“Jangan bagi tahu Ibu Dewi!” ucap Afyad kepada Mama ketika Mama menyodorkan sebuah buku ensiklopedia. Di dalam buku itu ada sejumlah daun yang dikeringkan Kakak Athifah. Daun-daun itu awalnya akan dipergunakan membuat kerajinan tangan bahan alam lunak namun tak jadi dipakai.
Beranda / Namanya Juga Anak-Anak
Showing posts with label Namanya Juga Anak-Anak. Show all posts
Showing posts with label Namanya Juga Anak-Anak. Show all posts
Mau Kacamata Minus Satu
Mau Kacamata Minus Satu - Sewaktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan
bicaranya masih sangat terbatas, Afyad sudah tertarik dengan kacamata yang
dipakai oleh teman sekelasnya. Dia kira memakai kacamata sekecil itu keren.
Kepada Mama dia sering mengatakan mau kacamata, sembari memicing-micingkan
matanya.
Mama Juga Marah-marah, Toh?
Mama sedang dalam masa-masa “belajar”mendampingi satu anak
gadis (si tengah), satu anak usia dewasa (si sulung), dan satu anak special needs
(si bungsu). Ketiganya berbeda wataknya. Dalam usia yang berbeda-beda,
seharusnya beda pula pendekatannya.
Drama Ojek Online: Tak Dengar Ucapan Terima Kasih,Ya?
Biasanya kalau berterima kasih sama driver OJOL (ojek online), akan direspon begini, "Sama-sama."
Atau: "Iya." Atau sekadar melepas senyum sembari menoleh kepada penumpangnya.
Tip Buat Babang Ojek Online
Tip Buat Babang Ojek Online - Si
anak bujang pulang tes UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Seperti biasa, Mama
yang pesankan OJOL-nya. Don’t ask Mama, why. Asal tahu saja alasan
utamanya adalah supaya pengeluaran terkontrol, juga agar kepergian dan
kepulangan si sulung itu terpantau.
Ekonomi Digital Bedeng
Setelah
dua hari diingatkan oleh anak bujang bahwa nomor HP-nya sudah masuk masa
tenggang, barulah Mama bisa mengisikan pulsa ke nomor anak sulungnya. Untungnya
zaman sudah canggih jadi Mama tidak perlu lagi ke warung sebelah untuk sekadar
isi pulsa. Ekonomi digital bedeng istilahnya!
Hantu Sponge Bob
Betapa
kagetnya Mama ketika melihat-lihat akun-akun yang di-follow-nya di
Instagram, Mama mendapati ada kurang lebih 25 akun pecinta Sponge Bob di situ.
Ada akun berbahasa Inggris dan juga berbahasa Indonesia. Ada pula yang
menggunakan bahasa yang dipakai di Eropa. Akun-akun itu ada yang menggunakan
nama Sponge Bob, Squid Ward, Patrick, Bikini Bottom, dan nama-nama lainnya yang
identik dengan film kartun itu.
Ketahuan, Deh Siapa Pelaku Follow Instagram
Sering
kali Mama dibuat bingung, kenapa dirinya bisa tahu-tahu mem-follow akun-akun
yang bukan jenis yang Mama ingin follow di Instagram. Ada akun-akun alay
ala anak abege, ada pula akun-akun jualan yang sama sekali Mama tidak pernah
berniat mengikutinya. Ada juga beberapa akun selebriti yang kelihatannya
bergenre humor. Hm, pakai istilah “kelihatannya” karena Mama tidak tergerak
untuk tertawa, sih saat membacanya tapi dalam caption atau gambarnya ada usaha
untuk melucu.
Mama Jangan Pergi
Kalau
Anda adalah ibu yang dinantikan anak-anak ke mana pun Anda pergi, berbahagialah.
Sebagai seorang ibu, kebahagiaan kita memang sederhana. Karena anak-anak
senantiasa mengajarkan kita bersyukur dengan apa yang ada. Mereka menguatkan istilah
“bahagia itu sederhana” pada kita.
Satu Dua Tiga, Hamil Semuanya
Batere
HP Papa mulai rusak. Melendung macam
sedang hamil. Bagian batere ponsel jadi sulit ditutup akibat batere yang
menggelembung. Karena takut baterenya meledak dan merusaki ponsel tersebut maka
Papa mematikan Hpnya.
Wajar Bila Mama Ge Er, Toh?
Lanjutan dari tulisan berjudul Ketika Mama Ge Er
Masih tidak habis pikir Mama dengan kelakuan Athifah
yang menolak makan nasi goreng. Nasi goreng biasanya menjadi makanan yang sama
sekali tidak pernah ditolak oleh ketiga anaknya. Mama percaya diri saja karena
Mama sendiri penggemar berat nasi goreng dan merasa tahu persis mana nasi
goreng yang enak dan mana yang tidak. Mama juga merasa bisa membuat nasi goreng
yang walaupun sederhana namun tetap terasa enak.
Ketika Mama Ge Er
Suatu malam, dengan perasaan berbunga-bunga, Mama memasak nasi goreng kesukaan 3A. Nasi goreng yang enak! Lalu terjadilah percakapan ini:
Mama: Siapa mau nasi
goreng?
Siapa yang Bawa Kunci Rumah?
Fiyuh, urusan ketemuan dengan klien
sudah. Urusan jemput si bungsu dari sekolah sudah. Sekarang masuk rumah,
beristirahat sejenak di kursi lalu lanjut aktivitas lain lagi ...
Namun
saat hendak mengunci pintu rumah, Mama tersentak. Kunci pintu depan itu tak ada. Mama
melihat ke paku, tempat biasanya kunci rumah tergantung di kusen pintu,
sekumpulan kunci itu tak ada. “Lha, kuncinya di mana? Mama tak bawa kunci, Papa
pun tidak!” Mama membatin.
Bilang Tempe Ini ENAK! .... ENAK!
Hari kedua mengantar si bungsu di sekolahnya, Mama ikut membeli tempe dari
penjual tempe yang boleh masuk di pekarangan sekolah. Belinya cuma sepotong
soalnya, berkaca dari pengalaman yang lalu-lalu, kalau membeli satu papan utuh,
biasanya tak habis. Untung tukang sayurnya fleksibel. Bukan hanya fleksibel
dalam soal harga, dia juga bersedia Mama membeli tempenya cuma sepotong. “Bisa
dipotong,” katanya.
Benar-Benar Anak Kalian?
“Saya memang anaknya Mama dan Papa, toh?” entah
dapat ilham dari mana Athifah menanyakan hal ini pada suatu siang.
“Lha, iyalah. Kan sudah berapa kali Mama bilang
kalau wajahmu itu mirip Papa,” tegas Mama lagi. Mama memang sudah beberapa kali
mengatakan kepada Athifah dan Papa bahwa wajah keduanya itu mirip.
Sampai-sampai Mama berniat ingin memotret mereka berdua ketika sama-sama sedang
tertawa lebar dan sedang duduk bersisian. Karena kemiripan keduanya terlihat amat jelas - seterang matahari siang, ketika mereka tertawa lebar sehingga rahang mereka kelihatan.
Pasal Orang Tua Menyuruh Anak
“Ma,
tidak boleh, toh orang tua menyuruh anak kerjakan pekerjaan rumah?” tanya
Athifah suatu ketika.
“Ha? Maksudnya
apa? Apa yang disuruh kerjakan?” tanya Mama.
“Misalnya,
disuruh cuci piring, cuci mobil.”
"Mobil orang tuanya?"
"Iya."
Kalau Saya Sudah Menikah, Saya Butuh Dia?
Nona
mungil itu sering punya alasan menolak jika diminta membantu Mama. Seperti hari
itu, “Mual ka’, Ma.” Katanya, dia
merasa mual, entah kenapa.
“Nah,
kan .. katanya mau membantu Mama. Dimintai tolong mengambil pakaian yang sudah
kering saja seperti itu,” ujar Mama kepada putrinya.
Papa Suka Mama
“Ma,
siapa yang duluan suka. Mama duluan suka Papa, atau Papa yang duluan suka sama Mama?” aish, Athifah kembali mengemukakan topik “siapa duluan suka” ini. Dia
sudah pernah mempertanyakan hal ini kira-kira setahun atau dua tahun atau malah 3 tahun yang lalu.
“Papa,
dong. Papa yang duluan suka Mama,” jawab Mama.
Mama
terdiam sejenak. Berpikir kemungkinan yang akan terjadi. Lalu mengatakan, “Kalau
Kamu tanya Papa, pasti Papa bilangnya Mama yang duluan suka sama Papa!”
Kembalikan Gigi!
Afyad
marah-marah.
"Kasih
kembali!" katanya.
Tak
lama kemudian Athifah datang mendekat. Ia melapor, "Afyad marah karena
gigiku tercabut sendiri. Maunya dia, gigiku dicabut dokter gigi."
Diam-diam
Mama bersorak. Pasalnya, sudah beberapa kali gigi Athifah berhanti tapi tak
pernah jatuh sendiri. Entah terlalu takut atau terlalu cengeng, setelah dipaksa
ke dokter atau mantri gigi baru giginya bisa tanggal. Itu pun pakai drama luar
biasa, yang mana Athifah nangis-nangs kejer bikin Mama minder dan malu. Mama
khawatir, takut puskesmas dan klinik yang mereka datangi jadi rusak nama
baiknya gegara ada anak yang jejeritan histeris di situ.
Subscribe to:
Posts (Atom)