FTUH, dari lantai 3 (difoto April 2014) |
Gedung rektorat Sumber gambar: a.tuwo.tripod.com |
- Inisiatif
- Etika/integritas
- Berpikir kritis
- Kemauan belajar
- Komitmen
- Motivasi
- Bersemangat
- Dapat diandalkan
- Komunikasi lisan
- Kreatif
- Kemampuan analitis
- Dapat mengatasi stres
- Manajemen diri
- Kemampuan menyelesaikan masalah/persoalan
- Dapat meringkas
- Dapat bekerja sama
- Fleksibel
- Mampu bekerja dalam tim
- Mandiri
- Mendengarkan
- Tangguh
- Berargumentasi logis
- Manajemen waktu
Foto-foto kegiatan Program Pengembangan Diri dalam album kenangan |
Lalu bagaimana caranya mendapatkannya? Dari
pengalaman, tentunya. Saya beruntung mulai mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh ketika kuliah di FT UNHAS. Eh, tapi saya bukan mendapatkannya
melalui kuliah lho, saya mendapatkannya melalui berbagai kegiatan ketika aktif
di Himpunan Mahasiswa Elektro.
Saya menyebutnya sebagai proses pengembangan
diri. Waktu itu saya suka mengikuti diskusi. Walau kadang-kadang tidak mengerti
materi yang dibahas, saya suka memperhatikan cara para senior/kawan berargumen.
Saya mencoba mencari tahu bagaimana orang-orang bisa sepercaya diri mereka
berbicara di depan forum sembari bertanya-tanya apa yang membuat mereka
sedemikian percaya diri, apakah karena mereka yakin dengan dasar pemikiran yang
mereka gunakan ataukah mereka asal ceplos saja, hanya berbekal keberanian
semata? Lalu bagaimana mencari dasar pemikiran yang kuat?
Bangku itu sudah ada di situ sejak saya kuliah, sekarang masih ada (di jurusan Elektro FTUH) |
Yang membuat saya separah itu selain karena tak
terbiasa mengeluarkan pendapat dengan bebas sejak kecil, yaitu: saya takut
salah bicara dan takut argumen saya kurang kuat sehingga mudah dipatahkan.
UNHAS sekarang rimbun dan segar |
Terbiasa menggunakan logika, kreatif, dan aktif
dalam berkegiatan menjadi makin menyenangkan. Saya makin tertarik pada
kegiatan-kegiatan pengembangan diri. Saya belajar dalam sebuah organisasi ada
pengkaderan, di antaranya untuk mewariskan budaya organisasi dan
pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat.
Foto kenangan bina akrab (salah satu program pengembangan diri) angkatan 94 |
Saya belajar berbicara di depan forum melalui
kegiatan Program Pengembangan Diri (PPD)
Paket A yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru (maba). Berbagai materi kami
siapkan untuk para maba. Materi ini mencakup pengetahuan-pengetahuan di luar
materi kuliah, seperti kepemimpinan dan teknik negosiasi dan diplomasi. Saya
sering kebagian tugas menyampaikan materi pembukuan dan administrasi. Pernah
pula saya mendapat tugas membawa materi berpikir kreatif dan psikologi populer.
Kami serius mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan
materi yang akan kami bawakan. Saya sampai membeli buku-buku administrasi,
persuratan, pembukuan, dan psikologi.
Saya belajar dari para senior bagaimana merancang
kegiatan seperti seminar dan PPD. Berkali-kali saya menjadi panitia seminar dan
menerapkan langkah membuat skenario acara. Juga terlibat dalam pembuatan term of reference untuk
kegiatan-kegiatan pengkaderan.
Saya terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan mulai
sejak masuk kuliah (tahun 1992) sampai lulus kuliah (tahun 1997). Setelah wisuda
saya sempat mengisi materi Program Pengembangan Diri untuk angkatan 1997.
Bahkan setelah menikah, saya pernah satu kali memberikan materi psikologi
populer sekisar tahun 2002 – 2003.
Fakultas Teknik, dari area parkir |
Antara internal HME dan DMME/BMME juga punya
aturan tersendiri dalam berhubungan dengan organisasi kemahasiswaan di lingkup
fakultas, universitas, hingga lintas universitas. Seperti layaknya pengaturan
dalam sebuah negara kecil.
Makin lama, saya semakin tertarik dengan topik
pengembangan diri, psikologi populer, dan pendidikan praktis. Hingga kini saya
masih tertarik dengan topik-topik tersebut. Saya jadi makin jauh saja dari
pendidikan S1 saya. Tapi itulah kini berkahnya bagi saya. Kesukaan saya itu menjadi warna dalam
tulisan-tulisan saya kini dan saya yakini sebagai penyumbang terbesar pada gaya menulis saya. Di samping itu,
juga menjadi bekal pengetahuan saya dalam menghadapi berbagai permasalah dalam
rimba belantara kehidupan ini.
Makassar, 19 September 2014
[1] Dikutip dari buku Public Speaking
Mastery yang ditulis oleh Ongky Hojanto, diterbitkan oleh GPU, halaman 18 - 19
[2] Ibid, halaman 21
Catatan:
- Terima kasih kepada senior, yunior, dan kawan-kawan di jurusan Elektro FTUH. Saya belajar banyak dari kalian.
- Khusus urusan public speaking, setiap saat saya seperti te-reset, gagap kalau harus kembali berbicara di depan orang banyak hehehe.
Tulisan
ini diikutkan GA Sekolah
Impian
Share :
sukses mbak mugniar GA nya
ReplyDeleteMakasih Mbak Nu .. sukses juga buat Mbak Nunu ya
Deleteya ampun,berarti bangku itu bersejarah sekali ya mbk hehe
ReplyDeleteSangat :))
DeleteSaya waktu kuliah sama sekali nggak ikut berorganisasi apa-apa Mbak. Saya ambil FKIP, sudah passion saya buat mengajar, jadi berdiri di depan orang banyak, sudah terasah di situ hehehe...
ReplyDeleteGutlak yah Mbak buat GA nya :)
Di organisasi, saya belajar bukan hanya ttg berbicara di depan orang banyak, Mbak. ternyata ke-23 soft skill yang saya tulis di atas (yang berdasarkan penelitian itu) bisa dipelajari dari organisasi :)
DeleteGutlak juga buat Mbak Oci :)
Tapi sayang kanda. Kondisi birokrasi di FT UH sekarang terlalu kejam :( mahasiswa seperti di tuntut penuh untuk akademik. Mengikuti senior di tamalanrea seperti momok yang menakutkan.
ReplyDeleteWaah ada yunior yang sampai ke rumah maya saya. makasih ya sudah membaca.
DeleteSaya tak tahu kondisi HME sekarang. Tapi dulu sering juga ada konflik dengan pemegang wewenang birokrasi. Biasanya yang turun tangan adalah mereka-mereka yang punya kemampuan negosiasi bagus. Biasanya sih karena perbedaan sudut pandang.
Mudah2an adik2 tetap belajar khusus untuk mengasah soft skill ya :))
Saya kuliah tidak lulus :p
ReplyDeleteTidak masalah, yang penting tdk berhenti belajar. Banyak juga sarjana yang "tidak pernah belajar", ndableknya sama kayak anak kecil :))
Deleteemang aktif berorganisasi adalah bagian dari 'sekolah' kehidupan ya mak. sukses GAnya
ReplyDeleteBenar Mak Ida ... sukses juga buat Mak Ida ^^
DeleteSoft skill yang NIar sebutkan diatas memang sangat penting sekali ...
ReplyDeletedi dalam dunia pekerjaan ini disebut sebagai "kompetensi"
satu dua tahun yang lalu ... ketika saya masih bekerja di suatu perusahaan ... pekerjaan saya ya mengurusi pengembangan soft skill atau kompetensi dari para karyawan ...
dan ini semua bisa dilakukan bukan dengan training di dalam kelas ... tetapi melalui pengembangan langsung di lapangan di bawah supervisi atasannya ... Jadi jika ada karyawan yang kurang kompetensinya ... sedikit banyak yang ditanya adalah atasannya ...
Salam saya Niar
(19/9 : 15)
Iya Om, dalam proses penyeleksian pegawai, yang banyak dinilai adalah kompetensi calon pegawai. Sy pernah mengikuti kegiatan semacam training untuk menilai kompetensi calon pegawai. Dan memang, yang dominan bukannya hard skill tapi soft skill ...
DeleteMakasih sudah berkunjung, Om. Senang sekali dikunjungi oleh seorang trainer ... :)
Pengalaman yang sangat menarik. Saya ingat pernah jadi fasilitator & instruktur dalam PPD FT-UH (eh..siapa tahu Niar pernah jadi salah satu peserta dimana saya aktif didalamnya). Senang sekali program ini memberikan manfaat bagi pengembangan diri di Masa Depan
ReplyDeleteMungkin waktu PPD-nya angkatan setelah saya, Kak. Alhamdulillah kalau bagi saya, bermanfaat sekali. Entah dengan teman2 lainnya :)
Deletesemoga sukses GA nya mak
ReplyDeleteiya, soft skill memang penting. tidak hanya akademik saja
Aamiin .. sukses juga buat Mak Lathifah ya :)
Deletepengembangan diri kini sangat diperlukan terutama bagi generasi penerus kita yang masih kecil agar semakin berani, kreatif dan iinovatif, semoga sukses terus
ReplyDelete