Ada kisah dari seseorang,
sebut saja namanya Soni yang dulu pernah terlibat sebagai distributor sebuah
perusahaan MLM bersama seorang kerabatnya bernama Alam (nama samaran). Mulanya
mereka berdua merupakan mitra kerja yang cocok. Karena satu dan lain hal, Alam
memutuskan mundur dan kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai PNS.
Setelah itu Soni dan Alam
masih sesekali bertemu pada pertemuan keluarga. Soni masih suka menceritakan
bila ada produk atau program baru, kalau-kalau saja Alam berniat untuk ber-MLM
kembali. Ia hanya sekadar bercerita, tidak memaksa Alam untuk masuk kembali.
Sayangnya percakapan mereka dianggap ancaman oleh Alam. Ia pun menjauhi Soni
dan berusaha untuk tidak bertemu lagi. Hal ini didengar Soni dari seorang
kerabat lainnya. Membuat perasaan Soni tak enak. Andai saja Alam berterus
terang saja padanya dengan mengatakan tak ingin mendengar lagi cerita tentang
MLM sampai kapan pun, dia pasti tidak mengatakan apa-apa lagi tentang MLM.
Di MLM yang produknya
kebanyakan berupa makanan kesehatan yang terbuat dari bahan herbal itu, begitu
pun di MLM-MLM lain, distributornya diajarkan untuk gigih. Penolakan bagi
mereka adalah penolakan ide, bukannya penolakan pribadi. Tetapi bukan berarti semua orang MLM lantas tak
berperasaan karena penolakan yang baik tentunya akan mereka terima dengan hati
lapang, tidak perlu memutus jalinan yang sudah terbangun.
Sumber gambar: http://tips-cara.info/ |
Bagi sebagian orang,
aktif ber-MLM merupakan tambang emas. Kemampuan memimpin mereka dilatih. Pengetahuan
mereka tentang produk terus dikembangkan. Tak jarang mereka mendapatkan banyak
testimoni tentang produk yang dijual. Maka tak heran bila kemudian penghasilan
mengalir ke dalam pundi-pundi mereka.
Hampir 3 dekade ini,
herbal menjadi tren dalam dunia kesehatan di Indonesia. Cerita bahwa ada yang
berhasil sembuh dari penyakit beratnya setelah mengonsumsi produk herbal bukan
lagi cerita yang aneh di zaman ini. Seorang kerabat kami yang akrab disapa
Nenek Ibu (78 tahun) oleh cucu-cucunya pernah tersiram air mendidih pada wajah
hingga bagian atas tubuhnya. Kulitnya berhasil mulus kembali bahkan tampak
lebih muda setelah tiap hari disemprot dengan cairan yang berisi ekstrak
klorofil tumbuhan alfalfa.
Saat ekstrak klorofil ini
dikonsumsi oleh saya dan keluarga, kesehatan kami terjaga cukup baik. Bila ada
yang menderita flu dan sariawan, bisa cepat sembuhnya.
Saya pun pernah merasakan
efek mengonsumsi produk berbentuk tablet berwarna hijau yang berasal dari
sejenis ganggang. Awalnya untuk menjaga kesehatan saat hamil anak pertama,
ternyata sakit maag yang sudah saya derita selama bertahun-tahun jadi sembuh.
Sewaktu anak-anak saya
masih bayi, ruam-ruam pada kulit mereka teratasi dengan sebuah salep berbahan
dasar tanaman langka dari Cina. Salep itu aman digunakan untuk bayi hingga
orang dewasa, untuk segala masalah kulit, mulai dari lebam, luka tertusuk,
tersiram air panas, hingga untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan kulit wajah.
Saat saya rutin mengenakannya, kawan-kawan mengatakan wajah saya terlihat lebih
putih dan bersih.
Banyak MLM memilih produk
herbal sebagai jualan mereka. Sejak kira-kira 30 tahun yang lalu, satu per satu
MLM berkembang di Indonesia dan menjadi tren. Dari segi bisnis, tentunya ini
menguntungkan pihak perusahaan dan distributornya. Keuntungan besar yang mereka
peroleh bukan dari uang masuk member baru,
melainkan dari pemotongan cost dalam
beberapa hal. Cost iklan yang
biasanya cukup besar harus dikeluarkan oleh perusahaan konvensional, tidak
perlu dikeluarkan oleh perusahaan MLM.
Perusahaan-perusahaan MLM
juga tidak perlu mengeluarkan biaya distribusi sebanyak perusahaan konvensional
karena jalur distribusi yang ditempuh produsen hingga ke distributor (member MLM), sebelum sampai ke konsumen
pendek saja: produsen – distibutor (member MLM) à konsumen.
Berbeda dengan perusahaan konvensional yang jalur distribusinya bisa berupa:
produsen – pedagang besar/agen – pengecer – konsumen atau bahkan, berupa: produsen
– agen – pedagang besar – pengecer – konsumen.
Masalahnya, tren ini
kemudian diikuti oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan mendirikan
perusahaan berkedok MLM tetapi pada faktanya merupakan money game. Akibatnya, banyak orang yang kemudian menjadi antipati
dengan MLM. Mereka menyamaratakan bisnis money
game itu dengan MLM.
Perusahaan MLM yang murni
MLM, tidak akan mencederai reputasi mereka. Selain produk yang mereka jual –
beberapa sudah saya ceritakan di atas – berkualitas bagus, mereka tidak akan
melakukan kecurangan dalam menggaet member.
Namun ada kalanya ada “oknum” member
yang tidak menjalankan tugas mereka dengan baik, misalnya saja melakukan over claimed – yaitu secara berlebihan
menyebutkan kelebihan produk yang tengah dijualnya.
Untuk lebih berhati-hati,
berikut ada 6 tip yang bisa dijadikan pertimbangan ketika memilih produk herbal
yang ditawarakan perusahaan MLM:
1. Proses pengujiannya tak main-main.
Sebuah produk yang
diklaim berkualitas selayaknya sudah menjalani uji laboratorium berkali-kali
hingga layak dikonsumsi dan menyandang predikat "berkualitas”. Misalnya
ada produk yang menjalani poses uji laboratorium sebanyak 300 kali dan tidak
ada kegagalan dalam proses yang dilaluinya. Pelajari sejarah perusahan, cari
tahu apakah mereka meneliti dengan baik atau tidak produk-produk yang
ditawarkan.
2. Proses produksinya tidak main-main.
Ada perusahaan-perusahaan
yang mencantumkan proses produksi yang menggunakan teknologi tinggi atau mesin
tercanggih pada profil mereka. Walaupun memproses bahan alami, mereka
menggunakan teknologi terkini untuk menjaga komposisi bahan tersebut tetap
dalam kondisi baik. Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam berbisnis.
Atau bisa juga, dalam
proses produksi, perusahaan-perusahaan tersebut menempatkan pabriknya dekat
dengan area budi daya bahan yang digunakan agar bahan bisa langsung diproses
sesegera mungkin sehingga kesegaran bahan bakunya terjaga.
3. Izin badan POM negara produsen dan Indonesia.
Periksa izin dari badan
POM. Misalnya bila perusahaan berasal dari Amerika Serikat, pastikan bila
perusahaan tersebut mengantongi izin dari FDA dan juga dari badan POM
Indonesia.
4. Perusahaan MLM tersebut merupakan anggota APLI
Perusahaan MLM yang
bertanggung jawab selayaknya juga mengantongi sertifikat dari APLI (Asosiasi
Penjual Langsung Indonesia), periksa mengenai hal ini.
5. Penghargaan yang diperoleh
Periksa
penghargaan-penghargaan yang pernah diterima dalam skala nasional dan
internasional. Adanya informasi mengenai hal ini, tentunya makin meyakinkan
calon konsumen untuk membeli produknya.
6. Testimoni yang meyakinkan.
Periksa testimoni para
konsumennya dan baca baik-baik kandungannya, apakah benar-benar berbahan alami
atau tidak.
Makassar, 6 Februari 2015
Bersambung
Catatan:
Awalnya tulisan ini hendak diikutkan lomba menulis di website Bisnis Indonesia tetapi gagal diikutkan karena setelah usaha mendaftar berkali-kali gagal, saya kelupaan hingga batas waktu pengiriman tulisan lewat sehari. Tulisan asalnya lebih dari 1000 kata (saya beri judul Ketika Produk Herbal dan MLM Bertalian Erat), dipecah dua ke dalam blog ini. Tulisan yang ini bagian pertamanya. Semoga bermanfaat :)
Share :
makasih sharenya mak. sy dan suami juga sejak 2008 an jadi member sebuah MLM produk herbal, kebanyakan sih buat konsumsi sendiri :)
ReplyDeleteBagus Mbak. Kalaupun bisa dijual juga asyik ya :)
Deleteaduh kayaknya sy susah percaya sama MLM
ReplyDeleteOrang harus meneliti dulu sebelum percaya atau tidak percaya, Aida.
DeleteAda yang namanya money game, yang pakai sistem money game sering berkedok MLM. Itu gunanya kita belajar, utk bisa mempelajri mana yang palsu dan mana yang tidak. Kalau yang benar, tidak akan merusak reputasinya sendiri. Dan saya tahu banyak MLM yang menjaga reputasinya :)
Herbal kini memang jadi alternatif yang mulai digemari, saya juga pakai herbal neh...
ReplyDeleteLebih aman ya Mas :)
Deletembak ipar saya yang jadi member MLM herbal tapi buat konsumsi sendiri^^
ReplyDeleteBagus Mbak, utk menjaga kesehatan
DeleteMLM yg lebih mengandalkan jaringan dr pd produk aku benci banget. Kalo yg mmg produknya bagus, hanya cara penawaran via MLM aku beli sih...
ReplyDeleteDulu saya juga ikutan MLM buat konsumsi sendiri. Tapi sekarang sudah tidak lagi.
ReplyDeletesayapun pelaku MLM nih mak :)
ReplyDeleteDetail bgt mbaa tulisannya kereen. Tp ada mlm obat2an yg skrg jd bhn olok2 d sosmed y mba
ReplyDeleteTfs ya mak, kalai ada yg nawarin daku bisa ceki ceki deh
ReplyDeleteNah, ini mak, sy masih krg percaya sama MLM.
ReplyDeleteKlo herbal, sy dan suami lbh suka thibbun nabawi.