Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan berjudul Perempuan Menulis untuk Perempuan
Kira-kira
pukul 10.24, Salma Tadjang memandu game berjudul
Balapan HAM. Game yang dimainkan
dengan cara bermain peran ini menunjukkan kalau perempuan yang tidak beruntung
secara ekonomi dan memiliki keterbatasan (baik fisik maupun sosial) selalu
berada dalam posisi terbelakang. Sementara lelaki – bagaimanapun kondisinya,
masih lebih beruntung. Lelaki berada di comfort
zone – di tengah-tengah, antara perempuan yang terbelakang dan yang maju.
Materi
Gender, HAM, dan Media kemudian
dipaparkan oleh Salma Tadjang. Ia memaparkan bahwa gender merujuk pada pembagian peran serta tanggung jawab baik
laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat maupun budaya. Gender bukanlah kodrat yang diciptakan
Tuhan untuk manusia.
Kenapa ada laki-laki padahal ini pelatihan untuk perempuan? Well, mereka itu panitia yang "diperbantukan" di game ini hehehe |
Yang berada di garis belakang sana, memainkan peran perempuan-perempuan yang tak beruntung (game Balapan HAM) |
Konsep
gender merujuk pada cara berbeda
antara anak laki-laki dan perempuan: dibesarkan, diajari berperilaku, dan
diharapkan oleh masyarakat/budaya sejak dia dilahirkan. Contoh pembagian peran gender yang berlaku dalam masyarakat:
- Laki-laki (produktif, publik, maskulin, pencari nafkah utama)
- Perempuan (reproduktif, domestik, feminin, nafkah tambahan)
Contoh
karakteristik gender yang dianggap
lazim dalam masyarakat:
- Perempuan (lemah lembut, emosional, sabar, penyayang)
- Laki-laki (kuat, rasional, wibawa, perkasa)
“Gender seharusnya tidak diterjemahkan
sebagai sesuatu yang kodrati, gender bisa
berubah. Sementara seks merujuk pada perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan. Karena laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan biologis, harusnya
di dunia ini kita saling menghargai. Seharusnya tidak ada pikiran untuk
menguasai atau melanggar hak satu sama lain,” demikian lanjutan pemaparan Salma
Tadjang.
“Seringnya
kita berpikir bahwa perempuan dan laki-lakin hanya mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti laki-laki mengerjakan pekerjaan teknik,
perempuan pekerjaan-pekerjaan kerumahtanggaan,” imbuhnya lagi.
Gender berbeda dengan seks. Berikut
perbedaannya:
Gender:
- Bisa berubah
- Bisa dipertukarkan
- Tergantung musim
- Bergantung budaya masing-masing
- Berbeda antara satu kelas dengan kelas lainnya
- Bukan kodrat tapi buatan manusia
Seks:
- Tidak bisa berubah
- Tidak bisa dipertukarkan
- Berlaku sepanjang masa
- Berlaku di mana saja
- Berlaku bagi kelas dan warna kulit apa saja
- Ditentukan oleh Tuhan
Ina Rahlina dan Salma Tadjang |
Kenapa
gender dipermasalahkan? Karena ada
yang melakukan diskriminasi gender. Diskriminasi
gender adalah setiap pembedaan,
penyingkiran, atau pembatasan atau sebaliknya yakni pilih kasih yang dilakukan
seseorang karena alasan gender.
Bentuk-bentuk
diskriminasi gender:
- Subordinasi: salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya.
- Marginalisasi: proses pemiskinan atau peminggiran salah satu jenis kelamin. Contoh: perempuan lajang kalau mengambil kredit, harus didampingi bapaknya atau omnya (tantenya tidak berlaku).
- Stereotip atau label negatif: pemberian label atau cap, membuat kita membatasi pemahaman mengenai apa yang bisa dikerjakan laki-laki dan apa yang bisa dikerjakan perempuan.
- Beban kerja: beban kerja yang berlebihan bagi salah satu jenis kelamin.
- Kekerasan: suatu serangan terhadap fisik maupun non fisik.
Dampak
dari diskriminasi gender di antaranya
adalah terciptanya perencanaan, kebijakan, atau program yang buta gender, yang terjadi kemudian adalah:
- Pengabaian bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai kebutuhan, kepedulian, dan prioritas yang berbeda.
- Ketidakadilan bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses, manfaat (dari perencanaan), keikutsertaan di dalam proses, kontrol terhadap sumber-sumber daya
Suasana kelas |
Dalam
HAM ada hak sipil/hak sosial politik: menyangkut hak hidup, hak bebas dari
hukuman yang kejam, perbudakan, hak keamanan pribadi, hak persamaan di dalam
hukum, hak atas kebebasan berpikir, hak atas berekspresi, menyatakan pendapat,
dan memperoleh informasi, hak untuk menikah dan membentuk keluarga, hak anak
bebas dari diskriminasi, memperoleh akte kelahiran, hak yang sama dalam
pemerintahan, dipilih dan memilih, maupun hak mendapatkan pelayanan pemerintah,
larangan menyebarkan propaganda peran, menyebarkan kebencian atas dasar suku,
ras, dan agama. Jaminan mendapatkan hak-hak prosedural (seseorang tidak bisa ditangkap
langsung oleh aparat kalau tidak ada surat perintah tapi faktanya ada yang
ditangkap begitu saja)
Kalau
hak sipil politik diakui, seharusnya negara menghormati dan melindungi. Kalau
memang diterapkan seharusnya tidak ada istilah kekerasan, pelecehan,
pemerkosaan. Satu pihak lain tidak boleh melakukan kekerasan terhadap pihak
lain. Selain hak sipol (sipil politik), Salma Tadjang juga memaparkan jenis-jenis
hak ekonomi, sosial, dan budaya (hak EKOSOB).
Oya,
hak sipil politik dan hak EKOSOB adalah bagian dari HAM (hak asasi manusia)
yang layak dimiliki setiap orang. Adalah kewajiban negara untuk menghormati,
melindungi, dan memenuhi hak-hak warganya.
Makassar, 3 Juni 2015
*Bersambung
ke tulisan berikutnya*
Share :
o rupanya begitu ya bu, sehingga menjadi penting kaumperempuan memahami tentang gender, sek dan ham, sebab ketiga hal tersebut memang tidak dapat dilepaskan bahkan sangat dekat dengan kaumperempuan...keren bu
ReplyDeleteJuga sangat rentan mendapatkan ketimpangan, Pak
DeleteTerima kasih
memang kita sebagai perempuan harus tau ttg ini y mba...
ReplyDeleteIya Mbak
DeleteArtikel ini memberikan wawasan terbaru buat saya, wacana pembahasan ini sangat bermanfaat.
ReplyDelete