Mengapa
saya bela-belai ikut Mini Workshop: Master of Ceremony dengan Kak Luna Vidya
sebagai nara sumbernya, yang berlangsung di BaKTI pada Jumat 23 September
kemarin? Alasannya adalah karena saya terkesan dengan kemampuan Kak Luna setiap
menjadi MC ataupun moderator pada sebuah acara. Menurut saya, Kak Luna punya
karakter kuat yang khas. Salah satunya, kalau kebanyakan MC suka berlogat
Jakarta, Kak Luna tampil apa adanya, dengan logat khas Makassar dan sesekali
dengan logat Ambonnya.
Menurut
saya, MC itu ya yang seperti itu. Karena kita ada di Makassar maka wajar saja
jika membawakannya sesuai dengan daerah kita dan sesuai dengan gaya berbicara
kita sehari-hari. Selain itu, saya juga terkesan dengan kemampuan Kak Luna
dalam menggali informasi dari nara sumber, kemudian menyampaikannya kembali
kepada peserta. Bahkan dalam membawakan event
besar, di panggung besar pun, Kak Luna mampu menjelaskan apa makna pembicaraan-pembicaraan
dan para penampil di panggung.
“Mengembalikan
dignity” – saya suka istilah yang
digunakan Kak Luna ini. Sebagai seorang MC, seharusnya sadar bahwa dirinya
adalah “boss of the event”. Kata Kak
Luna, “Begitu acara dimulai, MC
adalah ‘yang dipertuan agung’. Bahkan nara sumber ‘berada di bawah
kekuasaannya’!” Berbicara harga diri, jadi MC itu bukan sekadar membaca
runtutan acara, lho ternyata.
Beuh, prolog saya sudah kepanjangan ini.
Baiklah, saya langsung menuliskan kembali di sini apa saja yang di-share oleh Kak Luna. Oya, kami menyimak
penyampaian Kak Luna ini sembari menikmati ubi goreng, lho. Ubi gorengnya
lezzaat saudara-saudara. Rasanya ingin membenarkan istilah Kak Luna bahwa ubi
gorengnya “terenak sealam semesta”.
Tahap persiapan.
MC
harus siap sebelum acara dimulai. Untuk itu, perhatikan 3 hal ini:
1. Mempersiapkan diri.
Cari
tahu back ground dan tujuan kegiatan.
Untuk mencari tahu, sempatkan bertemu dan berdialog dengan EO/panitia. Cari
informasi tentang nara sumber. Ini penting karena nantinya MC harus bisa
“menjamin” mood peserta terjaga. MC
harus bisa melibatkan peserta dengan cara memberi tahu apa yang baru/akan
terjadi di acara itu. Nah, banyaknya informasi yang didapatkan mengenai acara
itu bisa membantu kelancaran tugas seorang MC.
2. Tahu tanggung jawabnya.
Apa
saja tanggung jawab MC?
Ini
dia:
- Bertanggung jawab terhadap terbangunnya alur.
- Bertanggung jawab memelihara antusiasme anggota. Kreativitas sering kali diperlukan dalam hal ini. Kalau melihat banyak peserta yang bosan, bisa diajak melakukan sebuah aktivitas.
- Bertanggung jawab membuat peserta merasa dikenal. Misalnya dengan menyebutkan asal dari mana saja peserta yang datang.
- Membuat pembicara merasa dihargai, diharapkan pikiran-pikirannya. Juga memberi ruang bagaimana supaya pembicara bisa “membumi”.
- Memelihara waktu. MC bertugas memberi tahu nara sumber, siapa audiens-nya. Supaya nara sumber bisa menyesuaikan cara penyampaian materinya dengan audiens. Misalnya jangan bicara data pada petani.
- Memastikan peserta ter-update, dengan memberitahukan apa yang terjadi.
3. Cari tahu harapan EO/panitia/yang
punya acara apa
Tips dari Kak Luna:
- Selalu senyum.
- Menjadi MC bukannya menjadi bintang yang paling berkilau di acara itu. Bintangnya adalah peserta. Kalau peserta tak ada, MC mau ngapain? “Bersyukur mi ada yang datang. Kita perlu memberi lebih kepada peserta,” kata Kak Luna.
- Cari tahu siapa nara sumbernya, apa expertise-nya. Seperti: nama lengkap, nama panggilan, tempat dan tanggal lahir. Dari sederet bio data, ambil summery-nya. Jangan sekadar membaca. Perkenalan nara sumber tidak boleh lebih dari 3 menit.
- Selalu punya catatan. Keep organized. Catat apa yang perlu (secara kasar) tentang apa yang akan disampaikan sampai ujung acara.
- Sepakati dengan panitia, hanya akan ada satu “pintu” untuk perubahan mendadak.
The day
Inilah tips Kak Luna bagi MC menjalani hari bertugasnya:
- Tetap tenang. Sadari, bisa banyak kebetulan terjadi.
- Kalau salah, langsung lanjutkan. Jangan grogi. Bermodal ketulusan.
- Temukan spot untuk melihat. Lihat mata audiens. Kendalikan kegugupan, bicara perlahan-lahan.
- Dalam pembukaan, berikan ruang supaya peserta yang datang merasa dihargai. Pembukaan bisa dengan membaca puisi, putar film. Berikan frame, dengan menghubungkan bentuk pembukaan (misalnya film atau puisi tadi) dengan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang di dalam konteks.
- Jujur, otentik. Jadilah diri sendiri. Harus punya konsep sendiri
- Ingat, perkenalan nara sumber tidak lebih dari 3 menit. Sebaiknya sebelum acara, ngobrol dengan pembicara, buat kesepakatan mengenai waktu. Perhitungkan juga waktu – waktu untuk turun dan naik.
- Mengucapkan terima kasih. Dalam rangka ini, MC harus mengikuti apapun yang dibicarakan dan mengikuti semua performance. Dengan demikian, MC bisa menyampaikan apa makna dari acara ini kemudian berterima kasih. Dalam mengucapkan terima kasih, sampaikan alasan mengapa berterima kasih.
- Hindari mengulng-ulang menyebutkan sesuatu.
- Siap untuk terjadinya kejutan-kejutan.
- Dalam penutupan: punya konsep, tulus (dalam mengucapkan terima kasih kepada peserta, nara sumber, dan mereka yang berada di belakang layar – pengantar bakinya sekali pun), dan buat rangkuman.
Wow. Inilah sari pati pengalaman berbilang tahun menjadi MC
dari seorang Luna Vidya. Beruntung sekali bisa mengikuti sharing ini. Masih ada sedikit waktu sebelum maghrib, Kak Luna
memberi kesempatan kepada para peserta mini workshop untuk berlatih.
Berlatih jadi MC |
Seperti
biasa, kalau untuk urusan berbicara di depan orang, saya ketar-ketir. Saya
merasa tidak sanggup menghadapai tatapan lekat orang-orang kepada saya. Tapi
saya mencoba mengambil kesempatan itu dan mengatasi kegugupan. Hasilnya? Haha,
saya masih saja grogi, dengan mengulang-ulangi beberapa kata yang sama dan
melupakan mengucapkan terima kasih kepada yang hadir pada bagian awal. Untuk performance saya ini, Kak Luna
mengingatkan, “Buat dan bawa catatan!”
Setelah
5 orang berlatih, Kak Luna memberikan kuis. Hadiah bagi 2 orang yang bisa
menjawabnya adalah buku dari BaKTI. Seorang peserta mendapat hadiah khusus,
sebagai peserta termuda. Seorang lelaki muda yang ternyata masih duduk di
bangku SMP. Keren, anak SMP mau ikut mini workshop
itu luar biasa.
Well, sebenarnya banyak kisah yang
dibagikan oleh Kak Luna. Saya tak mungkin menuliskan semuanya. Pada intinya, tentang mengapa ia mengatakan
“mengembalikan harga diri” pada peran MC, saya menyimpulkannya sebagai berikut:
- Bahwa menjadi MC, harus memiliki pandangan bak drone. Jangan sekadar menjadi pembaca runtutan acara. Ketahui back ground acara.
- MC harus bisa memberi makna dari setiap yang tampil. Baik itu materi maupun hiburan. MC harus mampu menyampaikan kutipan yang bermakna kepada audiens sebagai informasi dan bentuk penghargaan kepada audiens, juga sebagai bentuk penghargaan kepada penampil.
- Tampil dengan tulus itu lebih penting ketimbang ribet dengan dandanan.
- Otentiklah, ciptakan pembukaan dan penutupanmu sendiri. Kuasai back ground acara.
Jadi,
mari menjadi MC yang memiliki harga diri. Terima kasih buat Kak Luna dan BaKTI.
Semoga bisa hadir lagi di lain kesempatan.
Makassar, 26 September 2016
Share :
Practice makes perfect kak. Bahkan dari yg selama ini saya alamai, wlpn kita sudah terbiasa bicara di depan publik, MCing tetap bisa bikin deg2an diawal. Saya pikir orang yang tetap mau belajar meski sudah bsa ngemsi lebih bagus hasilnya. Karena sering saya liat emsi2 sekarang terlihat 'terlalu percaya diri' sampai lupa diri.
ReplyDeleteMakasih udah berbagi tipsnya bu.
ReplyDeleteHindari mengulang2 menyebutkan sesuatu...
ReplyDeleteNah poin ini nih yang masih sering banget saya lakukan. Kudu banget banyak latihan yaa
Dan saya ketinggalan informasi mengenai workshop ini saya sempat ikut paa workshop pertama yag diadakan BAKTi.
ReplyDeleteTetang ibu Luna Vidya, saya sangat kagum dengan kemapuan beliau sebagai MC Iyalah, jam terbang tidak bisa dipungkiri. Belia sangat2 'menguasai' panggung, mungkin juga karna beliau adalah seorang monolog jempolan ya..
Iya, benar. MC itu penguasa acara. Karenanya musti punya pengaturan diri yang baik karena kelancaran acara salah satunya ada padanya ^^
ReplyDeleteAku nyerah deh kalo diminta jadi MC... Krn aku aslinya pemalu kalo di depan orang banyak
ReplyDeleteMakasih share ilmunya ya Niar. Niar kayaknya makin banyak nih kemampuannya. Keren.
ReplyDeletePernah gugup jadi MC dan setelah itu udah ga pernah coba lagi.
ReplyDeleteMakin banyak event juga di Makassar di' Bunda... Mantap!
Saya paling ngga bisa berbicara di depan banyak orang. Grogian bgt. Terimakasih sdh berbagi tipsnya ya, mba...
ReplyDeletetengkiu share ilmu kecenya mbk niar, kash tau ke bpk aku ah, beliau doyan ngemci soalnya, kalau aku malah sereemm kalau disuruh jd mc, hehe
ReplyDeletethanks sudah share ilmunya... salam kenal...
ReplyDeleteMakasih ya Niar, saya tahu, bisa menemukan jejak pelajaran itu di sini, ketika tiba-tiba harus menyiapkan diri untuk ngajar lagi.. Makasiiiiihh..
ReplyDeleteWah,terima kasih sudah mencarinya di sini, Kak.
Delete