-mana ada air. Di mata, di bumi.
Sekitar
Sinabung menjerit. Manado basah, konon dari 11 kecamatan, 10 terendam banjir.
Kudus terisolir. Subang bersimbah pula, Jakarta apalagi.
Makassar
pun seolah tak mau ketinggalan. 2000 jiwa warga kecamatan Manggala harus
mengungsi. Ratusan rumah terendam banjir parah di beberapa wilayah kota ini. Yang mengalami genangan banjir yang tidak parah, jauh lebih banyak.
Saya
merasa kasih sayang Allah dalam musim hujan kali ini. Wilayah tempat tinggal
saya sebenarnya bukan wilayah yang bebas banjir. Tapi dalam musim penghujan
kali ini, Allah masih mengizinkan kami untuk beristirahat dari banjir.
Lihat pohon itu, daunnya menyentuh air Lihat kanal itu, ketinggian airnya nyaris mencapai jalan. Begitulah pemandangan sehabis hujan deras belasan menit di kanal Jongaya Foto: dok. pribadi |
Pohon seperti ini banyak di sekitar kanal Foto: dok. pribadi |
Di Jl. Cilallang Jaya. Foto: dok. pribadi |
Padahal
baru sebentar saja hujan deras, air di kanal Jongaya, sekitar 200 meter dari
rumah saya meninggi. Lalu beberapa ruas jalan terendam, air menggenanginya,
menutupi got-got. Padahal seharusnya kanal berfungsi sebagai pelepas air ke
laut. Seharusnya menolong kota ini agar tak terjadi banjir. Namun apa daya,
kerusakan di mana-mana membuatnya ikut disesaki air, malah menyumbang banjir ke
sekitarnya.
Alhamdulillah
sekali, hujan deras di wilayah ini di musim penghujan kali ini hanya dalam
hitungan belasan menit. Setelah itu mereda, lalu berhenti. Bila hujan deras
tercurah dalam waktu 45 menit saja. Bagaimana bila 1 jam atau bahkan 2 jam berturut-turut? Duh,
banjir pasti terjadi. Karena area peresapan air dan kemampuan tanah menyerap
air sudah jauh berkurang.
Mudah-mudahan ada tindak nyata pemerintah kota Foto: dok. pribadi |
Air got yang meluap. Foto: dok. pribadi |
Banyak wilayah di Makassar seperti ini. Foto: dok. pribadi |
Benar-benar
Allah Mahapengasih dan Mahapenyayang. Mudah-mudahan Ia masih berkenan
membebaskan kami dari banjir di sisa musim penghujan kali ini.
Untuk
saudara-saudaraku yang bumi dan mata warganya sedang bersimbah air dan juga
debu erupsi gunung berapi, saya turut prihatin. Semoga Allah mempercepat
selesainya ujian ini bagi kalian dan menjadikan ini sebagai penghapus dosa dan
penambah amal baik kalian.
Indonesia,
segeralah tersenyum dalam binar jingga matahari.
Makassar, 23 Januari 2014
Share :
bencana nasional ya mbk,dimana2 banjir,hujan,longsor...semoga hujan segera berhenti dan bajir segera surut airnya amin..di Siak 2 mgguan mendung terus nggak hujan2 mbk...^^
ReplyDeleteMudah2an Siak aman ya mbak ... bencana nasional ... hhhh saya kangen dengan masa2 tahun 80-an yang nyaman2 saja kala hujan -_-
Deletejadi inget lagunya ebiet :(
ReplyDeleteJepara juga dikepung banjir Mbak :'(
ReplyDeletemeskipun tempat saya alhamdulillah aman.
semoga semua ini segera berlalu ya mak,,peluuuk :(
ReplyDeleteJika dirunut lagi semua musibah adalah ulah manusia sendiri, buang smph dikali, penebangan hutan sembarangan,pertambangan pasir liar, penebangan magrove,pencurian trumbu karang & batu2 karang dipantai yg dijadikan tameng dr hempasan ombak...yg menimbulkan abrasi...dan byk lagi...semoga manusia bs intropeksi dan membenahi diri...krn hujan adalah rahmat yg dikirim Allah u seluruh mahluk dibumi...weee kok jd pjg commentnya mak niar...maaf ya...hihi
ReplyDeleteMak Mugniar, semoga airnya brenti menggenang sebelum sampe ke jln Hertasning yaaa...rumahkuh!
ReplyDeleteini salah satu pertanda bahwa kita masih kurang bersyukur... :(
ReplyDeleteastaghfirullah... sudah diberikan lingkungan, tanah air yang subur, namun tidak mampu menjaganya...
kita belum jadi orang yang amanah terhadap titipanNya... hiks...
semoga menjadi pengingat, instrospeksi.
semoga ke depan menjadi lebih baik, aamiiin
Termasuk tempatku ya mbak yang kebanjiran
ReplyDeletedi tempat saya juga banir mbak...tp ngga terlalu dalam....pagi masuk, siang udah surut.....
ReplyDeleteDi Tangerang juga beberapa titik terkena banjir bunda... tapi Alhamdulillah rumah kami aman.
ReplyDeleteSalam
Edi Padmono