Tulisan kedua dari event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan oleh ADEI pada tanggal 4 Maret lalu. Tulisan sebelumnya berjudul Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia.
Adryan
Hafiz, cofounder dan CEO dari
Kolaborasi Kapital Indonesia (kolaborasi.co) membawakan presentasinya pada sesi
yang dipandu oleh Rusdi Jufri. Lelaki muda ini besar dan membangun bisnisnya di
Bandung dan Jakarta. Terdiri atas 9 industri dengan 10 bisnis unit yang sudah berjalan
selama 3,5 tahun.
Adryan Hafiz |
“Digitalisasi
mengakselerasi perkembangan di semua bidang. Industri kuliner juga, tidak hanya
Abutours. Industri perikanan juga, industri media juga. Apa peluang yang harus
ditangkap dalam industri digital?” Adryan membuka penjelasannya.
Ada 4
tantangan bisnis:
- Low barrier to entry. Karena sekarang buat bisnis semakin mudah maka semakin banyak orang yang masuk ke industri. Tidak seperti dulu, sekarang semua orang bisa bikin brand fashion. Tidak harus dia bisa jahit dan tidak harus punya mesin jahit pula.
- Embrace the rapid Change. Bisnis lama, dulu tidak banyak perubahannya. Sekarang cepat. Siap dengan perubahan dan trend yang sangat cepat. Contoh barber shop. Sekarang tidak hanya mengurusi potong rambut. Bisnis barber shop sekarang juga menawarkan krim penumbuh rambut.
- Demanding customer. Customer semakin banyak maunya. Misalnya mau cari laptop tapi harus cari review-nya dulu.
- Technology adaptation. Teknologi penyebarannya di Indonesia tidak bisa terlalu merata. Tidak semua pemilik usaha bisa UMKM bisa memanfaatkan teknologi digital.
Di
samping itu, ada 4 peluang yang bisa diusahakan:
- Accelerate the learning. Pembelajaran yang semakin cepat dan semakin dekat dengan sumbernya.
- Improve the engagement. Bisa menjangkau orang dengan cepat via teknologi digital.
- Scale the potential. Maksudnya: Bisa menjual hingga ke luar batas. Bisa nge-scale lebih banyak customer.
- Increase the bottomline. Bisa meningkatkan revenue kita. Memudahkan revenue bisnis secara drastis.
Sesi ini dipandu oleh Rusdi Jufri (duduk paling kanan) |
Usaha
yang dibangun Adryan Hafiz sudah 4 tahun.
Salah satu tips yang dibagikan oleh lelaki asal Sumatera ini adalah, “Yang
penting customer cinta sama produk
kita. Di awal usaha berjalan, customer
yang datang terus bisa memberikan feed
back.”
Saat
ditanyakan tentang “dream” dan
“barrier”-nya, Adryan menjelaskan bahwa dream-nya
adalah ingin melakukan apa yang dia suka dan bisa dapat uang dari situ. Dia
berpesan kepada hadirin, “Make sure
kalian have fun dan bisa hidup di
situ dan juga bisa membantu yang lain.”
Sedangkan
barrier, lebih banyak dari dalam diri
sendiri, “Kebanyakan mikir.” Bagaimana cara menghindari hambatan seperti ini? “Lebih
baik mulai cepat, gagal cepat, dan belajar dari pengalaman daripada tidak
melakukan apa-apa. Jangan kebanyakan mikir,
coba saja. Sepuluh kali coba, mungkin ada satu yang berhasil!” tandas Adryan.
Muhammad
Mufid Luthfi adalah
lelaki muda kedua yang hadir di hadapan hadirin pada sesi ini. Pentolan dari Idcloudhouse.com
ini sudah menggeluti bisnisnya selama 2 tahun dengan memberikan website gratis
untuk organisasi sosial dan yayasan. Menjalankan bisnis bermisi sosial, Mufid
mengaku telah belajar banyak dari pengetahuan yang diperolehnya, di antaranya
dalam bidang finance, teknologi, dan marketing. “Dapat insight dan bertemu dengan banyak network,” tutur lelaki yang mengaku sudah punya banyak pengalaman
gagal sejak SMA karena membangun beberapa bisnis.
Menjawab
pertanyaan tentang barrier, Mufid
menjelaskan mengenai rintangan dari segi ide. Maksudnya dengan memiliki ide yang
sama dengan orang lain, masalahnya ada pada tahap eksekusinya. Proses eksekusi
bisa menjadi mahal. Nah, tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengeksekusi
ide supaya jadi solusi. Salah satu tips-nya yang dibagikan Mufid adalah: cari
rekan yang sesuai.
Pesan
lelaki muda ini kepada para hadirin agak berbeda dengan pengusaha lain. Kalau
yang lainnya mengajak untuk mengikuti passion,
Mufid malah mengatakan, “Don’t follow
your passion. Kitalah yang membentuk passion,
jangan mengikuti passion. Kalau mau
berusaha pasti bisa dengan mengejar mimpi!”
Pemberian souvenir kepada para nara sumber |
Fauzan Gani, lelaki muda
pendiri Doogether yang concern ke
peralatan olah raga ini disambut dengan teriakan histeris sejumlah gadis 😉. Dengan usia bisnis yang baru 1 tahun, Fauzan memimpikan, “Pengen bisa
ngasih impact ke orang lain bahwa berolah raga itu mudah.”
Fauzan membagikan tips, jangan sampai kita tidak
mendengarkan keluhan pelanggan yang tidak balik lagi. Cari tahu mengapa customer tersebut tidak balik. Dengan
mengetahuinya, banyak yang bisa diperbaiki. Berbicara tentang barrier, hambatan terbesar baginya adalah ide.
Pertimbangkan apakah bisa hidup dengan kegagalan bila tak mencoba mewujudkan
ide.
Dia
pernah berada pada tahap galau, hendak eksekusi ide atau tidak. Kalau tak ambil
kesempatan dengan segera melaksanakan ide usaha, Fauzan mengatakan ia pasti
tidak ada di sini (di Hotel Sahid, saat itu maksudnya). Kalau tak berani
memutuskan memulai usaha, Fauzan mungkin masih jadi pegawai kantoran. Nah,
kalau berpikir bisa mewujudkan ide itu, “Believe
bahwa itu sudah terjadi. Otak kita tidak bisa membedakan past, present, atau future.
Set otak kita bahwa kita punya income, punya teman, bisa bantu orang
... as amount.”
Sesi
yang inspiratif dengan jiwa muda yang bersemangat, ya. Salu buat ADEI yang
menyelenggarakan acara ini. Tulisan ini belum selesai, ya. Masih ada
kelanjutannya.
Makassar, 18 Maret 2017
Bersambung
Juga tulisan-tulisan lain tentang UMKM dan startup:
- Blogger dan UMKM, Tidak Selalu Tentang Uang
- Walau Kecil, Bertindaklah Besar!Review & Reportase, Serbaneka, Startup, UMKM
- Tentang UMKM dan Aplikasi Canggih Masa Kini
- Gathering Blogger: Bincang-Bincang Bisnis dan Pemasaran Online
- Pesan Tiket Bus Makin Mudah dengan Tiketbusku
- Catatan dari Gathering Lintas Komunitas Kreatif
- Tarrasmart: dari Makassar, Go International
Share :
Intuisi dan kecepatan mengambil keputusan dalam bisnis ini yang sangat diperlukan. Ide dan eksekusi agar segera dilakukan tindakan sehingga pebisnis rata-rata sukses karena ia gambling dengan opportunity. TFS Mbak. Udah lama banget tidak berkunjung ke blog kece ini :D
ReplyDeleteYa benar Mbak. Terima kasih sudah melengkapi 😊
DeleteSaya sudah pernah buat toko online yang sederhana namun banyak kendala. Salah satuya adalah produk yang tidak elalu tersedia, belum lagi publikasinya yang belum memadai untuk dilanjutkan. Saya banyak belajar dari tips tips di sini
ReplyDeleteSemoga bisa jalan lagi took onlinenya ya Pak Asep
Delete