Nyi
Mas Diane WS yang akrab disapa Mbak Di, merupakan psikolog yang praktisi
perkembangan anak dan remaja. Selain itu, penulis buku Mendidik Anak Sesuai
Zamannya ini juga menjadi parenting motivator dengan jam terbang tinggi.
Sementara itu Amal Hasan leader of Google educator South Sulawesi.
Pak Amal ini berasal dari SMP yang sama dengan saya, SMPN 6 Makassar. Kami satu
angkatan tapi beda kelas. Nama bekennya Eyank Vhazolle. Andai saya tak nge-share
informasi talkshow ini ke grup kawan-kawan sekelas saat SMP, saya
tak tahu kalau beliau sealmamater dengan saya. Dari kawan-kawan sekelaslah saya
tahu kalau Pak Amal itu Eyank. Saya tahunya nama Eyank saja, tidak kenal nama
Amal Hasan soalnya. 😆
Mengawali
acara, Pak Bagus
Dibyo Sumantri dari
KerLip menyampaikan sambutannya. KerLip merupakan gerakan sosial berbasis
keluarga yang pada awalnya mendorong sekolah ramah anak. Sekolah ramah anak
adalah sekolah yang bisa menjadi rumah kedua bagi anak, sekolah tanpa hukuman
(diganti dengan konsekuensi), sekolah tanpa bully. KerLip sudah
melakukan advokasi ke beberapa sekolah, mencoba mengubah mindset para
guru. Dampaknya sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak.
Pak Bagus Dibyo Sumantri |
“Untuk
kali ini kami mendorong di lingkungan rumah, bagaimana orang tua menjadi pendamping,
teman, dan motivasi bagi anak,” ujar lelaki yang sedang menjabat sebagai ketua
KerLip Maros ini. KerLip juga melakukan pendampingan kepada anak-anak yang
dijuluki “anak jalanan”. Anak-anak jalanan ini, di sekolah dianggap anak nakal,
di rumah tidak bisa bercerita atau curhat
dengan orang tuanya. Padahal anak-anak perlu mempunyai tempat yang nyaman untuk
mengeluarkan uneg-uneg mereka. Sayang sekali jika mereka mencari tempat
yang nyaman meskipun itu salah yang membuat mereka terlibat dengan kekerasan.
Menurut
Pak Bagus, dengan adanya pakar yang menjadi nara sumber pada talkshow ini,
kita bisa belajar menjadi orang tua yang baik dan mempelajari fenomena gawai (gadget)
yang sering menjadi kambing hitam untuk kontribusi anak-anak yang kurang baik. “Jangan
sampai saat kita mengalami bonus demografi, anak-anak kita belum siap,” pungkas
Pak Bagus.
Ibu Diana, Mbak Di, dan Pak Eyank .. eh Pak Amal. |
Usai
kata sambutan dari Pak Bagus, Ibu Rusdiana selaku moderator segera
mempersilakan kedua nara sumber untuk naik ke atas panggung. Ibu Diana
memperkenalkan masing-masing nara sumber dan memberikan waktu selama satu jam
per orang untuk menyampaikan presentasinya. Waktu selama satu jam ini sangat
memadai ternyata. Rasanya “kenyang” dengan pencerahan dari kedua nara sumber. Selain
itu, saya kembali merasa masih penuh kekurangan dalam menjalankan peran sebagai
ibu, di antara rasa haru dari slide dan quote yang ditampilkan
oleh para nara sumber. Bukan hanya menjadi pengingat kembali, ada banyak hal
baru yang saya dapatkan dari talkshow ini. Benar-benar, sebagai orang
tua kita tak boleh berhenti belajar.
Materi
yang diberikan dalam talkshow ini di antaranya mengenai peran orang tua
dalam mendampingi anak menggunakan gadget, bagaimana orang tua
memantaskan diri menjadi orang tua pada zaman ini, efek gadget bagi
anak, aplikasi apa saja yang perlu orang tua ketahui untuk mengontrol anak,
aplikasi apa saja yang pantas dimainkan anak, dan lain-lain sebagainya. Anda
bisa menyimaknya di tulisan-tulisan saya berikutnya. Do’akan saya sehat ya
supaya lancar menulisnya, mengingat akhir-akhir ini lagi banyak interupsi di
dunia nyata.
Makassar, Sabtu 7 Juli 2018
Bersambung
Catatan:
KerLip yang terbentuk tahun 1999 ini, sejak tahun 2016 bermitra dengan Pembinaan Pendidikan Keluarga (Bindikkel) Direktorat Jendral PAUD dan Dikmas, Kementerian Pendidikan Nasional. KerLip sekarang menjadi gerakan yang melibatkan para pemerhati pendidikan di seluruh Indonesia.
Share :
Talkshow yang sangat bermanfaat, meninggalkan kesan mendalam untuk peserta karena banyak "sentilan" kecil untuk orang tua 😊
ReplyDeleteSangat banyak sentilan ya. Kita belajar lagi
Deletemakasih remindernya nih mba, smoga bisa jd orangtua yg bisa mendidik anak dg baik
ReplyDeleteAamiin. Makasih sudah mampir, Mbak Kania
DeleteSaya masih terngiang-ngiang beberapa kalimat Mba Dee di event ini kak.. Saking makjlebnya!
ReplyDelete