Asri Rahayu. Saya terkagum-kagum dengan
aktivitasnya. Gadis ini sehari-harinya bekerja kantoran di sebuah perusahaan outsorcing di Yogyakarta tetapi masih
sempat ngeblog di http://www.asrirahayu.com/
dan www.peekthebook.blogspot.co.id.
Di bulan-bulan kemarin, Asri rajin sekali mengisi blog pertama yang dinamainya “My
Scrap Book”. Ada yang terisi sampai 22 tulisan dalam sebulannya. Sayangnya
dalam bulan November ini, Asri belum posting
satu pun di blog pertama. Ah, pasti dia sedang sangat-sangat sibuknya di
bulan ini. Etapi ternyata Asri tidak vakum-vakum amat, di blog yang satunya –
di blog buku yang dinamainya “Peek a Book”, sudah ada 15 tulisan di bulan November
ini. Ooh, rupanya Asri sedang berkonsentrasi pada blog bukunya. Jadi ingat blog buku saya yang sudah lama
tak terisi ... hiks.
Cara
yang digunakan Asri dalam mengisi blognya terbilang kreatif. Mengapa saya
bilang demikian? Karena di blognya ada tiga rubrik yang pasti tercipta dengan
proses berpikir kreatifnya. Ketiga rubrik yang saya maksud adalah: Ngobrol
Bareng yang tayang setiap hari Selasa dan Sabtu. Rubrik ini menggali lalu
menuliskan sisi inspiratif dari seseorang. Lalu ada rubrik Rabu Merindu (duet dengan Intan) yang tayang setiap hari Rabu. Dan
yang terakhir adalah rubrik Tastylicious
duet dengan Intan dan Afifah yang tayang di hari Minggu, setiap 2 minggu
sekali.
Menilik
dari tulisan-tulisannya, blogger Jogja yang mulai ngeblog sejak awal tahun 2011
ini tergolong ke dalam lifestyle blogger dan
blogger buku. Lifestyle-nya personal sekali, khas konsep atau
pemikiran Asri. Blogger bukunya, ya dari blog keduanya yang khusus membahas
buku dan hal-hal yang berhubungan dengan buku.
Dari
beberapa cerita Asri tentang keluarganya, saya mengambil kesimpulan kalau
keluarganya cukup demokratis dan suka memandang sisi positif dari suatu hal.
Saya suka membaca kisah tentang seorang jama’ah masjid yang bertemu ayahanda Asri.
Si bapak, jama’ah masjid itu sandalnya tertukar sehingga berbeda satu sama
lainnya. Seseorang menyarankannya untuk memakai saja sepasang sandal berbeda
tersebut, biar keesokan harinya baru mencari tahu siapa yang sandalnya
tertinggal di masjid. Bapak tersebut tidak mau karena sandal yang sebelahnya
bukan miliknya, bukan haknya. Dia tak mau membawa pulang ke rumah sandal yang
bukan kepunyaannya.
Pulang
ke rumah, ayahanda Asri membawa cerita tentang bapak yang sandalnya tertukar
itu. Pembicaraan keluarga Asri sampai kepada rasa kagum mereka akan sikap si
bapak yang tak mau membiarkan dirinya membawa barang tak halal ke rumahnya. Nice. Di keluarga lain, bisa saja
terjadi hal yang bertolak belakang. Si bapak baik hati itu bisa saja malah
dikatai bodoh dengan hanya memakai satu alas kaki pulang ke rumah. Tapi itu
tidak terjadi pada keluarga Asri. Dalam bayangan saya, kisah ini cocok
dijadikan buku cerita anak. Pesan moralnya dapat sekali. Ayo Asri, coba digodok
kisah tersebut jadi cerita anak. Pasti keren dan insya Allah bermanfaat buat
anak-anak Indonesia.
Makassar, 24 November 2016
Ikut program Arisan Link Grup 4 Komunitas Blogger Perempuan (putaran 13)
Share :
Mba Asri setauku rajin tulis resensi buku :)
ReplyDeleteKak Asri memang produktif ya. Sering banget jadi host blogtour. Asik banget! :D
ReplyDeleteMasih muda ya, Mbaknya? Salut sama semangatnya.
ReplyDeleteHarus ditiru nih semangatnya! :D
ReplyDeleteKeren Mbak Asri Rahayu. Pengen ketemu dan ngobrol langsung.
ReplyDeleteBoleh kepo ke blognya nggak? Pengen kenalan. :)
ReplyDeletehai mbk asri dan mbk niaar :)
ReplyDeleteSaya sering mampir ke blog mba Asri, buat nunggu giveaway hehehe
ReplyDeleteAsrii...si princhess ini makin femes aja...
ReplyDeleteMemang luar biasa semangatnya...patut dicontoh sama anakmuda bangsa ini
#terus melipir ke pojokan merasa bukan anakmuda lagi :)
Wahh jadi pengen kenal.. Meluncur ahhh
ReplyDeleteHihii mantap banget :D pengen dateng deh
ReplyDeleteSetuju :D bener bener mantep ya mbak
Delete