Tulisan ke-1, catatan dari Seminar Nasional Mengolah Industri Kreatif Berbasis Teknologi Menuju Makassar Kota Cerdas dan Berbudaya
Durasi
keterlibatan diri memang berpengaruh terhadap kenangan, ya. Terasa seperti ada
bagian dari diri saya yang beresonansi ketika melihat kembali Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin dari dekat. Kampus adalah tempat di mana durasi “waktu
sekolah” paling lama dihabiskan. Mendadak saya mengingat kumpul di lapangan
saat OPSPEK ketika melihat lapangan rumput di antara Teknik Sipil dan Teknik
Perkapalan. Mendadak ingat mata kuliah Menggambar Teknik ketika melihat jendela
Laboratorium Gambar di lantai 2.
Oke,
edisi lebay-nya stop dulu. Sekarang
masuk ke prolog yang sesungguhnya. Jadi begini ceritanya. Hari itu, 4 Januari
2016, saya dan suami melakukan tindakan nekat yang belum pernah kami lakukan
seumur hidup. Kami membawa si bungsu Afyad ke SEMINAR NASIONAL. Seminar ini
merupakan pendahuluan dari kegiatan besar bertajuk Hasanuddin Techno Fest. Bisa ditebak, kami satu-satunya pasangan suami-istri yang
hadir di situ, dan sudah tentu, satu-satunya pula yang bawa anak kecil.
Seminarnya
dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Elektro UNHAS – organisasi kemahasiswaan
tempat kami beraktivitas dulu. Oya, kami berasal dari almamater yang sama. Saya
masuk angkatan 92, suami saya angkatan 88. Pemateri seminar ini ada tiga. Bapak
Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto – wali kota Makassar, Kak Yasser Abd. Djawad, PhD (akademis pemerhati TIK) – senior saya
di kampus (angkatan 91), dan Canny
Watae, S.T (pelopor
pembangunan infrastruktur transportasi cerdas Kota Makassar) – yunior saya
(angkatan 95).
Seminar
ini diselenggarakan di Auditorium Prof. Aminuddin Fakultas Kedokteran UNHAS.
Bangunan ini belum ada saat saya kuliah dulu. Tema seminar yang menarik – Mengolah Industri Kreatif Berbasis Teknologi Menuju
Makassar Kota Cerdas dan Berbudaya dan pembicara yang kompeten adalah sebab utama,
mengapa kami bela-belain hadir,
sampai bawa anak di acara ini. Selain itu, harga tiketnya murah. Hanya Rp.
20.000 untuk peserta umum!
Di meja registrasi,
kami bertemu dengan Marisa Agustina (Icha). Saya sudah janjian dengan Icha akan
mengikuti acara ini. Icha yang sekarang juga suka menulis seperti saya, pun
berasal dari almamater yang sama dengan saya. Bedanya, ia masuk angkatan 96.
Jadi berasa reunian, bertemu dengan para pemateri dan Icha.
Mungkin
ada yang heran ya, kenapa saya bilang berasa reunian sementara kami berasal
dari angkatan yang berbeda-beda? Itulah salah satu hal berkesan selama kuliah
dulu. Saya mengenal banyak senior dan yunior dari angkatan-angkatan berbeda. Bukan
sekadar kenal. Kami bahkan bisa mengobrol dengan akrab. Keakraban itu terjalin
di luar jam-jam kuliah, pada kegiatan-kegiatan HME (Himpunan Mahasiswa
Elektro).
Ah,
lanjut ya. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama tim
paduan suara. Lalu mereka (tim paduan suara itu) menyanyikan Mars UNHAS, Mars
Teknik, dan Mars Elektro. Usai pertunjukan tarian Bosara (mohon dikoreksi kalau
keliru yah, adik-adik panitia), barulah masuk kepada sambutan-sambutan dari
ketua panitia Hasanuddin Techno Fest, ketua HME, ketua SEMA FTUH, ketua jurusan
Teknik Elektro (Bapak DR. Ir. Andani Achmad, MT – beliau dosen saya juga dulu,
sayangnya tidak sempat bertegur sapa dengan beliau), dan Bapak Kepala Biro (Karo)
Administrasi UNHAS sebagai wakil dari Wakil Rektor 3.
Atas: Auditorium Prof. Aminuddin FKU. Kanan bawah: ketua panitia Kiri bawah: tembusan dari arah MPM ke auditorium, persis di sebelah JasBog (jasa boga). Dulu tembusan itu belum ada. |
Ketua
panitia, senada dengan ketua senat mengatakan bahwa melalui kegiatan ini,
termasuk rangkaian kegiatan Hasanuddin Techno Fest, diharapkan masyarakat bisa
mengetahui apa itu smart city dan
bahwa anak Teknik juga bisa punya karya, bukan hanya stigma negatif yang
tersebar melalui media (mainstream).
Bapak
Karo Administrasi memberikan motivasi untuk berkompetisi. Bagi mahasiswa yang
mampu berkompetisi hingga tingkat nasional, akan dibiayai keberangkatannya ke
lokasi lomba oleh pihak kampus. Selain itu, beliau menyampaikan jika mahasiswa
mau kegiatannya didanai hendaknya memasukkan proposalnya jauh sebelumnya.
Misalnya untuk kegiatan tahun 2016, sebelum tahun 2016 sudah dimasukkan agar
anggaran bisa mudah diatur. Hm, catatan
nih buat adik-adik mahasiswa, jangan suka seenaknya. Pahami sedang “bermain” di
koridor mana dan apa aturan yang ada di sana.
Oya
satu lagi, nanti akan ada “pendamping ijazah” yang dikeluarkan kampus. Isinya
adalah record mengenai aktivitas
mahasiswa yang bersangkutan selain kuliah. Misalnya dia pernah ikut lomba apa,
atau terlibat sebagai apa di kegiatan apa. Bagus juga. Jadi ingat kembali masa
lalu, saat mengumpulkan sertifikat demi sertifikat hasil jadi panitia di seminar-seminar
yang diselenggarakan senat FTUH dan HME.
Tak
berapa lama wali kota yang akrab disapa Danny Pomanto datang. Beliau memberikan
sambutan sekaligus materinya mengenai konsep/tagline sombere’ & smart city. Tentang apa
yang disampaikannya itu, akan saya tuliskan di bagian berikut, yah.
Makassar, 6 Januari 2016
Bersambung
Baca juga tulisan-tulisan yang terkait UNHAS:
- Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran
- EKSAK Tempo Dulu, Nih
- Berantas Bibit Korupsi Mulai dari Diri Sendiri
- Mereka Mahasiswi Baru, 22 Tahun Lalu
- Pak Wali Kota, Futsal, dan Anak Teknik
- Kursi Pembawa Petaka
- Menyemai Asa dari Timur
Share :
Bayuu lanjutin lagii nostalgia nya pas waktu kuliahnya, bunda
ReplyDeleteHhhhheee
Iyaa, pelan-pelan nulisnya mau disegarkan dulu ingatan hehehe.
DeleteMak Mug suka banget nulis bersambung. Xixixi. Nyimak materinya nanti
ReplyDeleteSupaya bagian-bagian pentingnya bisa ditulis semua Mak Nisa. Sayang kalau ada yang lewat, hehehe
DeleteIni namanya sambil menyelam minum air; sambil seminar, sekaligus napak tilas dan reunian dengan membawa si kecil pulak. Keren.. :)
ReplyDeleteHihi, benar Uda ... sambil menyelam minum air
Deletekalo seminar dan ketemu kawan lama mah asik, bisa sekalian nostagia :D , lah tp kok bersambung kenapa g dikelarin aja sampe habis
ReplyDeleteSupaya catatan-catatan pentingnya bisa masuk semua. Sayang kalau ada yang kurang
Deletekalo banyak yang kenal di acara seminar itu, memang akan berasa reuni ya.. apalagi suami istri dari almamater yg sama :)
ReplyDeleteIni nih orangtua keren. Tetap semangat belajar. Jempol buat kak Mugniar dan suami dan kak Marisa.
ReplyDeleteMelihat tempat kenangan rasanya memang gimana gitu ... xixi.
kalo di kampus..memang suasana reunian bakalan hadir..kalo ktemu rekan-rekan kuliah, bukan hanya yg satu angkatan, bahkan dengan yang lain angkatan juga.....
ReplyDeletejiaaahhh ..berharap dapat cerita romantis…ternyata belum dapat izin untuk menceritakannya….
Maaf baru sempat mampir ke blog keren ini, Keep happy blogging always…salam dari Makassar-banjarbaru
ayo mahasiswa manfaatkan itu peluang untuk berkompetisi mumpung dbiayai, waktu ke makassar mampir ke univ sultan hasanudin, tapi cuma keliling di luar fakultasnya aja
ReplyDeleteMak seangkatan tante saya. Mak sih keren banget orangnya, masih rajin cari ilmu, bagi ilmu, bisa nge blog lagi ^^
ReplyDeleteingat Kampus merah,ingat kenangan waktu jadi mahasiswa dulu :)
ReplyDeletewalaupun saya gak kuliah di Unhas, tapi suasana kampus dan asrama mahasiswanya sangat berkesan untuk saya :)