Event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan
pada tanggal 4 Maret lalu di Hotel Sahid mengundang antusiasme besar warga
Makassar, khususnya anak muda. Event ini
dilaksanakan oleh ADEI (Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia) Sulawesi Selatan.
Ayo Berwirausaha merupakan konferensi tahunan yang dikhususkan bagi UKM untuk
membuka wawasan dan memaksimalkan peluang berbisnis di ranah online.
Abotours dan
Abucorp yang
secara penuh mendukung event ini
mendapat giliran pertama untuk tampil. Sayangnya, Abu Hamzah – sang CEO dan founder berhalangan
hadir. Ia digantikan oleh H. Agus. H. Agus menjelaskan mengenai
aplikasi Abutours. Kalau sudah download
aplikasinya, bisa langsung beli tiket pesawat di situ. Di dalam aplikasi ini
ada fitur bernama Carita di mana para penggunanya bisa saling bertukar cerita.
Abutours
yang sudah berusia 7 tahun baru ini
menjalankan e-commerce. Aplikasi dari
biro travel haji/umrah terbesar di
Indonesia ini sudah di-download lebih
dari 5.000 kali. Di dalam abutours.com ada fitur Harianamanah.com, ada juga Abustore.com.
Awalnya Abutours hanya memiliki 5 karyawan. Sekarang Abutours ada di 20 kota
dan mengelola 1000 karyawan.
H. Agus, mewakili Abu Hamzah, menerima souvenir dari panitia |
SESI BARI ARIJONO
Ketua Umum
ADEI, Bari Arijono tampil
sebagai nara sumber berikutnya. Founder
CEO Digital Enterprise Indonesia ini sempat bergabung di CISCO
Indonesia dan IBM Indonesia 2006-2009. Bari meninggalkan zona nyamannya sebagai
pegawai untuk membangun perusahaan yang menjadi pusat pelatihan digital pertama
di Indonesia. Pusat pelatihan itu membantu korporasi untuk masuk ke dunia
digital. Bari mengatakan, “Indonesia membutuhkan banyak pengusaha, bukan
pelajar, bukan pekerja, dan bukan pemalas. Di sini banyak mahasiswa, banyak
pemuda. Mereka tumpuan di masa depan. Tanpa kehadiran adik-adik mahasiswa, Indonesia
tidak akan maju 5 – 10 tahun ke depan.”
Menurutnya
bagaimana memulai mental entrepreneur
adalah dengan melakukannya sejak sekarang. Bari menghimbau hadirin untuk jadi
pengusaha digital, bukan pengusaha biasa, “Itu kunci kesuksesan lima – sepuluh tahun
ke depan.”
ADEI
ingin memetakan semua teknologi digital di seluruh Indonesia. Teknologi digital
adalah satu platform baru yang harus
dipahami agar bisa memajukan usaha ke depan. Salah satunya adalah melalui media
sosial. Ini yang paling murah, mudah, cepat, dan paling banyak dipakai. Tidak
harus mengerti IT, software, semua
orang mampu melakukan.
ADEI yang
berdiri tanggal 1 Februari 2016 ini merupakan asosiasi yang memiliki semangat
dan jiwa kebangsaan yang tinggi pada ekonomi digital. Bari mengutip dari Alibaba,
bahwa 25% ekonomi dunia “dimakan” oleh ekonomi digital. Kelak pengusaha yang
tidak mengerti ekonomi digital akan siap tergilas zaman. Di ADEI bergabung
akademisi, profesor, doktor, dan kumpulan praktisi digital di dunia industri. Juga
ada peneliti dari Samsung, Motorola, Oracle, dan lain-lain. Ada juga perorangan
atau insan yang memiliki passion atau
keinginan besar untuk memajukan dunia digital entrepreneurship di Indonesia. Walau baru setahun usianya, ADEI sudah
menorehkan banyak prestasi. Salah satunya adalah sudah menjadi bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016.
Ekonomi
digital sudah menjadi circle strategy untuk dimajukan ke depan. Sangat
penting ekonomi daerah dimajukan lewat ADEI. Salah satu momentum bersejarahnya
adalah: ADEI sudah menjejak di Kepri (Kepulauan Riau), didukung BI, OJK
(Otoritas Jasa Keuangan), dan semua komponen ekonomi digital di Kepri. Demikian
juga di Riau (sudah tahu kan kalau Riau dan Kepri itu dua dari provinsi terkaya
di Indonesia?). Di Sul Sel, diharapkan agar peran ADEI bisa menggerakkan ekonomi
rakyat dan memajukan Sulawesi Selatan.
Bari Arijono, Ketua ADEI Indonesia |
Seiring
program pemerintah, ADEI mendukung presiden Jokowi, yaitu dengan pro UKM. Memfokuskan
diri pada UKM. “Back bone ekonomi kita didukung UKM. UKM
tidak pernah mengenal inflasi atau gejolak ekonomi global. Ini luar biasa,”
tutur Bari. Ia mengharapkan potensi ekonomi Indonesia bisa naik ke 5 besar
dunia.
“Ekonomi
digital tidak bisa diaggap sepele!” seru Bari. Dia meminta para mahasiswa yang
hadi untuk googling apa itu ekonomi
digital dan bagaimana bisa berperan serta agar UKM bisa tumbuh menjadi IKM
(Industri Kecil Menengah).
Bari melanjutkan pemaparannya, “Pertumbuhan
ekonomi Indonesia kini lima koma sekian persen. Dua hal yang dibanggakan di
Indonesia adalah: kita saat ini pertumbuhan jumlah user media sosialnya 3 besar setelah Cina dan India. M-commerce jadi trend baru, orang menjual dan membeli dari mobile application. Dan
Indonesia adalah nomor 1 di dunia pertumbuhannya: 155%. Sekarang orang
Indonesia suka belanja online menggunakan aplikasi mobile.”
Isu
“membangun smart nation” melalui barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan
modal menjadi hal berikut yang dibahas oleh Bari, “Dengan smart nation, yakinlah akan mampu mengintegrasikan semua smart city menjadi smart nation. Dengan smart
nation kita yakin Indonesia akan bangkit lebih baik lagi dan smart nation akan memberi tambahan
pendapatan kepada setiap provinsi.”
Pusat
Industri Kreatif Nasional harus dikembangkan. ADEI memberi rekomendasi kepada
pemerintah untuk membentuk satu badan baru: Badan Ekonomi Digital. Kalau tidak ada badan ini, masing-masing orang akan berjalan
sendiri-sendiri. Fungsi Badan Ekonomi
Digital adalah untuk “menjahit” semua komponen agar tidak berjalan
sendiri-sendiri.
Potensi
digitalisasi Sulawesi luar biasa. Sulawesi unik penduduknya, juga budayanya. Kita
patut berbangga bahwa Sul Sel merupakan salah satu provinsi yang pertumbuhan
ekonominya tertinggi di Indonesia. Dengan demikian manfaatkan ini dengan menciptakan
inovasi baru, teknologi baru, di bidang pariwisata. Wakatobi di Sulawesi
Tenggara misalnya, merupakan daerah tujuan wisata nomor 3 terindah di dunia.
Pariwisata
selain menjadi pendorong terbesar sampai dengan 7% ekonomi nasional, juga menciptakan
lapangan kerja yang paling banyak. Begitu Wakatobi dibuka secara dunia, banyak
hotel dan motel. Ekonomi begerak cepat sekali. Kalau di go digital-kan, efeknya akan
luar biasa. Apalagi bila dipadukan dengan industri kreatif seperti kuliner,
kerajinan, dan oleh-oleh khas.
Bari
menjelaskan mengenai 4 tantangan terbesar Indonesia dalam mengembangkan dunia
digital. Keempat tantangan tersebut adalah regulator, infrastrukur, talent digital (kualitas SDM TIK dan digital tidak berdaya saing), dan eco system yang belum terintegrasi.
Harus dihadapi sebaik-baiknya karena pemain luar seperti Alibaba, Donald Trump,
dan Facebook masuk ke Indonesia untuk menjadikan kita pemakai. Kita jadi kurang
berdaya di dalam negeri sendiri.
ADEI ingin
agar Indonesia lebih berkembang maka dibentuk sampai pelosok. “Mari bangun mind set bahwa dunia sedang berudah.
Konvensional harus mampu menjadi digital. Bukan hanya perubahan mind set tapi juga strategi bisnis. Dari
cara lama ke cara baru dengan teknologi digital,” pungkas Bari.
Saat
Bari turun panggung, MC mengumumkan pengukuhan ketua DPD ADEI Sul Sel. Untuk
masa kepengurusan ini, Abu Hamzah terpilih sebagai ketua ADEI Sul Sel.
Pengukuhan Abu Hamzah (diwakili H. Agus) sebagai ketua ADEI Sul Sel |
SESI SHINTA BUBU
Shinta Bubu,
CEO dan founder
bubu.com yang juga mendirikan banyak startup
tampil dengan kisah jatuh-bangunnya dalam dunia digital entrepreneurship. Perempuan yang
dinobatkan sebagai “2013 inspiring woman di Forbes Indonesia magazine” ini
telah menjadi wirausahawati selama 20 tahun. Core business yang digelutinya memang dalam bidang teknologi
informasi. Bubu.com adalah usaha pertamanya yang dibangun tahun 1996. Bubu.com
sekaligus menjadi pionir perusahaan internet Indonesia.
Mengaku
tidak memiliki back ground IT,
arsitek yang jatuh cinta pada internet belajar secara otodidak membuat website
mulai tahun 1995. Keinginan kuatnya untuk belajar bisnis, membuatnya mencari
beasiswa untuk meraih gelar MBA di luar negeri. Di kampusnya, Shinta menjalani
kerja sampingan di laboratorium komputer. Di situlah dia jatuh cinta pada
internet.
Pulang
ke Indonesia, gelar MBA membawanya bekerja sebagai management consultant. Setiap pulang kantor, Shinta menggunakan komputer
untuk membuat website. Kemudian dia mendesain website untuk
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Akhirnya kegiatan itu menjadi passion-nya.
Satu
setengah tahun kerja kantoran, Shinta resign.
Keyakinannya yang besar sekali terhadap internet membuatnya membangun bubu.com.
Namun karena bisnis yang dibangunnya “kepagian”, challenge-nya besar sekali. Tidak hanya mencari orang yang bisa
bikin website dan cari klien, Shinta harus memberikan edukasi kepada masyarakat.
Mengajarkan apa itu internet dan apa itu
website, misalnya. Kendalanya pun banyak. Tercatat lebih dari 10 perusahaan
dibangun Shinta, tidak semuanya berumur panjang. Salah satunya yang pernah nge-trend adalah katakancinta.com (mobile based match maker site). “Gagalnya
karena kepagian,” Shinta mengatakan sebab gagalnya usaha-usaha yang
dibangunnya.
Shinta Bubu |
“Untuk
menjadi wiraswasta harus melalui banyak kegagalan. Untuk jadi pengusaha, kalau
belum gagal, belum bisa jadi pengusaha yang sukses. Harus melalui banyak
kegagalan sampai menjadi seseorang yang sukses,” tandas Shinta.
Pada
tahun 2008, Shinta diminta PT. Telkom untuk membangun Plasa.com. Kemudian Blanja.com.
Tahun 2011 dia membuat venture capital
yang memberi pendanaan kepada start up.
Ketika itu belum banyak pemain, Shinta sudah bikin venture capital, tujuannya supaya start up lebih cepat majunya. Kini Shinta berperan sebagai angel investor. Angel investor adalah orang yang menggunakan duit pribadi untuk
perusahaan startup yang dia bina. Shinta
juga melakukan mentoring bagi start up. Menurutnya “kunci perusahaan
adalah mentoring”. Menjadi angel investor bukanlah hal yang sulit
bagi Shinta karena kekuatannya selama 20 tahun ini adalah memiliki network
yang sangat luas. Dengan demikian dia bisa mempertemukan klien dengan funding.
Berbekal
pengalaman panjangnya, Shinta membagi kiat mengenai “apa yang membuat start up berkelas dunia”. Apa saja itu?
Ini dia:
- Founder dengan mental kewirausahaan yang kuat dan tim yang solid.
- Memiliki produk yang terbukti bagus.
- Memiliki produk yang memecahkan solusi
- Konten dengan jangkauan global.
- Memiliki pengguna yang konsisten.
Saat MC
menanyakan tentang pengalamannya mendapatkan penghargaan, Shinta mengatakan, “Penghargaan
tidak penting. Yang penting bisa melakukan passion.
Kalau bisa memberi inspirasi – alhamdulillah
tapi kalau bisa menjalankan bisnis dari yang dicintai, semoga ini bisa
bermanfaat buat banyak orang.”
Makassar, 16 Maret 2017
Bersambung
Simak tulisan-tulisan lainnya tentang UMKM/start up:
- Blogger dan UMKM, Tidak Selalu Tentang Uang
- Walau Kecil, Bertindaklah Besar!Review & Reportase, Serbaneka, Startup, UMKM
- Tentang UMKM dan Aplikasi Canggih Masa Kini
- Gathering Blogger: Bincang-Bincang Bisnis dan Pemasaran Online
- Pesan Tiket Bus Makin Mudah dengan Tiketbusku
- Catatan dari Gathering Lintas Komunitas Kreatif
- Tarrasmart: dari Makassar, Go International
Share :
0 Response to "Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^