Tulisan ketiga dari Seminar Nasional Mengolah Industri Kreatif Berbasis Teknologi Menuju Makassar Kota Cerdas dan Berbudaya. Lanjutan dari: Kenangan yang Teresonansi dan Seminar Nasional di Kampus Merah dan Makassar Sombere’ & Smart City, Solusi dan Asa.
Perkembangan Teknologi Saat
Ini dalam Mewujudkan Makassar Sebagai Kota Cerdas.
Kak
Yasser Abd. Djawad, PhD (akademis pemerhati TIK), dosen Teknik Elektro UNM
tampil sebagai pemateri kedua pada Seminar Nasional Mengolah Industri Kreatif
Berbasis Teknologi Menuju Makassar Kota Cerdas dan Berbudaya. Kak Yasser ini
alumnus Teknik Elektro UNHAS (S1-nya, masuk tahun 1991). Ia mempresentasikan
materi berjudul Perkembangan
Teknologi
Saat Ini dalam Mewujudkan Makassar Sebagai Kota Cerdas.
Saat Ini dalam Mewujudkan Makassar Sebagai Kota Cerdas.
Yasser Abd. Djawad, PhD, A. Ais Prayogi, ST, M. Eng (moderator), dan Canny Watae, ST |
Kak
Yasser memulai pembahasannya dengan definisi kota cerdas. Kota cerdas adalah sebuah konsep penggunaan TIK (Teknologi Komunikasi
dan Informasi) di sebuah kota untuk meningkatkan interaksi, pelayanan,
kenyamanan warga kota dan penggunaan bersama sumber daya yang ada.
Ada 4
hal yang mendukung terbentuknya kota cerdas:
- Infrastruktur telekomunikasi dan broadband (3G, HSDPA, 4G LTE).
- Tarif internet dan biaya telpon yang murah.
- Produk Domestik Bruto (PDB).
- Smart People.
Perubahan
pola pikir amat penting agar masyarakat kita menjadi “smart people”. Tak ada gunanya kecanggihan infrastruktur dan
peralatan jika masyarakatnya not smart.
Barang-barang mahal bisa rusak begitu saja atau hanya jadi sampah jika
masyarakatnya tak mampu menggunakan.
Kak
Yasser menampilkan data-data penggunaan internet di dunia dan di Indonesia.
Dari data yang bersumber dari Yahoo pada tahun 2010 terjadi lompatan penggunaan
internet besar pada 3 kota di Indonesia, yaitu di Makassar, Palembang, dan
Semarang. Ia tak menemukan data tahun 2015 tapi kemungkinan trend-nya mirip-mirip itulah, ya.
Kak
Yasser lalu menceritakan mengenai penggunaan TIK di luar negeri. Misalnya,
digunakan untuk memantau jalanan. Ketika terjadi kerusuhan, wajah para perusuh
tertangkap CCTV,
lalu disebarkan di koran. Contoh lainnya adalah pemakai jalan yang melebihi
batas kecepatan yang ditetapkan dapat ditindak setelah wajah mereka ditangkap
CCTV.
Makassar
sendiri telah menerapkan TIK pada beberapa hal:
- Pendaftaran siswa baru online.
- Lelang online.
- Smart Traffic Light Controller.
- Ruang kendali CCTV Kota Makassar (War Room).
- ePuskesmas
Yasser Abd. Djawad, PhD mendemokan augmented reality karya mahasiswa UNM |
Apakah
hal dia atas dan apa yang dipaparkan Pak Danny Pomanto – wali kota Makassar (seperti
yang saya tuliskan pada tulisan sebelumnya) saja sudah memadai? Belum. Kak
Yasser melanjutkan pemaparannya dengan aplikasi
TIK lainnya yang dapat menunjang kota Makassar sebagai kota cerdas.
Misalnya:
- Sistem informasi lalu-lintas.
- Sistem peringatan dini wabah penyakit.
- Sistem peringatan dini banjir.
- Sistem monitoring permukaan air berbasis SMS (yang ini pernah diterapkan di Sulawesi Barat).
- Pengembangan interface untuk kesehatan berbasis mobile. Sistem aplikasi ini dikembangkan di UNM, mulai dari prosedur pendaftaran pasien, prosedur perekaman data pasien, prosedur perekaman medis, dan prosedur pembuatan laporan.
- Augmented reality, memotret obyek 2 dimensi dan menjadikannya gambaran utuh 3 dimensi. Seorang mahasiswa UNM membuat aplikasinya. Ke depannya, aplikasi ini diharapkan bisa diterapkan di museum agar kita bisa memvisualisasikan bentuk utuh bangunan bersejarah yang sekarang sudah tak mungkin dilihat lagi.
Pengendalian Traffic Lights Makassar Berbasis Teknologi
Informasi
Pemateri
terakhir adalah Canny
Watae, S.T. Canny
yang lama bekerja di media radio dan televisi ini juga dikenal sebagai kritikus
seorang pembesar. Kali ini, saya mau menuliskan sisi lain Canny sebagai pelopor
pembangunan infrastruktur transportasi cerdas Kota Makassar. Walau sempat jauh
dari bidang studinya dulu, Canny yang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro
UNHAS tahun 1995 ini mampu berkarya dalam bidang teknik. Kali ini Canny
mempresentasikan materi berjudul Pengendalian
Traffic Lights Makassar Berbasis Teknologi
Informasi.
Warga
Makassar yang sering melintasi jalan A. P. Pettarani pasti sadar, dong dengan
perubahan lampu lalu-lintas di persimpangan jalan Hertasning – Pettarani dan
persimpangan jalan Boulevard – Pettarani? Tahun 2013 perubahan dari lampu
lalu-lintas yang dulu menjadi yang seperti sekarang ini terjadi. Itulah karya
Canny. Saat itu ada 3 lampu lalu-lintas yang diperbarui, yang satunya adalah
yang di persimpangan jalan Kartini – Jenderal Sudirman.
Tahu,
dong mengapa lampu lalu-lintas itu harus diperbarui? Tentu saja karena kondisi
lalu lintas saat ini sangat berbeda dibandingkan dulu. Mesin-mesin lampu lalu
lintas Makassar yang belum diperbarui ini merupakan mesin dengan teknologi 70
dan 80-an. Sangat ketinggalan zaman. Tahun 80-an apalagi 70-an, tak pernah ada
kejadian macet seperti saat ini.
Canny Watae, ST (memegang mic). Foto dari Marisa A. |
Teknologi
yang diterapkan Canny untuk traffic
lights menghasilkan penciptaan kondisi pengaturan lampu isyarat yang
memenuhi real time demand dengan
harapan respon umpan balik (feed back)
yang berkualitas dari para pengendara, sehingga kemacetan dapat ditekan.
Efeknya, durasi nyala tiap lampu (merah, kuning, dan hijau) bisa dikontrol
sesuai tingkat kepadatan kendaraan di simpang itu. Fleksibel. Kalau lalu-lintas
lagi sepi misalnya, kita tidak perlu menunggu lama-lama hingga lampu merah
berganti hijau. Canny memperlihatkan demo aplikasi yang dinamakan TLD ini
kepada para peserta seminar.
Selain
itu, ada pesan “layanan masyarakat” dalam bentuk running text dan suara. Diharapkan ke depannya, sistem ini dapat:
- Terpusat: mengkoordinasi traffic lights yang berdekatan.
- Uniterruptable.
- Interventable.
- Simultan, real time.
- Ramah kondisi / mampu menyesuaikan dengan given-condition (mampu “menjawab” apapun tantangan yang dihadapi).
- Bereaksi saat terjadi traffic congestion (macet total).
- Berinteraksi dengan pengguna jalan.
- Mengimbangi perilaku pengguna jalan.
- Berperan membentuk masyarakat pengguna jalan yang memiliki kepatuhan tinggi.
Konsep
TLD ini jauh lebih murah dibandingkan yang dimiliki kota-kota besar lain di
Indonesia. Di kota-kota itu, aplikasi pengaturan traffic lights-nya mencapai harga miliaran rupiah namun Canny
memberikan harga 350 juta rupiah. Mengapa Canny berani? “I need to do something for the city,” ucapnya.
Canny
berani menjawab semua tantangan. Semua pertanyaan “bisakah dibeginikan/dibegitukan”
dijawabnya dengan “BISA!” walau saat pertanyaan itu diberikan, ia belum
menemukan solusinya. Canny memotivasi adik-adik mahasiswa Elektro untuk berani
menghadapi dan melalui tantangan. Jangan buru-buru mengatakan tidak bisa
sebelum benar-benar mencari solusi. Berdayakan kreativitas. Ubah hambatan jadi
tantangan, lalu atasi. Ia pun memberikan tantangan kepada adik-adik mahasiswa,
bila berminat mengerjakan tugas akhir di tempat kerjanya, dia bisa memberikan
judul skripsi.
Jika hadirin
menyimak dengan baik kedua materi ini, niscaya semangatnya membuncah. Baik Kak
Yasser maupun Canny mengisyaratkan semangat keep
on fighting till the end yang menjadi slogan anak Teknik UNHAS. Masih
banyak teknologi yang bisa dikembangkan untuk menuju Makassar kota cerdas dan
berbudaya. Semoga saja akan terus ada pengembangan-pengembangan ke arah
positif.
Makassar, 10 Januari 2015
Selesai
(untuk materi seminarnya tapi cerita lain seputar acara ini masih ada ^_^)
Share :
Smart people, smart tekhnology, smart city terdengar keren ya mbak. Zaman terus maju, kalau semua bisa diaplikasikan untuk kepentingan publik tentu memudahkan hidup kita.
ReplyDeleteDi ajak dong Daeng klo ada pelatihan/seminar dll. :D
ReplyDeleteTerima kasih informasinya kak.. Walau tak bisa hadir, tapi tetap bisa mendapatkan materinya. Saya sangat tertarik di bidang augemnted reality.. Jadi mau kenalan sama mahasiswa UNM itu.. Mau sharing.. Rencana mau ambil S2nya dibidang ituuu... Doakan yaa kak supaya bisa.. Aamiin..
ReplyDeleteLampu lalu lintas di Malang kayanya juga perlu diperbaharui nih. :D
ReplyDelete