Tantangan Perempuan Menulis di Era Digital ini dimuat di
rubrik Opini Harian Fajar, tanggal 22 Desember 2017.
Tulisan yang dimuat sudah disunting sehingga ada bagian-bagian yang hilang.
Di sini, saya share tulisan yang saya kirim, sebelum disunting oleh editornya.
Oya, saya mengirimkan dua tulisan. Saat saya menayangkan ke blog,
saya belum tahu apakah tulisan yang kedua akan dimuat juga atau tidak.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
“Kalau kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka jadilah penulis.” ― Imam Al-Ghazali
Pentingkah menulis?
Bagi
saya, sangatlah penting. Aktif menulis dan ngeblog sejak 2011, melalui 2000
tulisan, sekurangnya 17 manfaat sudah saya terima. Ketujuh belas manfaat
tersebut yaitu: “prasasti sejarah” pribadi, semakin terampil menulis, semakin
kreatif karena ide semakin mudah diperoleh, meluasnya jaringan pertemanan, mengikuti
banyak kegiatan bermanfaat secara cuma-cuma, bertambahnya wawasan, sarana
pengembangan diri, membantu orang lain secara materi, memotivasi orang lain, memberikan
wawasan baru kepada orang lain, menyumbangkan ide untuk bloger lain, membuka
mata banyak orang di wilayah lain tentang Makassar, pintu rezeki, menyebarluaskan
kebaikan, sarana aktualisasi diri, meningkatkan kemampuan komunikasi lisan, dan
mengkritik secara berbeda.
Dengan
bantuan internet, menebar kebaikan menembus batas wilayah dan waktu amat
mungkin dilakukan orang biasa di zaman sekarang. Bukan hanya eksistensi dan
prestise, prestasi pun bisa diperoleh. Tak ada bedanya laki-laki dan perempuan
dalam hal ini. Keduanya memiliki peluang yang sama karena yang berbicara adalah
kekuatan dan kelenturan otak, bukan otot.
Sebagai
pengguna aktif media sosial, saya menyaksikan banyak perempuan yang menangguk
rezeki dari dunia maya. Berbekal kecerdasan literasi dalam dunia digital, bukan
hanya uang yang mereka peroleh. Melalui tulisan mereka pun bisa saling belajar hingga
menjadi pribadi-pribadi yang matang.
Data
yang dikeluarkan APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) menunjukkan
bahwa perempuan pengguna internet di Indonesia adalah sebesar 47,5%. Mereka
memanfaatkan internet, mulai dari membuka media sosial, berdagang online, hingga membaca berita. Banyak
dari mereka berjejaring – bergabung dan belajar dengan/dari aneka lembaga dan
komunitas. Salah satu lembaga yang dimaksud adalah IWITA (Indonesia Women
Information Technology Awareness) yang bertanggung jawab terhadap Serempak.id.
Serempak.id adalah portal interaktif yang merupakan bagian dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. IWITA berada di bawah arahan Martha
Simanjuntak bekerja sama dengan Serempak giat mengadakan pelatihan literasi
digital untuk mengedukasi perempuan di seluruh Indonesia.
Selain
itu, ada komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) dengan belasan ribu anggota yang
tersebar di seluruh dunia. Mereka sudah menghasilkan banyak karya berupa buku.
Ada pula Kumpulan Emak-Emak Blogger, Blogger Muslimah, Indonesian Hijab Blogger,
Indonesian Female Blogger, dan Blogger Perempuan Network yang masing-masing
memiliki ribuan anggota – perempuan Indonesia yang giat menulis di blog.
Khusus
di Makassar, ada kelas menulis khusus bloger perempuan. Kelas Menulis MAM
(Makkunraina Anging Mammiri) namanya. Kelas ini merupakan bagian dari komunitas
bloger Anging Mammiri. Anging Mammiri yang saat ini dipimpin oleh seorang
bloger perempuan bernama Nur Almarwah Asrul merupakan salah satu komunitas
bloger tertua di Indonesia yang masih bertahan hingga kini. Kalau Anging
Mammiri sudah berusia 11 tahun, Kelas Menulis MAM yang diketuai Zilqiah
Angraini baru berusia 2 tahun namun telah menghasilkan bloger-bloger perempuan
baru yang aktif menulis. Para anggotanya kerap menerima tawaran kerja sama dari
berbagai pihak.
Apa yang dilakukan bloger perempuan?
Banyak,
bukan sekadar menulis di blog atau berkomunitas. Mereka pembelajar yang
dituntut jeli dan cerdas dalam beraktivitas. Ketujuh belas manfaat di atas
sanggup mereka dapatkan. Khusus manfaat menulis sebagai pintu rezeki, saya bisa
jelaskan bahwa blog mereka menjadi incaran kerja sama perusahaan-perusahaan –
mulai dari level UKM hingga
perusahaan besar. Kerja samanya berupa tulisan disertai penyebaran link di media sosial. Bloger perlu memiliki kemampuan menghitung nilai jual karya dan
upaya mereka dikombinasikan dengan nilai teknis blog. Selain itu, bloger bisa
menjadi buzzer. Buzzer tugasnya membantu mempromosikan produk /kegiatan di media
sosial. Bukan hanya dituntut aktif bermedia sosial, seorang buzzer dituntut beretika, cerdas
berliterasi, dan tidak kehilangan hati nurani dalam menjalankan tugasnya.
Menyenangannya,
sebagian besar kegiatan tersebut dilakukan dari rumah. Yang sehari-harinya
sebagai ibu rumahtangga, peran ganda sebagai ibu dan pekerja dengan mudahnya
dilakukan berbekal keterampilan menulis dan memanfaatkan internet. Jika tekun
maka hasilnya bisa membiayai keperluan sendiri dan membantu keuangan keluarga.
Yang paling beruntung di antara mereka bisa berpenghasilan sebesar 8 digit tiap bulannya.
Namun
tentu saja, kembali kepada tujuan mulia menulis – yaitu untuk berbagi, para
bloger perempuan tak bisa hanya berharap rupiah. Mereka harus mengingat bahwa
yang paling utama dari menulis adalah besarnya kesempatan untuk menebar
kebaikan, mulai sebagai “pembawa pesan” hingga mencerdaskan bangsa. Akan lebih menenteramkan
dan lebih langgeng kemampuan ngeblog dipertahankan jika tujuan utama menulis
disangkutkan kepada sesuatu yang hakiki. Proses berperan penting. Hasil yang
baik akan diperoleh dengan permulaan dan proses yang baik. Dan dalam sebuah
proses, keniscayaannya adalah jatuh-bangun berkali-kali!
Makassar, 22 Desember 2017
Baca juga tulisan yang lain yaa:
Share :
Salut sama konsistensi dan eksistensi bu Niar dlm menulis.
ReplyDeleteSaya masih jauh banget dan skrg lg vakum nulis d blog. Blank ide, tp sebenarnya sedih sih kayak gini. Pengen aktif dan produktif lg nulisnya.😢
Ayo, menulis sering-sering di blognya, Mbak Wen :)
DeleteSeorang guru pasti banyak idenya, sayang kalau tidak di-share ke dalam bentuk tulisan.
Terima kasih Niar! Sudah menuliskan artikel ini di sini, karena jika saya ingin membacanya di koran pastilah saya tidak bisa. Bukan karena saya malas membaca koran, tetapi saya memang tidak berlangganan koran itu (kasihan saya di..). Perempuan menulis memang semakin menyebar bagaikan virus, tetapi bukan virus penyakit. melainkan virus atau sebutlah itu sebagai imun jiwa.
ReplyDeleteAhaha, sama jaki', Kak. saya juga ndak langganan koran. Saat ada yang mengabari baru pi saya beli korannya. Perempuan perlu menulis, ya Kak. Yang utama agar bisa saling belajar. Kelak akan berguna buat anak-anak bangsa.
DeleteSemoga semakin banyak perempuan indonesia yang bisa mengaktualisasikan diri di berbagai bidang.
ReplyDeleteAamiin.
DeleteWah kalau saya belum pernah ngirim tulisan ke koran. Baru media online aja. Jadi pengen belajar juga ngirim k koran 😃
ReplyDeleteAda banyak koran, dengan banyak karakter, Bunda. Mungkin sudah banyak yang share di blog juga.
Deletesukses terus yaa...semoga terus menginspirasi. Btw..gimana cara kirim opini ke koran harian fajar?
ReplyDeleteRencananya akan saya jadikan bahan tulisan berikutnya :)
DeletePerempuan Indonesia memang hebat, dulu aku mengira kalau blogger itu kebanyakan dilakukan oleh kaum lelaki, tapi setelah terjun lebih jauh ternyata kaum perempuan jauh lebih banyak. komunitas Blogger khusus perempuan juga lebih berkembang
ReplyDeleteSekarang makin banya perempuan di dunia blogging - sebagai blogger konten (saya menyebutnya blogger konten). Kalo blogger adsense (maksudnya blogger yang main adsense) mungkin masih lebih banyak laki-laki. Moga-moga dari sisi perngembangan dirinya, dengan menulis membuat perempuan makin berkembang juga ya Mbak
DeleteMasih harus berusaha konsisten menulis. Salut dengan para perempuan dan blogger yang mendalami ini bertahun-tahun
ReplyDeleteKalau mau langgeng menulisnya, memang harus konsisten :)
DeleteKeren Mak Mugniar, masih sering nulis di koran. Aku kapan ya?
ReplyDeleteHayuk kirim ke koran, Mbak Leyla.
DeleteIstimewa untuk smua tulisan Bu Mugniar ... apalagi yg sampe dimuat di surat kabar ... Selalu membangun. Salut!
ReplyDeleteMoga saya dan kita konsisten ya kak Eksak. Aamiin.
DeletePrasasti sejarah, wow! Semoga konsisten menebarkan kebaikan dan semangat lewat tulisan ya Mbak Niar. Banyak perempuan hebat namun kadang tak diketahui lantaran tanpa pemberitaan. Mereka luar biasa dan layak kita tiru, salah satunya seperti Mbak Niar ini.
ReplyDeleteAamiin, semoga terjadi Mas Rudi, saya belum hebat koq, hanya berusaha melakukan yang terbaik ^^
DeleteWaah, andalanku memangmi kak Niar dalam menulis. Hihi, jadi ingat waktu kelasnya MIB kemarin pas kita jadi pematerinya, saya duduk jadi peserta yang dengar kita bawa materi mengenai blog. Inspiratif sekali kak! Semoga tetap menginspirasi kak Niar :)
ReplyDeleteBanyak banget manfaat dari menulis itu ya kak. Sukses selalu buat Kak Niar 👍
ReplyDeleteIyes, banyak, Mami Ery. Sukses juga buatmu yaa
DeleteBenar kak ~
ReplyDeletePenulis perempuan juga berkompeten dalam berkarya lewat tulisan.
Setelah mulai banyak terlahir blogger perempuan di Anging Mammiri, kelas-kelas yang bagaimana lagi kirakira bagus dilaksanakan ya kak? kemarin sama kak Qiah kepikiran buat kelas lagi, tapi tentang apa yaa bagusnya? :)
Keren banget mba, wajar tulisannya dimuat di koran. Semoga menjadi contoh untuk saya agar semakin produktif menulis.
ReplyDeleteSemoga penulis perempuan semakin bertambah; kuantitas & kualitas.
ReplyDelete