Pengalaman pertama selalu mendebarkan. Tetapi ia harus dilewati untuk meyakinkan diri apakah kita mampu atau tidak. Jangan dihindari karena kalau dihindari, kita pasti tak akan pernah mampu.
“Bunda
.. kalau nanti ada jadwal dan diminta untuk jadi narsum .. mau kan?? No HP-nya
dong, Bunda!” begitu bunya pesan inbox dari Riri – sapaan akrab Indah Febriany
pada tanggal 30 Mei 2014.
“Acara
apa itu? Kalo temanya kira-kira masih dalam bidang saya, sepertinya bisa. Itu kalau
tidak bentrok dengan hal lain,” saya membalasnya.
“Tentang
IIDN koq, Bunda. Nanti saya hubungi kalau sudah ada jadwalnya,” ujar Riri.
Sumber: akun Twitter Kompas TV Makassar |
Saya
menyanggupinya walau deg-degan karena belum pernah diwawancarai oleh stasiun
televisi sebagai nara sumber sebelumnya. Sesaat terlintas pengalaman memalukan
saat diwawancarai sebagai – istilah saya – sebagai “pemeran figuran”, saat
Erlina Ayu korwil IIDN Makassar pertama diwawancarai oleh sebuah stasiun TV
lokal lain di tahun sebelumnya. Kejadian memalukan itu pernah saya tuliskan pada
tulisan berjudul Reporter
Bikin Demam Panggung. Mudah-mudahan saja saya tidak mengulangi kekonyolan
saat itu.
Pada
tanggal 3 Juni, Riri meminta saya mengirimkan tentang profil IIDN Makassar. Oya,
Riri menghubungi saya karena saya yang memegang peranan sebagai ketua presidium
korwil IIDN Makassar sejak tahun lalu hingga saat ini (karena saya tak mau
sendirian menjabat sebagai korwil hehehe). Profil IIDN akan diberikannya kepada
produser yang menangani acara yang menampilkan komunitas di Makassar. Riri yang
juga bergabung dengan IIDN Makassar ini merupakan karyawati di Kompas TV
Makassar.
Setelah
itu tak ada kabar lagi hingga tiba-tiba pada hari Ahad siang, tanggal 8 Juni Pak
Hendra – yang memproduseri acara I Love Makassar menelepon saya. Pada salah
satu segmen acara inilah wawancara itu akan berlangsung.
“Bisa
hadir besok siang untuk wawancara live?
Ajak teman-teman komunitasnya juga, sekitar lima belas orang. Nanti ibu yang
diwawancarai. Mungkin ada satu atau dua orang temannya yang akan dimintai
pendapatnya nanti,” Pak Hendra menyampaikan maksudnya menelepon saya.
Waduh! Besok? Live? Bisakah ditunda
dan siarannya merupakan siaran tunda? Saya kan orangnya penggugup. Saya suka
nge-blank bahkan kalau berbicara dengan satu orang tanpa kamera memelototi
wajah saya. Bagaimana ini?
Ingiiiiiiiiiiiiiiin
sekali menolak permintaannya. Tapi saya sadar tak boleh gegabah. Menolak bisa
berarti tidak akan sama sekali. Kesempatan diwawancarai di televisi itu
kesempatan langka. Tak semua komunitas di Makassar mendapatkan tawaran untuk
itu. Dan saya, sebagai pengambil keputusan tak boleh gegabah. Saya tak boleh
hanya memikirkan diri sendiri. Saya harus mempertimbangkan kemajuan komunitas.
Tampil di televisi akan menyebabkan komunitas kami makin dikenal luas. Akal
sehat saya memerintahkan: “Iyakan tawaran itu. Sanggupi!”
Berfoto bersama host Kompas TV Makassar |
Saya
menguat-nguatkan diri dengan menyanggupi apa yang dikatakan Pak Hendra.
Beberapa kawan mengatakan, “Bisakah ditunda?” Saya menjelaskan kepada mereka
bahwa kesempatan seperti ini tak datang dua kali. Kalau meminta ditunda itu
berarti menolak dan kesempatan itu tidak akan datang lagi. Secara tidak
langsung penolakan kan menunjukkan ketidaklayakan kami untuk diekspos?
Tantangan
ini terasa amat berat. Saya punya waktu kurang dari dua puluh empat jam untuk
menghubungi kawan-kawan sekomunitas. Untungnya ada Nunu yang membantu
menghubungi kawan-kawan. Saya fokus pada persiapan menghadapi pertanyaan besok.
Bu
Indari Mastuti – pendiri IIDN yang anggotanya sudah belasan ribu orang,
tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan di seluruh dunia saya hubungi. Saya bertanya
padanya apa yang harus saya persiapkan. Bu Indari memberikan arahan dan
menyemangati saya. Sepanjang malam itu, saya mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Saya
bersyukur sekali, pada esok harinya sekisar 15 orang kawan IIDN Makassar hadir
di studio shooting I Love Makassar –
di sebuah hotel di daerah Panakukang. Beberapa dari mereka membawa buku-buku
yang mematri karya mereka di dalamnya. Buku-buku kami akan digabungkan dan
diperlihatkan kepada pemirsa nantinya. Membuktikan bahwa walaupun beberapa dari
kami merupakan ibu rumah tangga rumahan, kami juga bisa berkarya dan bermanfaat
bagi banyak orang.
Datang ke lokasi shooting lebih awal agak mengurangi kegugupan. Karyawan tivi masih mengangkut-angkut peralatan mereka ketika kami berdatangan. Jantung yang berlompat-lompatan dari tadi, berusaha saya redam
dengan dzikir. Saya mengingat saat-saat di mana saya bisa berbicara di depan
banyak orang.
Sumber foto: Ida Basarang |
“Saya
pernah berbicara di depan 20 – 50 orang. Saya bisa. Saya hanya harus terus
meningkatkan kepercayaan diri. Nama baik IIDN Makassar ada di tangan saya
sekarang. Saya tidak punya pilihan lain, selain bahwa saya tidak boleh tampil
konyol saat wawancara!” saya menyugesti diri sendiri.
Saya
hanya punya gambaran kasar, kira-kira pertanyaan seperti apa yang akan
diberikan oleh host acara I Love
Makassar. Mudah-mudahan saja saya bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dan tidak tiba-tiba nge-blank.
Waktu
mendebarkan itu pun tiba. Didahului pembacaan berita terkini tentang Kota
Makassar, saya masih punya waktu untuk terus meningkatkan rasa percaya diri. Do’a
andalan pun saya baca – Do’a Nabi Musa. Saya pernah mendengar orang yang
mengatakan tak percaya dengan do’a. Tapi saya yakin akan kekuatan do'a. Setiap akan berhadapan
dengan orang dalam sebuah forum, do’a ini saya lantunkan. Dan menurut saya,
berdo’a membantu saya menjadi lebih tenang.
Dengan
percaya diri, saya duduk di dekat dua orang host,
laki-laki dan perempuan. Mereka terlihat begitu “berkilau” dibandingkan saya yang
hanya menggunakan bedak seadanya. Di awal-awal wawancara, saya masih merasa
tersendat-sendat karena gugup. Hampir pula nge-blank.
Untungnya setelah 5 menit, saya bisa menjawab semua pertanyaan dengan lancar
jaya dan komplit. Saya menceritakan sejarah IIDN dan IIDN Makassar,
kegiatan-kegiatan kami, karya-karya kami, dan lain-lain. Alhamdulillah. Saya tidak akan
pernah tahu saya mampu atau tidak kalau saya tidak menyanggupi kesempatan ini. Pengalaman ini merupakan satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya.
Makassar 30 Desember 2014
Share :
keren, Mak...
ReplyDeleteSaya malu dibilang keren Mak Dewi .... tapi terima kasih banyak :)
DeleteKox gak ajakin saya yah?
DeleteKalau mau ikut harus pake jilbab atau konde, Mas. Mau?
DeleteKalo mau nanti saya ajak deh ^_^
kalo saya, mungkin tangan juga jadi ikut dingin berkeringat.
ReplyDeletebetewe mak Niar keren.... :)
Hihiy berkeringat juga Mak ... tapi kalo percaya dirinya naik, dinginnya berkurang
DeleteHe...he... teknik anchor dari public speaking sangat berguna loh
ReplyDeleteIni bulan Juni Kak Heru, sebelum ikutan PS Seminar itu. Tapi setelah ikut seminar, itu yang saya ingat. Tapi waktu wawancara yang ini, saya mengingat pengalaman saat pernah berbicara di depan orang banyak :)
DeleteMakasih dah mampir Kak :)
wah mak Niar kereen...
ReplyDeleteMak Kani juga keren ... makasih sudah membaca ya Mak :)
Deletemak mugniar keren banget ya, eh wajahnya mak masih unyu2 ternyata :)
ReplyDeleteTrik kamera (HP) itu, Mak Dwi *eh* :D
DeleteKeren Niar... keren pake banget
ReplyDeleteWaah makasih Mbak Ade yang selalu keren di mata saya :)
Delete1 kata mak.... KEREN!!!
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Susi. Mbak Susi pun selalu keren dengan kreasi flanel nya, bagi saya :)
Deletekereeen mbak. selamat ya
ReplyDeleteTerima kaslh Mbak Lidya
DeleteWuih, hebat Mak udah masuk tivi.
ReplyDeleteBerkah ngeblog dan berkomunitas, Mak :)
DeleteSetuju sama sikapnya mbak Niar... Kesempatan harus dimanfaatkan ya mbak... Semoga banyak lagi kesempatan bagus ke depan ya mbak.. kerennnn ^^d
ReplyDeleteAamiin .. makasih Mbak Nufus :)
DeletePengalaman pertama tapi dilalui dengan keren oleh Kak Niar :)
ReplyDeletePadahal tegangnya luar biasa, Diyah hehehe
Deletehehe, saya juga bakal gugup kalau tiba2 begitu. kayak mimpi yaaa... alhamdulillah lancar semua^^
ReplyDeleteBenar Tha, kayak mimpi yang harus segera dituntaskan :))
DeleteBerkah do'a, Pak. Terima kasih sudah mampir :)
ReplyDeletepengalaman adalah sesuatu yang sangat berharga... keren mbak bisa masuk TV!
ReplyDeleteTermasuk harta yangtak ternilai karena "dibeli" dengan umur, Mas :)
DeletePokoknya keren banget deh mbak niar.....
ReplyDeleteTerima kasih Pak Edi
DeleteKereeennn mbkkk..
ReplyDeleteMakasih Noorma ^^
Deletewaw!! luar biasa..
ReplyDeletepengen liat siarannya, ada di yutub ga yah??
Belum di-upload Mas. Masih dicarikan rekamannya di stasiun tivinya :)
DeleteMantaap... kereen..!! Semoga bisa menginspirasi para ibu rumah tangga ya mbak..
ReplyDeleteSemoga. Ibu rumah tangga ternyata bisa melakukan banyak hal, dari rumah saja ^_^
DeleteWiiii ini yang tidak sempat saya tonton waktu itu. Waah saya mau liat.
ReplyDeleteMudah2an ada yang bisa bantu uploadkan di Youtube, Rin ...
DeleteTuh kan banyak yang bilang keren... saya bilang apa dong ya ini biar anti mainstream? hihi
ReplyDeletealhamdulillah ya mbak... bertambah lagi pengalaman menariknya :)
selamat berlibur! Yeeey.. salam untuk keluarga :)
Bilang keren juga gpp koq Pita hihihi *geer*
DeleteAlhamdulillah ... makasih yaa :)
Keren mak, gak mudah berbicara dgn sorotan kamera ya :)
ReplyDeleteTidak mudah Mak. Sy pernah mendampingi korwil yang dulu, wawancara radio .... gugupnya pun minta ampun hehehe
Deleteuwaaa...keren banget mbak,akhirnya sukses juga ya..seneng deh bacanya,di youtube ada nggak mbak??
ReplyDeleteBaru mau di-uploadkan sama teman, Mbak Han :)
DeleteBuka lapi, akhirnya bisa komen di sini :)
ReplyDeleteMbak Niar, kalau saya lebih nyaman ngomong di depan kamera untuk live TV dari pada buat rekaman :D hehehe
Kalau boleh memilih Naz, saya lebih suka menjawabnya dengan tulisan hahaha *jangan ditiru* ... saya itu introvert sekali makanya harus ekstra berusaha keras untuk bisa melakukan yang seperti ini. Dan ternyata memang bisa sih kalau kita berusaha :)
DeleteEnak, bisa masuk tivi...
ReplyDeletePengalaman baru :))
DeleteMantaapp
ReplyDeleteMakasih :)
DeleteKamu tidak akan mengerti betapa istimewanya arti air mata sebelum kamu benar-benar membiarkannya keluar dari pelupuk matamu dan meleleh di pipimu . .
ReplyDeleteKeren. Komen ini cocok di sini tapi tidak cocok di tulisan saya yang setelah ini .... tapi ... kreatif (Y)
DeleteWah, keren sekali ya mak mugniar masuk TV :) Semoga di tahun 2015 semakin sering lagi ya mak masuk TV nya ;)
ReplyDeleteBtw, makasih udah ikutan giveaway di blogku ya mak ^_^
keren sampe masuk tv...
ReplyDelete