Judul: Public Speaking Mastery, 16 Rahasia
Meningkatkan Kekayaan dan Melejitkan Karier dengan Teknik Public Speaking
Penulis: Ongky Hojanto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Waktu terbit: September 2013 (cetakan kedua)
ISBN: 978-979-22-9906-9
Ketebalan: 196 halaman
Ukuran: 20,5 cm x 14 cm
“If you want to to be a leader, you had better be able to communicate” Paul A. Argenti, Professor of Management and Corporate Communication Tuck School of Business at Dartmouth (halaman 21).
Tak bisa dipungkiri, komunikasi memang penting di
dunia ini. Kemampuan orang sering kali tergantung pada kemampuannya dalam
mengomunikasikan pendapat atau keadaannya.
Buku yang terdiri atas 17 bab ini mengupas soal public speaking dengan teramat apik. Diawali
dengan penjelasan mengenai gambaran sejarah public
speaking, jenis presentasi dan tantangan dalam melakukan presentasi, serta
pentingnya public speaking, dapat
meyakinkan pembaca mengenai kebutuhannya akan materi ini.
Maka melanjutkan membaca 16 rahasia meningkatkan
kekayaan dan melejitkan karier dengan public
speaking pada 16 bab berikutnya, akan dirasakan sebagai sebuah keharusan.
Mengartikan pemimpin (leader) dalam arti luas,
akan mengarahkan kita kepada pemahaman bahwa kemampuan public speaking diperlukan oleh banyak orang. Pemimpin, bukan hanya
pemimpin negara. Bisa jadi guru atau ketua kelas, sebagai pemimpin di kelas
(tergantung situasi), juga seseorang yang bertanggung jawab pada terlaksananya
sebuah kegiatan. Bahkan sejatinya, setiap diri kita adalah pemimpin. Seorang
ibu rumah tangga pun merupakan pemimpin bagi anak-anaknya. Bila tak memiliki
kemampuan komunikasi yang memadai, bagaimana seorang ibu rumah tangga bisa membina
kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual anak-anaknya dan membina rumah
tangga yang harmonis dengan suaminya?
Sebagai tambahan, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris,
Amerika, dan Kanada, kemampuan komunikasi lisan dan berargumentasi logis
merupakan dua dari 23 soft skill yang
amat dibutuhkan di dunia kerja. Public speaking sendiri mempunyai 2 pengertian: proses berbicara di depan umum dan
seni pengetahuan tentang komunikasi lisan yang efektif dengan pendengar (halaman
21).
Dirangkum dari pengalaman dan pengetahuan
penulisnya, hal-hal yang dibahas dalam buku ini amat menarik: mengenai cara menguasai
hal yang akan disampaikan, cara mengatasi rasa takut, cara menyenangkan
audiens, bagaimana mengetahui tipe-tipe audiens, bagaimana membuat pembawaan
materi terstruktur dan memukau, menyampaikan kata-kata yang menghipnosis,
bagaimana membuat audiens tertib dan interaktif, cara menjawab pertanyaan
sulit, cara mengatasi keadaan darurat, bagaimana berbusana yang menarik, teknik
showmanship, penataan tempat duduk, dan
teknik berbicara tanpa persiapan.
Penulis membahasnya dengan detil. Membacanya
berkali-kali sangat membantu meningkatkan kemampuan seseorang. Sebuah testimoni
yang tertera di sampul belakang buku ini, menyatakan: Saya sudah baca berkali-kali dan terapkan. Hasilnya amazing! Bahkan
saat ini alhamdulillah saya dibayar jutaan rupiah untuk mengisi training karena
membaca buku ini (Risman Aries, Makassar).
Contoh speech
diberikan dengan jelas. Seperti pada 10 teknik pembukaan yang powerful (halaman 80), contoh-contoh
yang diberikan bisa langsung diterapkan dengan mengubahnya sedikit saja.
Penulis memberikan akronim-akronim untuk
memudahkan pembaca menerapkan teknik-teknik yang dipaparkannya. Misalnya metode
REST, sebagai metode yang sangat efektif untuk menjawab pertanyaan audiens
(halaman 140):
- R à Respond directly (jawab segera dan jangan berputar-putar)
- E à Explain with an example (berikan jawaban beserta 1 contoh)
- S à Stop talking (berhenti bicara saat sudah menjawab pertanyaan, jangan pernah bertanya apakah penanya puas atau memahami jawaban anda)
- T à Take the next question (alihkan fokus ke pertanyaan berikut)
Ada 2 poin yang perlu diperbaiki dari buku ini
jika sekiranya dicetak ulang:
- Gambar yang kelihatannya amat bermakna di halaman 98 sebaiknya diberikan tambahan keterangan.
- Penggunaan istilah “metafora” pada halaman 61 tidak tepat. Penulis mengasumsikan metafora sebagai: ketika kita tidak memahami sesuatu, metafora memberikan jalanuntuk melihat hal yang tidak kita pahami itu ibarat sesuatu yang sudah kita pahami. Metafora membantu kita mengaitkan kalau X itu ibarat Y, dan kita memahami X, tiba-tiba saja kita memahami Y. Kalau itu asumsi penulis, maka yang dimaksud adalah ANALOGI, BUKAN METAFORA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metafora didefinisikan sebagai: pemakaian kata atau sekelompok kata bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan sebagai sebuah lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya: “tulang punggung” di kalimat “pemuda adalah tulang punggung negara”. Bukannya malah bisa jadi lebih sulit dimengerti dengan metafora?
Namun kekurangan-kekurangan di atas tidak
mengurangi kelebihan buku ini. Pesan utama yang ingin disampaikan buku ini
adalah pentingnya mempersiapkan diri dan materi yang akan dibawakan dan bahwa
percaya diri merupakan modal utama seorang pembicara tersurat amat kuat di
dalam buku ini. Siapa pun yang menyadari pentingnya komunikasi, perlu membaca
buku ini!
Makassar, 22 September 2014
Share :
Menurut pengalamnku public speaking tuh perlu latihan mbak. Dulu aku grogi banget kalau isi pengajian 5 orang ibu-ibu. Alhamdulillah seiring jam terbang semakin sering, semakin lancar. Tapi emang keterampilan bicara bukan hanya didepan orang sih. Keterampilan ini juga berguna saat negoisasi
ReplyDeleteJam terbang memang perlu untuk sebuah keterampilan. Public speaking juga termasuk keterampilan. Tapi perlu pengetahuan pendukungnya untuk bisa tampil lebih baik. ^_^
Deletekl public speaking katanya harus belajar beneran gitu mbk,maksudnya praktek beneran...aling suka kalo ada acara seminar,kl sesi tanya jawab,yang jawab ngasih contoh.^^
ReplyDeletebiasanya nderek duluan kalau praktek wkwkkw
DeleteBenar Mbak Hanna. Nah kita bisa latihan di acara2 kayak gitu, menjadi penanya.
DeleteMau gak mau kudu praktik Mbak Nunu ... aih tapi kalo Mbak Nunu mah sudah sering kan tampil di depan umum? ;)
DeleteAda versi gratisnya gak y Juragan??? Saya demen banget neh kalo dikasih gratisss hehe...
ReplyDeleteSalam dari Pulau Dollar
Saya saa minjam punya teman, Mas hehehe.
DeleteOya ada web site-nya Mas: www.belajarpublicspeaking.com
Deletehi hi jiper duluan kalo disrh ngomong
ReplyDeleteJujur, saya juga hehehe
DeletePengen beliiii. Aku jadi penasaran.
ReplyDeleteBtw bener kata HM Zwan, mesti ada contohnya gitu :)
wkwkwk..aku tuh paling ga bisa ngomong di depan umum.
ReplyDeletelebih seneng di balik layar aja deh..
tapi seiring dengan jam terbang dan pengalaman juga kebutuhan lama kelamaan ngikootin bisa juga :v
mungkin bisa dipake untuk PDKT sama cewek :p
ReplyDeletebicara di depan orang (audience), suara mendadak serak-serak dan seakan-akan kata-kata jadi berkurang. Sangat setuju jika utk bicara di depan umum/publik perlu srg latihan *setidaknya ini bagi saya pribadi*
ReplyDeletemakasih gan infonya dan salam sukses selalu
ReplyDeletemakasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDelete