Beberapa hari yang lalu saya posting tulisan tentang kegiatan Amazing Muslimah – Hug and Give yang saya hadiri bersama teman-teman IIDN Makassar (baca di
sini). Acara ini diinisiasi oleh Peggy Melati Sukma dan sudah berlangsung
di beberapa kota di Indonesia dan di beberapa negara lain.
Acara yang berlangsung tanggal 1 Maret itu baru bisa
saya kerjakan reportasenya beberapa hari ini karena berbagai kendala.
Mudah-mudahan besok-besok bisa lebih lancar lagi saya ngeblognya.
Di postingan ini
saya mau menuliskan beberapa hal yang tercecer, yang belum saya tuliskan di
tulisan terdahulu.
***
Dompet Dhuafa
adalah salah satu sponsor Amazing Muslimah. Amazing Muslimah ke depannya akan
membuat pelatihan baca al-Qur’an dengan metode cepat secara gratis di Makassar.
Kota-kota lain sudah ada yang lebih dulu melaksanakannya.
Selain Amazing Muslimah, Dompet Dhuafa punya
kegiatan-kegiatan lain. Salah satunya sudah pernah saya posting di blog ini, yaitu kegiatan Dongeng Sedekah-nya Kak Heru –
pendongeng Makassar.
Ada juga TfT (Training
for Teacher) di 24 kabupaten di Sulawesi Selatan, ada pula yang namanya SMT
(School of Master Teacher) selama 3
bulan untuk guru-guru PNS/non honorer/kontrak. Dalam bidang sosial lainnya ada
pemberian pinjaman tanpa bunga.
Wow, keren-keren ya kegiatannya. Semoga Dompet Dhuafa
bisa terus eksis melaksanakannya dan semakin banyak menebar manfaat untuk
sesama.
Setelah kata Ibu Kartini, S.Pd dari Dompet Dhuafa menyampaikan
hal-hal yang terkait dengan Dompet Dhuafa, masuklah sesi materi yang dibawakan
oleh Ibu Kurniati Zainuddin (psikolog) dan Ibu Zakiah (pengusaha Bakso Qolbu).
Keduanya tampil dengan memukau.
Ibu Kurniati mengatakan bahwa para psikolog susah
mendefinisikan wanita karena wanita susah ditebak. Kalau malu atau marah,
wajahnya sama-sama memerahnya. Kalau bahagia ataupun sedih, juga reaksinya
sama: menangis.
Wanit cenderung tidak terus terang menyampaikan apa
yang diinginkannya. Ibu Kurniati memberi contoh sepasang suami istri yang
bertengkar di atas mobil mereka yang sedang melaju.
“Turunkan Saya di depan!” seru sang istri marah.
Tak lama kemudian sang suami melambatkan laju mobilnya
dan benar-benar menghentikan kendaraannya lalu mempersilakan istrinya untuk
turun. Mendapat reaksi demikian, si istri malah marah lagi, “Kenapa Kamu
turunkan Saya di sini??”
Naaah, pada ibu merasa tak dengan yang seperti ini?
Jujur, saya mengakuinya dalam hati tapi dalam menghadapi suami, saya belajar
untuk berterus terang, yaitu dengan mengatakan apa keadaan sebenarnya. Kalau
sebal ya saya berlatih mengutarakan apa yang membuat saya sebal. Saya belajar
untuk tidak berputar-putar ke C, D, sampai Z hanya untuk mengatakan B karena
saya sadar, dulu saya memiliki “kelebihan” dalam menyampaikan sesuatu.
Maksudnya berlebihan – maunya bilang B tapi mutar-mutar entah ke mana dulu.
Nah menariknya Mark Plus mengatakan bahwa kekuatan
wanita itu ada dalam kata WOMEN:
- Well being à wanita mementingkan kenyamanan. Misalnya: lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan. Wanita itu juga lebih detail dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Misalnya kalau mau bepergian, segala pernak-pernik kecil-kecil dibawanya. Mempersiapkan perjalanan 3 hari seperti hendak bepergian selama seminggu. Merasakah, tidak ibu-ibu? J
- Optimist à Wanita itu percaya pada harapan. Sayangnya, kebanyakan dari mereka tidak bisa menabung karena suka percaya pada benda-benda yang menawarkan harapan. Misalnya: ditawari peralatan pelangsing badan, beli. Ditawari alat-alat rumah tangga multi fungsi, beli.
- Multi tasking à Wanita bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam sekali waktu. Sementara sebaliknya dengan laki-laki. Ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih lambat beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
- Entrepreneurship à Wanita sangat jeli melihat peluang. Wanita juga merupakan penjual ulung.
- Net worker à Jika laki-laki suka independensi, wanita suka hubungan yang harmonis dengan orang lain. Wanita lebih mudah membina hubungan dengan orang baru, juga lebih baik dalam menjaga hubungan dengan orang lain.
Senangnya melihat tweet saya 5 hari sebelumnya ikut mejeng di layar :)) |
Ibu Zakiah yang enerjik membuat saya terkesima. Dengan
lincahnya ia turun dari panggung dan mengajak kami untuk membuat yel-yel agar tak bosan dan tetap
semangat mengikuti acara hari itu. Pada sesinya, beberapa kali ia mengatakan, “Perempuan
harus pegang uang sendiri!”
Ibu Zakiah mengajak para perempuan agar produktif agar
hidupnya lebih nyaman dan lebih percaya diri. Ia juga membagikan kisah
jatuh-bangunnya membangun usaha Bakso Qolbu yang sudah dijalaninya selama 15
tahun. Latar belakangnya sebagai sarjana Teknik Informatika bukanlah hambatan
baginya untuk mengembangkan bisnis baksonya.
Dulu Ibu Zakiah pernah merugi selama 3 tahun. Ia
introspeksi diri dan mendapati kegagalannya karena salah segmentasi pasar dan
kurang ilmu. Ia kemudian menambah terus wawasannya, mengubah segmentasi pasar,
dan bergabung dengan komunitas-komunitas yang bisa mendukungnya mengembangkan
bisnis sehingga bisa terus berkembang.
Makassar, 14 Maret 2015
Bersambung
Share :
Konsep wanita daalam kata WOMEN, itu keren ya mbak :D
ReplyDeletebelajar banyak dari sini :)
ReplyDeleteWOMEN itu ada di mbak mugniar semua... hehe
ReplyDeletewaduh keren juga ibu Zakiah, insinyur jadi penjual bakso sukses, jualannya berintegrasi dgn sistem informasi... hehe
Acara semacam ini menarik ya Mak... Selain menambah wawasan kaum wanita juga mempopulerkan kekuatan WOMEN agar dapat diaplikasikan dalam pengembangan diri kaum wanita...
ReplyDeletemenarik ya acaranya isinya juga bagus.
ReplyDeleteKapan ya di sini ada