Saya
menolak membuatkan nasi goreng sosis ketika pada suatu malam Athifah merengek
sembari marah minta dibuatkan. Bukan tanpa alasan penolakan saya. Saya sering
mengikuti kemauan anak-anak hendak makan apa tetapi ketika malam itu ia
memintanya, saya tidak mau menurutinya. Karena ada jenis makanan lain yang
sudah siap di meja makan dan ia biasanya mau menyantap jenis makanan itu.
Selain itu, cara memintanya tak bisa saya terima. Seharusnya dia bisa meminta
dengan lebih sopan.
Ketika
ibu saya mencoba membela Athifah, saya berkeras pada pendirian saya. Ibu memang tak suka mendegar anak-anak merengek dan rewel padahal sesekali, tak mengapa membiarkan mereka merengek dan rewel agar mereka bisa belajar sesuatu. Dan. bukanlah hal yang sederhana memasak nasi goreng sosis. Sosisnya harus dibeli dulu, lalu bumbu harus disiapkan.
Andai request-nya sejak sore tadi,
mungkin saya masih mempertimbangkannya. Lagi pula, terlihat jelas kalau masalah
sebenarnya bukan makanan tetapi hal lain. Saya tahu pasti, karena saya ibunya.
Kalau masalah itu tak ada, Athifah pasti mau saja makan makanan yang ada di
meja makan.
Ibu
masih saja membela Athifah di depan saya dan ibu mertua saya. Well, memang sering kali terjadi
perbedaan pendapat antara kami, dalam banyak hal. Biasanya kalau seperti ini
keadaannya, saya pun tak mau mengalah. Anak-anak saya harus bisa melihat saya
sebagai penentu, bukan yang lainnya, meski itu Oma (ibu saya) atau Nenek (ibu
mertua saya). Tidak boleh ada dualisme kepemimpinan dalam relasi orang
tua – anak dalam keluarga kecil saya. Saya dan suami adalah satu tim. Kami
berdua di sisi yang satu sementara di sisi yang lain adalah anak. Bentuk
hubungan dengan keluarga besar adalah hal lain, tidak terkait dengan aturan dan
nilai-nilai yang kami terapkan kepada anak-anak.
“Dia
harus diajar untuk mau makan apa yang ada, Ma. Tidak boleh selalu pilih-pilih.
Bukan setiap saat harus diikuti kemauannya,” saya memberi alasan. Ya, itu pula
salah satu alasan saya tidak mau menuruti kemauannya.
Putri
saya pada akhirnya berterus terang apa masalahnya kepada saya. Kakinya sakit.
Di situ sebenarnya sumber masalahnya. Saya menasihatinya untuk mengatakan apa
masalahnya. Bukannya membuat masalah baru.
“Memangnya
hebat, gitu Kamu pasang muka jelek. Marah-marah. Tidak mau bicara hanya karena
kakimu sakit?” kurang lebih seperti itu pertanyaan yang saya lontarkan kepada
gadis mungil ini.
“Tidak,”
lirih suara Athifah mengatakan ini sembari menggeleng.
Masalah
malam itu berakhir clear. Saya
berhasil menerapkan “kepemimpinan” versi saya dan Athifah mengerti poin saya. Athifah pun tak menolak makan lauk yang ada di meja makan. Case is closed.
Athifah
sangat menyukai nasi goreng sosis yang saya buat. Bumbunya sederhana saja,
bawang putih dan garam. Campuran nasinya pun sederhana, hanya sosis yang
dipotong-potong kecil, telur orak-arik, daun bawang yang diiris halus, dan
kecap manis. Tanpa bumbu penyedap sama sekali. Terakhir kali saya membuatnya,
Athifah dan adiknya Afyad makan dengan amat lahap.
Sosis
yang saya gunakan adalah sosis kemasan yang dijual di pasaran. Mungkin akan
lebih enak lagi kalau sosisnya dibuat sendiri, ya. Lebih organik pula. Lebih aman. Iseng-iseng tadi malam saya browsing resep sosis buatan sendiri.
Kelihatannya tidak sulit tetapi harus menggunakan casing sosis. Nah, ini yang baru saya ngeh hahaha. Casing sosis
itu ternyata harus khusus, benda yang dibuat memang untuk membungkus sosis yang
akan dimasak.
Rupanya
ada lho casing sosis yang khusus
dibuat oleh sebuah perusahaan. Contohnya adalah
casing sosis Devro Markaindo. Devro merupakan
salah satu produsen casing
(selongsong/kulit sosis) yang telah dikenal oleh perusahaan pengolahan daging
di dunia. Devro memasok kebutuhan casing
kepada lebih dari 50 negara dengan berbagai jenis dan tipe casing berbeda. Wih, baru tahu
saya.
Saya
baca di website casing sosis Devro Markaindo, berdasarkan
cara pengolahan sosis terdapat 4 jenis casing untuk
sosis, yaitu: fresh, processed, smoked, dan dried. Sementara
ada lagi pengklasifikasian berdasarkan warnanya: clear/white, bold red, frankfurter red, continental brown, saveloy, dan lainnya. Masih ada pula penggolongan terhadap diameter casing yang tersedia, yaitu antara
13 - 30 mili meter. Berbagai jenis casing tersebut
untuk diaplikasikan dalam berbagai jenis produk sosis seperti frankfurter, wiener, hot dog, chipolata,
cabanossi, salami, lapcheong (Chinese sausage), snackstick, dan
lain-lain. Sampai di sini baru mata saya terbuka lebar. Saya pikir sosis itu
satu macam saja. Ternyata casing-nya
pun bisa jadi industri tersendiri, yah.
Casing sosis Devro Markaindo yang terbuat dari kolagen sapi
merupakan casing sosis yang
dapat dimakan (edible) sehingga tidak
perlu dikupas sebelum dikonsumsi. Kebutuhan kulit sosis kolagen (collagen casing) di Indonesia disuplai oleh pabrik yang berlokasi di
Australia. Khusus untuk collagen casing
yang dikirim ke Indonesia ini, selain food
grade juga harus halal. Wow, syukurlah.
Sip,
deh. Noted. Nanti, kalau mau bikin
sosis sendiri, saya sudah tahu tentang casing
kolagen yang bisa dimakan ini.
Makassar, 16 September 2016
Share :
Aku baru tau kalau sosis ada casingnya, dan aku baru tau kalau sosis bisa di buat sendiri.. Karna yang aku tau itu sosis ya olahan pabrik :D
ReplyDeleteHihi saya juga baru ngeh soal casing ini. Malah ada yang bisa dimakan segala :)
DeleteMau makan nasgor pake drama dulu, hihihi
ReplyDeleteAku sosis langsung makan nggak terlalu doyan. Sosis Devro blm pernah coba
Hahaha ... jadi mikir mau ganti judul "Drama Nasgor"
DeleteSaya sering beli sosis curah di supermarket untk babyjo. Nah ada satu jenis sosis yang warnanya merahhhh sekali sampe saya ngeri sendiri liat, mungkin casingnya bold red :D
ReplyDeleteTapi ada juga yang dagingnya merah sekali, Nie. Seram liatnya.
Deleteada yang kurang nih mbak, salah satunya adalah gambar sosis yang sudah dimasak, dan siap saji untuk dimakan :D
ReplyDeleteBelum ada fotonya wkwkw
Belum pernah bikin sosis sendiri karena saya kira susah nyari selongsong sosis yang halal
ReplyDeletePola asuh nenek memang sering beda ya dengan pola asuh ibu. Euuung....kira-kira gimana ya kalo kita nanti udah jadi nenek? #seringkepikiran :D
ReplyDeleteSuka banget makan sosis tp blm berhasil bikin sendiri, haha
ReplyDeleteAku kalo masak nasi goreng sering juga dikasih sosis.. lebeih praktis.. tinggal potong2 dan masukkan kedalam nasi goreng yg masih dalam wajan panas..
ReplyDeleteWah, ceritanya sama kayak temen saya Mbak pas dia sama ibu mertuanya beda pendapat soal beberapa hal soal pendidikan anak hehe.
ReplyDeleteOiya, sama jadi baru tau juga saya kalau sosis itu bisa kita bikin sendiri juga yah, tapi pasti agak ribet yah prosesnya?
wah .. Kalau ada fotonya lebih mantap nih mba Mugniar. hehe
ReplyDeletehaha lucu juga ya, di jepang belum ada yang kaya gini nih
ReplyDeleteeuh mantap salah satu makanan yang paling kui macam makanan buatan istriku tercinta. sangat nikmat sekali nasi goreng dicampur dengan sosis so nice beuuh ada romantisme dari setiap suapannya hihi
ReplyDeleteYang namanya nenek juga biasanya memang suka memanjakan cucunya. Kalau terus terusan seperti itu bisa-bisa kurang baik untuk perkembangan psikologis anak-anak, termasuk Athifa. Tapi ternyata ibunya cerdas juga dalam mengatasi hal ini. Semoga anak-anaknya jadi anak yang cerdas dan shaleh shalehah mba...
ReplyDeleteBtw, jadi pingin juga nih dibuatin nasi goreng sosis sama mba mug... :'D
Memang kalo anak suka sekali pilih-pilih makanan, sama seperti saya waktu kecil. Kalo sekarang sih yang penting kenyang
ReplyDeletebaiknya mungkin sosis nya bikin sendiri kali ya
ReplyDeleteyang casing dari kolagen sapi tuh kelihatannya maknyuss..
ReplyDeleteahhh,,,, menggugah seleraaaa....
ReplyDeletekalau favorit saya adalah nasi goreng putih buatan emak saya. kalau udah dibikinin itu bakal lahap banget dah makannya.
ReplyDeleteSepertinya nikmat :D jadi laper
ReplyDeletebelum pernah buat sosis sendiri, kalo bakso sih serign
ReplyDeleteSosis lebih susah kak dari bakso :D ehhe
DeleteDari cerita diatas, sepertinya bagus juga kita buat sosis sendiri.. terimakasih yah ceritanya..
ReplyDeleteIf some one wishes to be updated with most recent technologies then he must be go to see this site and be up to date all the time.
ReplyDelete