Cerdas dan Menebar Manfaat Bersama IIDN - Saya
masih ingat dengan jelas, tahun 2011 adalah tahun di mana saya rakus mencari
ilmu menulis gratis di dunia maya. Segala grup yang saya temui, saya masuki. Di
tahun itu pula saya bertemu dengan IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis).
Saya
sudah lupa status facebook siapa yang saya baca. Detail isinya apa, saya pun
sudah lupa. Yang jelas itu status seorang ibu yang menuliskan tentang grup
menulis bernama IIDN.
“Menarik,
ada grup menulis yang mengumpulkan perempuan Indonesia penyuka menulis di
seluruh dunia. Saya harus bergabung,” begitu pikir saya.
Setelah
bergaul selama berhari-hari di grup Ibu-Ibu Doyan Nulis Interaktif (grup pusat)
barulah saya temukan grup wilayah Makassar dengan Erlina Ayu (Ayu), seorang ibu
muda cantik, pendatang di Makassar sebagai koordinatornya.
Ayu
mendampingi suaminya yang ditempatkan kantornya bekerja di Makassar tetapi
berani mengemban amanah sebagai korwil (koordinator wilayah) Makassar. Saat itu
ia sudah menghasilkan karya berupa beberapa buku cerita anak yang diterbitkan
sebuah penerbit besar.
Saat
saya bergabung, anggota IIDN Makassar baru sekitar 10 orang. Kopdar pertama berlangsung
pada bulan Juni 2011 di Bukit Baruga Antang, kediaman Ayu. Tidak mudah ternyata
mencari rumah di sana. Selain karena modelnya yang mirip, tidak semua nama
jalan/blok tertera di sana.
Beberapa
kopdar berikutnya berlangsung di rumah Ayu dan di beberapa tempat umum lainnya.
Kami juga pernah diundang wawancara ke stasiun radio setelah Ayu tampil di
acara TedX Makassar.
Saya
mengalami masa-masa seru, ngerumpi tengah malam dengan ibu-ibu anggota IIDN
dari daerah-daerah lain kala berburu dead
line. Namanya ibu-ibu, multi tasking, bisa menulis sembari ngerumpi di wall salah satu
dari kami. Persamaan kami banyak. Banyak yang baru belajar menulis setelah
menjadi ibu, banyak yang suka berburu audisi dan lomba menulis, dan banyak yang
baru bisa menulis setelah anak-anak mereka terlelap.
Sedihnya
Ayu harus pindah ke Bali, mengikuti suami yang ditugaskan ke sana. Untuk
sementara posisi korwil bagai menggantung. Masih dipegang Ayu tapi Ayu sudah
tak di Makassar. Beberapa kali Ayu dan teman-teman meminta saya menggantikannya
tetapi saya menolak. Ada satu alasan pribadi yang saya jelaskan ke Ayu mengapa
saya tidak bisa menerimanya. Di samping itu masih ada beberapa alasan lain.
Saya
takut tidak bisa mengemban amanah karena untuk bergerak di dunia nyata
keterbatasan saya amat besar. Acap kali saya harus tiba-tiba membatalkan rencana
ke luar rumah yang sudah saya susun jauh-jauh hari sebelumnya.
Hingga
suatu ketika, Ayu dan bu Indari mengirim pesan inbox. Kembali untuk meminta
saya memegang posisi korwil. Sudah kira-kira setahun posisi korwil tak ada yang
mengisi. Sayang juga. Secara logika masuk akal juga karena anggota IIDN Makassar terlama yang masih ada di Makassar dan cukup aktif di grup hanya saya.
Dan
satu alasan yang membuat saya akhirnya menerima dengan syarat adalah karena
saya sudah mengajak cukup banyak perempuan penyuka menulis untuk bergabung
dengan grup ini. Mungkin kira-kira ada 30-an orang. Sayang juga kalau akhirnya tak
ada kegiatan di grup ini sementara saya sudah menjebloskan banyak orang ke
dalamnya.
Syarat
menerimanya adalah, saya meminta bentuk presidium dalam kepengurusan.
Maksudnya, korwil Makassar dipegang oleh 3 orang yaitu saya, Nunu (Nur Sahadati
Amir), dan Uty (Phuji Astuty Lipi). Tapi untuk pembagian detail tugasnya sampai
sekarang belum ada karena organisasi ini masih baru, baru mulai bertugas
Desember 2013 lalu.
Tidak mudah ada di posisi korwil dengan keterbatasan gerak saya. Tapi ada satu hal yang ingin saya lakukan, menghidupkan grup IIDN Makassar ini secara online. Sayangnya belum semua anggota rajin mengecek kabar di wall grup. Berdasarkan pengalaman saya, menulis bisa dipelajari secara oline. Cocok sekali dengan grup ini yang memang sifatnya online.
Di
grup pusat ada materi-materi pembelajaran gratis yang bisa diakses kapan saja.
Ada pula kursus-kursus online berbayar
untuk meningkatkan pengetahuan akan skill
tertentu. Bergabung dengan grup ini amat meyakinkan kita bahwa belajar
menulis itu tak sulit asalkan memang punya keinginan kuat untuk bisa menulis dan
segera praktik menulis. Tanpa praktik, tidak ada gunanya.
Pertemuan
di dunia nyata (offline) hanya
pelengkap. Melengkapi kebutuhan kita sebagai makhluk sosial. Walau belajar
menulis bisa dilakukan sendiri, bertemu secara fisik pastinya menimbulkan kesan
tersendiri dan makin mengobarkan semangat belajar.
Tak
terasa tanggal 24 Mei ini usia IIDN sudah menginjak 4 tahun. Mudah-mudahan
pendirinya – bu Indari Mastuti senantiasa dianugerahi kesehatan agar terus bisa
mengawal segenap anggotanya untuk menjadi lebih berdaya dari rumah. Semoga teman-teman IIDN Makassar betah di grup ini, mari kita terus belajar bersama. Dan semoga
semua program yang telah disusun bisa berkesinambungan dan meraih lebih banyak
lagi perempuan Indonesia dalam berbagi manfaat melalui tulisan. Barakallah. Met milad ya.
Makassar, 24 Mei 2014
Keterangan:
Perempuan, baik yang sudah nikah maupun yang masih lajang. Bila Anda suka menulis yang minat gabung, silakan gabung dengan kami:
- https://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/ (grup pusat)
- https://www.facebook.com/groups/IIDNMakassar/ (grup Makassar)
Share :
Masa' gue ikut IIDN juga? Kan gak nyambung? Tapi moga Bu Mug tetep sukses nulisnya! Aamin ..,
ReplyDeleteWew yang ngajak gabung siapa? Wkwkwkw hobi kali ini komen gak nyambung :D
Deleteseneng bisa kumpul bareng ya, bun. dulu pas di semarang aku belum pernah kopdaran sama temen2 iidn semarang. hehe :D
ReplyDeleteIya Ila ... ooh Ila di mana sekarang?
Deletewah.. pengen ikutan IIDN juga.. tapi saya bisanya menikmati cerita.. :(
ReplyDeleteHehehe gpp Mak, gabung saja .. jadi silent reader saja dulu :)
Deletegrup IIDN Banten ada gak ya? *ehmalahnanya* hehe
ReplyDelete