Mbak
Astrid Prasetyo, Senior Brand Manager SGM Eksplor memperlihatkan video mengenai
harapan-harapan para bunda terhadap anak-anak mereka. Kesimpulannya, semua bunda
mengharapkan anak mereka punya keterampilan emosional dan sosial yang bagus,
seperti bisa bergaul dengan baik. Menarik. Mereka tidak menyebutkan ingin anaknya
juara Matematika atau meraih ranking 1
di kelasnya.
Andai
semua orang berpikir seperti itu, mungkin pola umum sistem pendidikan sekarang
bisa segera diubah dari yang menitikberatkan pada perolehan intelektual dalam
bidang-bidang tertentu saja, menjadi ke arah pengembangan sosial dan emosional
yang lebih bagus bagi si anak di masa depannya. Saya menyaksikan video itu saat
menghadiri undangan Media Gathering SGM Eksplor di Mal Panakukang pada tanggal
28 Januari lalu. Selama 3 hari, sejak tanggal 27 Januari, di Mal Panakukang ada
arena bermain edukatif yang diselenggarakan oleh SGM Eksplor. Arena bermain itu
bertemakan Dukung Anak Indonesia Jadi
Anak Supel Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya.
Dalam
Media Gathering ini, nyata sekali diperlihatkan pentingnya keterampilan
tersebut bagi anak yang tentunya didukung pemberian nutrisi yang baik. Gizi? Yup, ada hubungan antara gizi dengan keterampilan
sosial dan emosional anak, ternyata.
Pemberian Gizi yang Pas, untuk Bekali Keterampilan Sosial dan Emosional
Anak
Dr. Dian
Permatasari, Spesialis Gizi Klinis yang sehari-harinya praktik di RSU Tangerang
mengatakan bahwa nutrisi penting untuk tumbuh kembang optimal. Kenapa penting?
Karena ada efek jangka pendek dan jangka panjangnya. Kalau tidak optimal bisa
tejadi penurunan berkembangan pada anak, misalnya anaknya jadi pendek. Bisa
pula terjadi penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, dan
lain-lain.
Piramida makanan |
Anak
yang nutrisi tercukupi akan jadi anak sehat. Anak sehat itu cirinya: anaknya
aktif, gembira, matanya berbinar, bersih, dan jernih, rambutnya bercahaya.
Pertumbuhan dan perkembangannya baik, sesuai dengan usianya. Nafasnya pun tidak
bau.
Penjelasan
mengenai hubungan antara gizi dan psikis anak dilengkapi oleh psikolog Anna Surti Ariani (Mbak Nina). Ia
mengatakan bahwa ada
masalah emosi yang dialami oleh anak bermasalah nutrisinya. Misalnya, anak bisa
jadi pemarah, sulit bergaul, atau ditolak kawannya dalam lingkungan pergaulan.
Mbak Dian
Permatasari membahas tuntas mengenai pentingnya gizi bagi tumbuh-kembang anak.
Pemenuhan gizi anak hendaknya dipantau, misalnya dengan monitoring berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Gunakan
juga Milestone Kids Chart, untuk
mendapatkan panduan perkembangan dan pertumbuhan anak. Ada pula KMS (Kartu Menuju Sehat) yang bisa
diperoleh di Puskesmas terdekat.
Faktor
yang memengaruhi tumbuh-kembang anak ada dua, yaitu: internal dan eksternal. Nutrisi
masuk di dalam faktor eksternal yang diperoleh saat kehamilan hingga bayinya
lahir. Hubungan antara status nutrisi dan tumbuh-kembang anak: nutrisi
berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan, aktivitas fisik, hubungan
anak dengan orang tua dan sekitar.
Taufan (MC), Dr. Dian Permatasari, Nina (psikolog), dan Astrid Prasetya (SGM Eksplor) |
Asupan
nutrisi seimbang mengacu pada piramida makanan. Piramida makanan dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan. Seluruh dunia juga sudah menggunakannya. Pada
piramida ada karbohidrat (paling bawah), vitamin dan mineral (jenjang
berikutnya), dan protein dan lemak (pada jenjang berikutnya lagi). Paling atas adalah gula, garam, dan minyak
(batasi konsumsinya sebanyak maksimal 4 sdm, 1 sdt, dan 5 sdm saja dalam
sehari). Dalam satu piring harus lengkap nutrisinya ada lauk-pauk, makanan
pokok, buah, dan sayur. Maktonutrien[1] dan mikronutrien[2] harus tercukupi.
Susu
bagaimana? IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan 1-3 tahun susu
sebagai asupan tambahan karena mencukupi kebutuhan kalori sehari-hari juga
mengandung kalsium yang tinggi dan vitamin lainnya. AAFP mengatakan boleh 2 – 3
kali sehari. Yang harus diketahui adalah kebutuhan gizi anak harus terpenuhi
untuk seharinya.
Mbak
Dian menganjurkan, dalam memberikan makan kepada anak gunakan cara responsive feeding, seperti:
- Pendampingan saat makan, lakukan kontak mata dengan anak.
- Peka terhadap rasa lapar dan kenyang anak. Anak menentukan jumlah makannya.
- Tidak memaksa anak untuk makan.
- Berikan makan secara sabar dan perlahan.
- Variasi jenis makanan.
- Meminamilisir distraktor bila anak mudah kelhilangan perhatian saat makan (seperti gadget, televisi).
Pentingnya Mengajarkan Keterampilan Emosional dan Sosial pada Anak
Mbak
Nina (psikolog) menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak berbagai macam
keterampilan emosional dan sosial. Dari 5 domain penting tumbuh kembang anak: fisik,
kognitif, bahasa, emosi, dan sosial, sosial dan emosional adalah aspek yang
saling mempengaruhi satu sama lain.
Penting
mengajarkan anak keterampilan sosial pada anak, misalnya menjadi pendamai, berempati,
bekerja sama, sabar, ikut aturan, dan menahan marah. Ajari anak, kalau marah ia
bisa mengekspresikannya dengan baik, tak mengganggu lingkungan.
Kenapa
perlu keterampilan sosial? Karena dengan keterampilan sosial, anak jadi mudah
diterima lingkungan dan mudah memecahkan masalahnya. Anak juga bisa mempelajari
keterampilan hidup lainnya. Anak bisa belajar banyak dari teman-temannya. Anak
yang keterampilan sosialnya baik, masalahnya lebih sedikit di sekolah karena
mudah bergaul dan happy. Anak juga jadi lebih berprestasi. Orang tua
harus memberikan contoh dulu kepada anak sebelum mengajarkan anaknya. Kalau
orang tua tidak suka bergaul misalnya, sulit jadi contoh buat anaknya.
Perbanyak
anak bertemu dengan banyak anak seusianya, jangan di rumah saja. Perbanyaklah
kesempatan anak bertemu teman-temannya, biarkan ia mencoba sendiri
menyelesaikan masalahnya. Namun harus tegas menghadapi kekerasan dalam bermain.
Berikan pengarahan supaya tidak terjadi. Penting untuk diperhatikan penyebab
anak melakukan kekerasan. Untuk usia berbeda, penyebabnya berbeda.
Wujud Komitmen
Pak Arif
Mujahidin Communication Director Danone Indonesia dan Mbak Astrid Prasetyo, Senior Brand Manager SGM Eksplor, keduanya menekankan komitmen SGM
Eksplor dalam mengusahakan yang terbaik bagi anak Indonesia. Berbekal
pengalaman lebih dari 60 tahun, SGM Eksplor yang merupakan hasil kolaborasi
pusat penelitian Sarihusada di Yogyakarta dan pusat penelitian Nutricia di
Singapura dan Belanda yang juga berkomitmen untuk memberikan produk-produk
inovatif dalam mendukung tumbuh-kembang anak.
Arif Mujahidin Communication Director Danone Indonesia |
Untuk
itu pulalah Dunia Sahabat Eksplor hadir di Makassar, setelah berlangsung di
Surabaya, Yogyakarta, dan Medan. Di dalam “dunia bermain” ini, ada 4 dunia
yangbisa dieksplorasi:
Dunia Samudera.
Di
sini anak bisa mewarnai ikan sesuai imajinasinya. Setelah itu, gambar ikan yang
telah diwarnai di-scan pada sebuah perangkat elektronik. Hasilnya nanti akan
tampak di layar besar serupa akuarium raksasa. Anak bisa mengembangkan
keterampilan sosialnya dengan berinteraksi dengan anak lainnya.
Gambar ikan yang diberi warna hitam |
Ikan berwarna hitam berenang di dalam akuarium :)) |
Dunia Berkebun.
Di
dalam dunia ini, anak diajak bercocok tanam dan mengenali buah dan sayuran yang
mengandung serat, yang baik untuk pencernaan. Namun anak sekaligus diajar untuk
mengikuti aturan dan proses. Dan memahami hasil menaati atau melanggar aturan.
Anak bisa berlatih membangun rasa percaya diri dengan komunikasi yang baik
dengan anak lain di dalam sini.
Dunia Safari.
Motorik
tangan dan kaki anak akan dilatih di sini. Di dalam dunia ini, anak belajar
mengantre dan melatih keberanian untuk mencoba flying fox sehingga mampu bersosialisasi dengan teman-temannya.
Dunia Langit.
Di
dalam dunia ini, anak diajarkan mengenali cuaca. Setiap anak akan mendapat
peran untuk bersama-sama memindahkan awan. Di sini anak-anak belajar bekerja
sama dengan anak-anak lain yang berbeda dari dirinya. Belajar bekerja sama
dengan orang lain termasuk hal yang penting dalam meningkatkan keterampilan
sosial.
***
Pada Media
Gathering ini saya beruntung dua kali, saat kuis saya menjawab satu pertanyaan.
Dan saat pengumuman live tweet, saya
juga dapat hadiah. Keberuntungan saya sama dengan yang diperoleh sahabat saya,
Abby Onety. Alhamdulillah, terima kasih SGM Eksplor.
Usai
Media Gathering, masih ada satu talkshow lagi.
Pada talkshow ini, Mbak Nina menjadi
nara sumbernya. Para bunda yang hadir mendapatkan penjelasan yang gamblang
mengenai menghadapi perilaku anak-anaknya dan bagaimana menanamkan perilaku
baik.
Apresiasi dan Harapan Terhadap Sarihusada
Saya
memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada dua hal dalam penyelenggaraan
arena bermain anak dari SGM Eksplor ini:
- Khusus pada penyajian hiburan, ditampilkan dua gadis kecil yang melakukan tarian modern. Ini lebih baik ketimbang mendatangkan penyanyi dewasa seperti pada acara serupa yang pernah saya hadiri.
- Talkshow khusus yang diberikan di akhir Media Gathering sangat membantu para bunda. Dengan mengadakannya secara terbuka, walau bunda yang tak punya tiket masuk pun bisa menyaksikannya dari luar arena. Hal ini sangat bermanfaat bagi lebih banyak orang.
Augmented reality |
Harapan
saya, semoga apa yang dilakukan SGM Eksplor bisa mengadvokasi pemerintah untuk
menggeser titik berat perhatian pada sistem pendidikan nasional yang sekarang ini
banyak yang masih menerapkan sistem penilaian hanya pada sedikit aspek
kecerdasan (seperti yang masih sangat menghargai anak-anak yang perolehan nilai
Matematika dan IPA-nya tinggi).
Kalau
boleh, saya berharap program CSR-nya bisa membantu mengedukasi para bunda dari
golongan ekonomi menengah ke bawah juga untuk menggeser perhatian mereka pada
pentingnya mengajarkan anak keterampilan sosial dan emosional. Karena saya
masih melihat banyak yang mesih menganggap penting meraih nilai tinggi di
sekolah, atau meraih ranking 1
di kelas. Pemahaman yang sudah terlanjur melekat selama puluhan tahun di negeri
ini. Padahal nyata sekali, ranking bukanlah
penyebab anak bisa menghadapi kehidupannya kelak.
Makassar, 30 Januari 2017
[1]
Makronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang memberikan energi bagi tubuh yang
diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk bertahan hidup. Terdapat tiga jenis
makronutrien yaitu Karbohidrat, Protein dan Lemak. Sumber: https://klinikgizi.com/2014/10/02/makronutrien-dan-pegaruh-pada-tubuh/
[2]
Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan
hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi.
Mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Sumber: foodtech.binus.ac.id/2015/02/03/mikronutrien-sedikit-tapi-penting/
Share :
Ketrampilan sosial, memang harus diajarkan sejak dini. Agar bisa mengendalikan emosi/marah. Jarang sekali anak bisa mengeskpresikan emosinya dengan baik, yang ad umumnya ngamuk dan guling-guling.
ReplyDeleteIya benar, Mas Djangkaru. Supaya kalau marah tidak ngamuk-ngamuk lagi.
DeleteLuar biasa, bu Niar, ilmunya.. Thank's.. saya jd nambah ilmu parenting buat bekal berumah tangga hehe..
ReplyDeleteAamiin .... semoga bermanfaat Mbak Wenny :)
DeleteKok jadi pingin nyobain dunia samudera ya...hehe
ReplyDeleteMakasih mak sharingnya,untuk neal saya nih
Hahaha, jujur saya pun pengen. Menarik, sih Mbak :)
DeleteNah bagus tuh usulannya supaya dana csr danone bisa menyasar juga ke kaum ibu marginal. Karena selama ini mereka jarang tersentuh.
ReplyDeletesalam
Semoga, ya ada yang bisa melakukannya. Mereka yang kurang dana untuk mengakses pengetahuan melalui gadget atau membeli tiket seminar juga bagusnya mendapatkan pengetahuan ini.
Deletebener banget mba, kadang-kadang keterampilan sosial dan emosinal anak sering dilupakana, masih banyak mba seorang ibu yang hanya memperhatikan pola makannya saja. Padahal keterampilan sosial dan emosional anak itu penting banget kan.
ReplyDeleteSaya izin share aja ya,mudah2an bisa bermanfaat
IYa Kang. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
DeleteMakasih mak informasinya, langsung dipelajari yes
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir, Mbak Tetty
DeleteSalam kenal tulisan menarik dikemas dengan apik pada blog yang menawan..mohon kesediaan mampir di blog saya dan meninggalkan jejak komentar untuk tulisan saya ini http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2017/01/teman-terbaik-membidani-ekspresi-diri.html
ReplyDeleteTerima kasih ya sudah mampir
DeleteThanks sharingnya kak niar, selalu suka ulasannya...
ReplyDeletetapi saya termasuk orangtua yang tidak sepakat sih untuk anak yang umur 4-5 tahun bermain sama teman sebaya hehehhe.. anak umur segitu belum bisa memfilter mana baik dan buruk, mana yang baik diikuti mana yang bagus diikuti, dan mereka juga belum bisa melindungi diri mereka dari pngaruh buruk verbal dan fisik. tapi yah itu sih tergantung peraturan rumah masing-masing.. *ehh jadi curhat :D
Hehehe, memang wajar ada kekhawatiran, ya Unna. Kalau saya, sih selama kita tahu aman untuk anak, lebih baik dibiasakan. Biasanya pun anak-anak 4-5 tahun cenderung main sendiri-sendiri walaupun mereka bersama-sama. Tdk apa, mereka mulai belajar bersosialisasi dengan anak seusianya, sebentar saja. Kalau saya ... :))
DeleteSalam kenal Mbak Mugniar, sharingnya bermanfaat utk menjadi referensi :) Memang untuk mewujudkan mimpi para bunda di awal paragraf dibutuhkan upaya bergandengan tangan dari ortunya ya :)
ReplyDeleteIya Mbak, orang tua yang sadar bagaimana seharusnya. Dan juga semua pihak yang juga sudah tahu bagaimana seharusnya. Harapan saya, sih kena ke semua kalangan. Bukan hanya menengah ke atas.
DeleteSeru banget ada kegiatan eksplorasi untuk anak kyk gini, sering2 aja diadakan hehe TFS mbak sharing soal stimulasinya :D
ReplyDeleteOh mendampingi anak makan ini ternyata ada manfaat nya juga yaa, gw pikir yaa asal nyuapin aja. Ternyat akontak mata dll juga sangat di perlukan
ReplyDeleteCocok banget buat acara anakhehe, pasti pada seneng yang ikut
ReplyDeleteibu tidak hanya memperhatikan asupan yang baik bagi anak. Ketrampilan sosial dan emosionalnya pun penting banget. Terima kasih sharingnya, Mbak :)
ReplyDelete