Sumber: page FB Pesta Komunitas Makassar |
Di booth
FAM, saya berbincang-bincang dengan ayah dari Rezeki, bocah 6 tahun yang
dengan berani memegang ular peliharaan ayahnya. Sejak usia 3 tahun Rezeki sudah
terbiasa memegang ular. Waktu saya tanyakan apakah Rezeki sudah pernah digigit,
ayahnya mengatakan sudah pernah. Wow, Rezeki, berani benar, ya.
Saat
saya sambangi sekira hampir pukul 3 siang, di booth FAM itu ada ayam kate, iguana,
dan musang. Athifah sempat bermain-main dengan ayam kate sementara si bungsu
Afyad sama sekali tidak mau memegang ayam dan tidak mau dekat-dekat dengan ular.
Afyad lebih memilih mengacungkan jempol di dekat orang yang memegang binatang
seraya sesekali matanya awas mengamati binatang tersebut. Athifah yang memang
suka ayam mau difoto dengan ayam kate.
Namanya
membawa anak-anak, saya harus lebih banyak mengikuti kemauan anak-anak
ketimbang mengikuti keinginan saya. Padahal saya ingin mampir dan berlama-lama
menuntaskan kekepoan saya di booth-booth yang menarik perhatian.
Alhasil saya hanya bisa melirik sekilas pada booth Tusiwork Project, Wedha’s Pop Art
Portrait, Airsoft Brotherhood Unity, Decolova, KPAJ, Lentera Negeri, dan Aliansi
Remaja Independen Sulawesi Selatan, YOT Makassar, Kamekoku, dan sebagainya.
Saling
tarik ke sana ke mari dengan dua anak ini, Afyad sempat memaksa ke booth komunitas
drone. “Mainan, Ma … mainan,” ujarnya. Waduh mainan mahal itu, Nak
hahaha. Namun demikian, saya beruntung masih bisa bertanya-tanya di beberapa booth
walau tak tuntas
Di booth
Makassar Berkebun, saya ditawari melihat-lihat kaktus.
Tidak perlu sering-sering disiram, katanya, sepekan sekali saja. Hadeh
andai mereka tahu pengalaman buruk saya memelihara aneka kaktus semasa SMA
dulu, mereka pasti tertawa. Zaman SMA dulu saya mempunyai koleksi cukup banyak
kaktus tapi semuanya mati satu per satu karena ketidaktelatenan saya
memeliharanya. Kesibukan – sok sibuk tepatnya menjadi alasan saya hingga kurang
memperhatikan tanaman-tanaman saya itu. Nah, dibanding dulu, sekarang saya jauh
lebih sibuk. Kayak apa kalau saya memelihara tanaman itu lagi, ya? Huhu, belum
beraniiii.
Doodle
Art Makassar menarik perhatian saya. Saya mampir
ke booth-nya tetapi belum ada pajangan karya para anggotanya. “Teman
yang bawa karya teman-teman masih dalam perjalanan, Bu,” ucap penjaga booth.
Mampir ke sini sebenarnya bukan karena saya yang tertarik sama doodle art.
Saya teringat si sulung Affiq yang kadang-kadang suka nge-doodle art.
Siapa tahu dia mau bergabung, saya bisa tanyakan bagaimana caranya bergabung. Kata
anak muda yang menjaga booth Doodle Art Makassar itu, kalau mau
bergabung bisa DM akun Instagram @makassardoodleart untuk minta bergabung di
komunitas ini. Hm, noted.
Rezeki dan ular |
Melukis |
Usai
nonton pertunjukan dongeng dari Rumah Dongeng dan shalat
ashar di mushola Fort Rotterdam, saya mengajak anak-anak
melihat-lihat booth-booth lagi. Dari kejauhan terdengar deklarasi Makassar Creative Community Network. Di sekitar spanduk bertuliskan Pecandu Aksara ada buku-buku bertebaran. Juga ada sekelompok orang sedang melukis.
Kami melewati mereka, menuju area lain.
Kali
ini saya menyambangi booth Sobat Budaya Makassar. Komunitas ini peduli dengan budaya Sulawesi Selatan dan
mencoba mengumpulkan data mengenai budaya melalui ekspedisi budaya lantas
memasukkannya ke perpustakaan digital. Saya masih ingin bertanya-tanya lagi
tetapi Afyad yang sudah tak sabar memaksa saya keluar dari booth itu.
Bermain puzzle di booth LeMina |
Afyad
cukup betah di booth LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Di sini saya bertemu Dede dan Ainun. Kami bertegur
sapa sementara Afyad sibuk bermain puzzle seorang diri. Dirinya tak
terganggu dengan panasnya udara di sekitar tenda LeMina. Diselesaikannya puzzle
di hadapannya dengan tenang. Ya sudah, Mamak mengalah yang penting bocah senang
dan tenang.
Kami
kembali berlama-lama menongkrongi binatang karena Athifah ingin bermain dengan
sugar glider dan burung hantu di booth FSGM. Khusus di booth FSGM (Forum Sugar Glider
Makassar) ini, beberapa pengunjung sempat kena BAB dan pipis si makhluk mungil
yang kalau melompat bisa terlihat seperti terbang ini. Jadi, saat Athifah ingin
memegang seekor sugar glider, saya minta dia untuk memilih yang sudah pipis
atau BAB biar dia tidak kena 😁 .
"Kencingnya rasa
madu itu," kata salah seorang lelaki pemilik hewan di dalam booth.
"Masak?" tanya
pengunjung yang kena pipis si sugar glider.
"Coba mi
jilat kalo ndak percaya," ucap lelaki itu sambil tertawa.
Aih
ini, sih usil. 😄
Baca
juga: Sugar
Glider, Si Imut nan Menawan
Saya
mencari kesempatan menyambangi booth Makkunrai Beauty Community yang berada tepat di samping booth FSGM dan Kopita. Ada tawaran
untuk skin test gratis. Ini membuat saya tertarik. Mamak-mamak gitu, lho.
Dengar kata GRATIS langsung semangat haha.
Gadis
di booth MBC memindai wajah saya dengan alat elektronik di tangannya. Di
layar komputer nampak hasil pindaiannya. Ada sedikit flek di dua pipi dan ada
sedikit peradangan di pipi kanan. Tapi tidak parah, sih. Kata dia, ditilik dari
usia, kondisi kulit saya masih dibilang bagus. Adanya flek terbentuk karena
faktor U.
Skin
test ini memang diperlukan
untuk mengetahui kesehatan kulit wajah. “Kemarin ada ibu-ibu, mukanya putih
tapi waktu dites penuh merkuri,” ucap perempuan itu. Waduh seram juga. “Biasanya
yang begitu kalau pakai skin care racikan,” imbuhnya lagi. Kalau dengar
kasus seperti ini, saya bersyukur juga baru benar-benar peduli dengan perawatan
wajah akhir-akhir ini jadi belum sempat menggunakan skin care dalam
waktu lama. Dulu-dulu pengetahuan soal skin care kan masih minim, untungnya
dulu saya tidak tergoda dengan iming-iming produk yang memutihkan kulit wajah.
Tas yang dijual di booth LeMina |
Petualangan
kami di Pesta Komunitas Makassar berakhir menjelang maghrib karena kami sudah
harus meninggalkan Fort Rotterdam supaya bisa shalat maghrib di rumah. Meskipun
tidak menyaksikan banyak acara, saya cukup puas dengan pengalaman yang saya tuangkan
ke dalam dua tulisan ini. Semoga tahun depan PKM bisa terlaksana dengan baik
lagi dan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi warga Makassar.
Makassar, 6 September 2018
Baca
tulisan sebelumnya, yaa:
Baca
juga tulisan-tulisan lain tentang PKM lalu:
- Para Pencinta Anak Bangsa
- Yang Terlewatkan di Pesta Komunitas Makassar 2015
- Mengenal Dunia Onliner Lain di Pesta Komunitas Makassar
- Sugar Glider, Si Imut nan Menawan
Share :
Bagian ularnya kayaknya bakal gak saya datangin kalau ada di sana. Saya takut banget sama ular :D
ReplyDeleteBiasanya kalau ada event komunitas seperti ini, saya lebih suka dan tertarik dengan melukis. Pasti saya ikuti.
ReplyDeleteBooth hewan emang selalu jadi favorit anak2, sama seperti Pica, dia berani lho pegang2 hewan
ReplyDeleteHahaha, asli ngakak saya mba pas sampai di sini:
ReplyDelete"Mamak-mamak gitu, lho. Dengar kata GRATIS langsung semangat haha"
Baidewei, canggih juga ya alat skin testnya, bisa tahu kalau kulit wajah mengandung merkuri atau tidak.
Aku dan keluarga juga pernah mengunjungi acara komunitas pencinta hewani seperti ini.
Dan aku bersama Yasmin putriku, uji nyali memegang ular piton warna kuning (albino) meski jantung berdegup kencang.
Aiii kalau saya ada di situ booth hewan yang paling saya hindari, apalagi kalau ada ularnya pasti kabuuurrr, hehehe
ReplyDeleteBetewe, berani betul itu si Rezeki di ...
Saya... dulu pakai krim abal-abal begitu kakak (mungkin 5 thn yang lalu) sekarang udah insyaf... ^_^
ReplyDeleteSaya hadir malam di event ini, tapi kok rasa-rasanya waktu pelaksanaannya lebih pendek dari tahun-tahun kemarin ya?
ReplyDeleteSama ka dengan kak Dawiah yang selalu awas klo ke event yang ada ularnya. Makanya malasss ka CFD apalagi di Pantai Losari takut ketemu sama itu.
ReplyDeleteHari pertama saya disana juga kak Niar. Saya lama duduk di bundaran yang ada beberapa rak buku. Next kita janjian kesini yaaa.
wah sayang banget yah ndk sempt ketemu sama kak niar dpesta komunitas.
ReplyDeleteWahh, makin banyak yah komunitas di makassar, dulu tauya cuma duo MB Makassar berkebun dan Makassar Backpacker hehhe ohh iaa dega komunitas Anging Mammiri gank heheh
ReplyDeleteSaya tahun ini nggak datang ke sini, tahun lalu sempat ke sini dan booth yang paling saya hindari itu booth komunitas pecinta binatang apa saja 😂😂. Atutt mak sama binatang.
ReplyDelete