Kopdar (kopi darat) IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar yang berlangsung pada bulan November lalu merupakan salah satu kopdar spesial kami. Kopdar kali ini berlangsung pada tanggal 18, usai waktu shalat Jum’at. Kali ini kopdar diselenggarakan di salah satu ruang meeting Regus. Saya katakan spesial karena biasanya yang mengunjungi Regus Makassar, dan biasanya yang mengunjungi Regus di seluruh dunia adalah orang-orang yang terkait pekerjaan tertentu. Eh, barangkali juga saya sok tahu, ya. Tapi untuk Makassar, ini kali pertama Regus ditempati meeting *halah meeting, tadi bilangnya kopdar hahaha* orang-orang dari komunitas seperti kami, bukan terkait dengan pekerjaan tertentu.
Awalnya
saya takut kalau-kalau suara kami, para ibu yang terkadang centil bisa
menghebohkan seisi Regus. Soalnya salah seorang kawan bikin ulah. Dari ruang
529 yang biasa saya gunakan untuk bekerja, terdengar suara terbahak-bahak seru
dari beberapa teman. Saya yang berjalan dari ruang meeting menuju ruang nomor 529 bergegas menghampiri dan buru-buru
meletakkan ibu jari di bibir, “Pssst, suara kalian terdengar sampai di sana!”
Kehebohan
itu bersumber dari salah seorang kawan yang pakai hijab baru tapi price tag-nya lupa dilepas. Si price tag melambai-lambai di bagian
belakang-bawah hijabnya ketika dia berjalan masuk Graha Pena hingga ke Regus di
lantai 5. Yang berada di ruangan itu tertawa geli. Yang hijabnya baru dilepas price tag-nya tertawa paling keras. Semuanya baru menyadari hal itu dan tertawa, termasuk saya.
Buru-buru
saya ajak kawan-kawan ke ruang meeting yang
sudah siap sejak tadi. Mungkin suara cekikikan kami yang masih saja terdengar
sampai masuk di ruangan meeting terdengar
sampai ke ruangan-ruangan yang kami lewati. Saya kira ada beberapa ruangan yang
sedang ditempati para pekerja kantoran saat itu.
Foto: Zilqiah (www.qiahladkiya.com) |
Yup,
pekerja kantoran. Regus sebenarnya merupakan “kumpulan kantor” – bisa dikatakan demikian. Tepatnya, Regus
merupakan hotel kantor yang bisa disewa sesuai kebutuhan.
Kapasitas tempat yang disediakannya mulai dari perorangan, dua orang, 3 orang,
dan seterusnya. Menyewanya bisa bulanan (bayar bulanan maksudnya), bisa pula
sesuai kebutuhan (maksudnya tidak penuh selama sebulan ditempati, hanya
beberapa kali dalam seminggu bisa pula). Pokoknya bersahabat, deh. Cocok sekali
buat mereka yang baru bikin usaha tapi belum punya tempat. Ketimbang menyewa
ruko yang bayarnya harus setahun paling kurang, kan. Cocok juga buat mereka
yang ingin punya virtual office. Ada
asisten yang bisa senantiasa menjawab telepon tetapi dirinya sedang mobile entah di mana. Cocok pula buat
mereka yang tidak mau repot dengan urusan sampah dan tidak mau repot membeli
perlengkapan kantor seperti printer dan
mesin foto kopi karena jarang-jarang dipakai. Untuk lebih jelasnya, silakan
baca tulisan saya yang berjudul 12
Alasan Menyewa Ruang Kantor di Regus.
Oya,
selama berada di ruang meeting Regus,
suara kami ternyata tidak terdengar keluar ruangan selama pintu tertutup rapat.
Ruangannya cukup kedap suara, lho. Jadi, para klien Regus di ruangan lain tidak
sampai terganggu.
Di
awal kopdar, Mas Anton Cahyono, salah seorang staf Regus menjelaskan kepada
kami mengenai Regus. Jadi, teman-teman yang baru kali ini bertandang ke kantor
yang elegan itu dan belum pernah membaca tulisan saya: 12
Alasan Menyewa Ruang Kantor di Regus bisa paham. Mana tahu ada yang bisa
menjadi klien atau menyarankan kenalannya untuk menjadi klien Regus, kan?
Selain
keistimewaan tempat, satu hal yang menjadikan kopdar kali ini semakin istimewa
adalah kehadiran Fiko (Firman), video
journalist dari Net TV Sul
Sel untuk
meliput kami. Sayang sekali, saya lupa meminta kawan-kawan untuk membawa buku
karya mereka guna dipajang di meja. Padahal bisa sekaligus promosi. Waktu shooting dengan Metro TV tempo hari (baca ceritanya di: Dari
Talkshow di TV Lokal ke TV Nasional), kami memperlihatkan buku-buku karya
kami dengan memajangnya di atas meja. Untuk shooting
kali ini, saya tidak pula mempersiapkan materi khusus. Awalnya rencananya
kami hanya akan bincang-bincang ringan saja seputar dunia menulis. Tapi menurut
Fiko, bagusnya kalau saya tampak membawakan materi. Pakai LCD projector kah atau bisa juga pakai board saja.
Foto: Zilqiah (www.qiahladkiya.com) |
Aish,
padahal sebelumnya saya menolak tawaran Mas Anton mengenai white board. Cepat-cepat, deh saya menarik ucapan penolakan saya,
dengan meminta kembali white board kepada
Mas Anton. Pak Lukman segera menyiapkan peralatan yang diminta untuk kami. Fiuh,
untungnya fasilitas di Regus lengkap. LCD projector-nya
ada juga, lho cuma sementara dipakai pada sebuah pertemuan di ruang meeting lainnya.
Secepat
kilat saya memikirkan, apa yang hendak saya sampaikan kepada teman-teman. Tidak mungkin juga kan akting menerangkan tetapi mencoret-coret asal dan pembicaraan tak terkendali.
Terpikir dialog dengan Kak Luna Vidya – seniwati Makassar yang jago nge-MC
mengenai harga diri dan integritas sebagai MC (baca tulisan berjudul Mini Workshop MC: Mari Kembalikan Harga Diri). Kedua hal itu cocok untuk
diadaptasi di lingkungan kerja mana pun, termasuk ketika blogger bekerja sama
dengan sebuah brand. Maka mengenai
hal itulah yang saya angkat. Dalam bekerja sama dengan brand, sebaiknya blogger tidak hanya mementingkan harga dirinya, integritas dirinya - misalnya dalam memberikan kualitas layanan yang baik juga mesti diperhatikan. Beberapa kawan juga turut memberikan pengetahuannya sehingga saling sharing-nya semakin oke.
Shooting hari itu ditayangkan pada hari Selasa, 29 November 2016 pada program Lingkar Kreatif di Net TV Sul Sel. Kesibukan membuat saya lupa mengabari kawan-kawan di grup Facebook IIDN Makassar. Saya pun hanya menyaksikan separuh tayangan tentang IIDN Makassar karena ketika saya tongkrongi pukul setengah tujuh pagi (seperti kata Fiko), e ternyata acaranya sudah mulai beberapa menit sebelumnya.
Shooting hari itu ditayangkan pada hari Selasa, 29 November 2016 pada program Lingkar Kreatif di Net TV Sul Sel. Kesibukan membuat saya lupa mengabari kawan-kawan di grup Facebook IIDN Makassar. Saya pun hanya menyaksikan separuh tayangan tentang IIDN Makassar karena ketika saya tongkrongi pukul setengah tujuh pagi (seperti kata Fiko), e ternyata acaranya sudah mulai beberapa menit sebelumnya.
Terima kasih buat Fiko dan Net TV Sul Sel
Masih
ada kesempatan untuk mendapatkan file rekaman videonya. Saat diundang Net TV
Sul Sel untuk shooting talkshow bertema
Ujian Nasional, saya meminta file tersebut kepada Fiko. Lalu saat saya ke Regus
untuk mengerjakan sesuatu, saya upload-lah
video itu ke channel Youtube saya *ehm, wifi di Regus lancar jaya, teman. Mudah
sekali urusan upload video!*. Maka inilah videonya, yang saya sisipkan pada
tulisan ini. Silakan menyimak liputan tentang IIDN Makassar. Jangan lupa
mengamati ruang meeting Regus tempat
kami kopdar, di video itu, yah.
Makassar, 12 Desember 2016
Mengenai Regus Makassar:
Mengenai Regus Makassar:
Untuk
informasi lebih lanjut silakan langsung ke:
Telepon:
0411-3662100
Ralat:
Narasi dalam tayangan mengenai IIDN Makassar di Net TV Sul Sel itu mengatakan kami mengadakan pertemuan setiap minggunya. Tidak demikian. Sewaktu diwawancarai, saya menjawab bahwa pertemuan kami usahakan setiap bulan. Namun bisa saja berlangsung dalam 2 bulan. 😀
Share :
Keren-keren :)
ReplyDeleteAIh terima kasih
Delete*geer*
Ibu Ibu Doyan Nulis Makassar (IIDN) masuk tv lagi... kereenn. Btw... temannyg bikin heboh itu siapa yah. Jadi penasaran wkwkwkk
ReplyDeleteAlhamdulillah.. eksis lagii.
DeleteHm, dia adalah ... dia adalah .... seseorang yang sepertinya sedang dapat job endors hijab wkwkwk
sempet dateng cuman bentar aja.. gara gara ada urusan dadakan hemph
ReplyDeleteHm
Delete*berpikir keras*
Maaf, Anda yang mana, ya?
asik banget mba bisa ketemu teman-teman se-passion :)
ReplyDeleteBenar, Mbak Kania ... senang dan asyik
DeleteWaaah keren Mbak...:)
ReplyDeleteTerima kasih Mbak ^_^
DeleteRegus ini di daerah mana ya mak, bru denger apa tempatnya baru?
ReplyDeleteDi jalan Urip Sumoharjo, di Graha Pena, Mbak.
DeleteKalo Graha Pena sudah lama adanya tapi Regusnya baru dua tahun di Makassar. Waktu itu Mbak Manda sudah tidak di Makassar :)
Kayaknya sa butuh yang macam regus ini deh di Lombok. Biar bisa lebih fokus ngantornya. Ihik~
ReplyDeleteIya yah, Regus perlu dibuka di Lombok, yah
Delete