Tulisan ini merupakan tulisan keempat dari event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan oleh ADEI pada tanggal 4 Maret lalu. Tulisan sebelumnya berjudul Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia, Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online, dan Membangun Eksistensi Bisnis di Ranah Online.
Fauziah
Zulfitri, CEO Insight
Indonesia tampil
pada sesi terakhir, bersama dua perempuan inspiratif lainnya. Sesi ini dipandu
oleh Cheeqa Rahmat, ketua panitia event
Ayo Berwirausaha. Perempuan lulusan Fakultas Psikologi UI ini menceritakan ucapan
coach-nya yang menggerakkannya lebih
terstruktur dalam menjalani kehidupan: “You
have to live by design!” Usia 40 dia meninggalkan posisi direksi di sebuah
perusahan dan mengembangkan usahanya sendiri. Hal ini sudah ia rencanakan sejak
berusia 23 tahun.
Insight
Indonesia yang
dipimpinnya bergerak dalam bidang training,
coaching, dan consulting di
perusahaan-perusahaan. Dia pernah men-training
UKM hingga UKM tersebut berkembang dari yang hanya memiliki 3 orang karyawan, berkembang
menjadi 15 orang.
Fauziah
memaparkan beberapa kiat yang patut diikuti mereka yang ingin sukses:
1. Building a dream.
Ketika
bermimpi, mimpi itu harus diwujudkan menjadi sebuah action. Seperti yang dilakukannya, Fauziah merencanakan berhenti
bekerja dan membangun bisnis sendiri sejak usia 23. Tetapi sepanjang karirnya
selama 17 tahun, ia membangun personal
branding-nya dengan melakukan action sebaik-baiknya. Media sosialnya
pun ia manfaatkan untuk memperkenalkan Insight Indonesia. Saat hendak memulai
usahanya, Fauziah mengukur diri. Pesaingnya banyak di Makassar, dari Jawa semua
pula namun ia tahu kekuatan dirinya. “Saya orang Makassar, bicara dengan bahasa
sini, dan secara operasional saya terdukung oleh experience,” tandasnya.
2. Believe it will suceed.
Membangun
sukses perlu 3 hal. Membangun bisnis pun perlu membangun 3 hal:
- Capability, kemampuan diri.
- Reliability, sanggup diandalkan atau tidak? Punya reputasi baik atau tidak.
- Intimacy, kedekatan dengan konsumen. Intimacy sangat mudah dibangun dengan media sosial saat ini.
Sumber foto: di wall Facebook Cheeqa Rahmat |
3. Bayangkan
sukses satu step setelahnya.
Fauziah
mengaku dirinya tidak punya tenaga marketing
dalam menjalankan bisnis. Ia melakukan upaya “ketok pintu”. “Bangun brand di mana Anda touchable. Perlihatkan kepada orang sisi humanis,” pungkasnya.
4. Make it happen.
Gunakan
rumus 3 C:
- Clearity, mau bermanfaat buat orang lain. Make sure, misalnya mau bangun bisnis travel, tujuannya apa?
- Commitment, “kejam pada diri sendiri”.
- Consistency. Konsistensi, yang ini jelas, bukan? Di mana-mana, orang yang sukses pasti konsisten.
Winarni, owner Doubleyoucakes menceritakan tentang bisnis kue yang dibangunnya sejak
tahun 2010. Alumnus Fakultas Teknik jurusan Teknik Arsitektur ini memang suka
bikin kue. Baginya itu menyenangkan. Selain itu ia suka mendekorasi kue. Ia
memutuskan resign dari pekerjaannya karena
selalu terpikir membuat kue yang menarik saat di kantor bila ada pesanan kue.
Winarni pun belajar serius, dan mendapatkan passion-nya.
Untuk
memasarkan produknya, Winarni memanfaatkan media sosial dan membuat website
sendiri. Salah satu cara yang ditempuh Winarni adalah belajar coding agar bisa mengelola website-nya
sebaik mungkin. Ia merasakan manfaat dari cara-cara yang ditempuhnya dengan
mendapatkan market dari luar
Makassar.
Pertanyaan
mengenai bagaimana menghadapi orang yang meniru produknya, Winarni mengatakan
bahwa itu menjadi sebuah hal yang harus disikapi dengan terus berinovasi.
“Tidak usah takut ditiru,” tandas ibu satu anak yang juga aktif sebagai blogger
ini.
Menghadapi
pertanyaan dari moderator mengenai kesulitan terbesar yang dihadapinya, Winarni
mengatakan bahwa dalam bermain online,
harus siap 24 jam 7 hari. Dunia online
marketing terus bekembang jadi tantangannya harus terus belajar, misalnya
dengan rajin googling. Harus mencari
tahu apa yang terbaru di online marketing
juga.
Kiri - kanan: Cheeqa Rahmat, Wahyuni Amiruddin, Winarni, dan Fauziah Zulfitri Sumber foto: fanpage IKIKU |
Wahyuni, founder
Ikiku Food memulai usahanya dengan mencari cara agar “pisang ijo bisa
dibawa-bawa”. Perempuan yang berlatar belakang pendidikan Teknik Informatika
ini memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya. Terhadap peniru, sama
seperti Winarni, Wahyuni juga tidak memiliki kekhawatiran dalam menyikapinya.
Kesulitan terbesar menurutnya adalah saat memulai.
Winarni
dan Wahyuni adalah contoh perempuan produktif yang mampu berkarya melalui passion-nya. Fauziah mengakhiri sesi ini
dengan menjelaskan mengenai PASSION (LENTERA
JIWA). Passion adalah hal yang dikerjakan
dengan sepenuh hati. Tidak peduli berapa banyak uang dikeluarkan, tidak memikirkan
diri sendiri, kadang-kadang tidak peduli kesehatan juga. “Kalau bicara passion, kita bicara tentang apa yang
mau kita kobankan untuk passion itu.
Bekerja karena passion, kita seperti
tidak bekerja terhalang waktu,” imbuh Fauziah.
“Banyak
orang bekerja seperti zombie,” ujar Fauziah saat menjelaskan bahwa orang-orang
yang tidak mengerjakan hal-hal yang bukan passion-nya
tampak seperti zombie saking tidak bersemangatnya. Saya suka sekali
kalimat-kalimat yang diucapkan Fauziah berikut: “Passion tidak harus jadi pengusaha. Ada orang yang passion-nya jadi pelayan.”
Nah,
buat saya, ini menggarisbawahi bahwa kita saling menghormati. Yang nyaman
menjadi pekerja jangan diolok-olok, yaah. 😊
Makassar, 20 Maret 2017
Selesai
Sukses buat ADEI dalam menumbuhkan dan mewujudkan ekonomi digital yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian Indonesia
Baca juga tulisan sebelumnya:
- Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia
- Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online
- Membangun Eksistensi Bisnis di Ranah Online
Juga tulisan-tulisan lain tentang
UMKM dan startup:
- Blogger dan UMKM, Tidak Selalu Tentang Uang
- Walau Kecil, Bertindaklah Besar!
- Tentang UMKM dan Aplikasi Canggih Masa Kini
- Gathering Blogger: Bincang-Bincang Bisnis dan Pemasaran Online
- Pesan Tiket Bus Makin Mudah dengan Tiketbusku
- Catatan dari Gathering Lintas Komunitas Kreatif
- Tarrasmart: dari Makassar, Go International
Share :
Aku salut sama wanita khususnya ibu-ibu yang mau belajar coding demi tampilan template yang lebih menarik dan tampil beda.
ReplyDeleteAku masih takut mewujudkan mimpi, laki mengolah skill.
Keren yah Mas.
DeleteSuka baca kisah sukses sesama perempuan... semoga nanti bisa jga begitu... saat ini masih diangan-angan doank untuk memulai suatu bisnis huhu
ReplyDeleteAamiin. Semoga terwujud ya Mbak
Deletekarena hobby dan passion itu bikin kerjaan lebih enteng mak :)
ReplyDeleteBenar Maa. Tidak berasa kerja jadinya.😊
Deletekeren banget ini Mbak Mugniar acaranya, saya juga sedang ngembangin kegiatan pemberdayaan ibu-ibu agar berdaya dan bertambah mandiri secara ekonomi supaya bisa bantu kehidupan keluarga
ReplyDeleteWah luar biasa Mbak Nurin. Moga lancar ya segala sesuatunya
DeleteMantap review kegiatannya Kak Mugniar :D
ReplyDeleteYang saya kagumi dari pemateri diatas itu Ibu Fauziah Zulfitri. Kebetulan pernah 2 kali bertemu beliau dibeberapa seminar. Pembawaannya mantap. :D
Waah keren Yani. Lanjutkan 😊
DeleteMenginspirasi sekali, tp praktikinnya susah hehe
ReplyDeleteNah itu hehehe.
DeleteKalo buat kita sih kayaknya susah ya Mbak. Tapi buat mereka yang di tulisan ini, mungkin jadi tantangan yang menyenangkan :)