Ini cerita bapak saya sewaktu masih sekolah di SAA (Sekolah Asisten Apoteker) pada tahun 1950-an silam (SAA ini bertahun-tahun kemudian berganti nama menjadi SMF (Sekolah Menengah Farmasi), letaknya di jl. Baji Gau Makassar, depan SMPN 3) ....
Suatu ketika terjadi percakapan bapak saya dengan temannya, orang Manado. Temannya itu tengah mencari mistarnya, ia bertanya apakah mistar yang berada di depan mereka adalah mistarnya, “Ini kita pe belebas?” (dalam dialek Manado, kata kita mengacu pada kata ganti orang pertama tunggal, yaitu ‘saya’). Bapak saya menjawab, “Bukan, ini kita’ punya belebas” (dalam dialek Bugis/Makassar, kata kita’ mengacu kepada kata ganti orang kedua, yaitu ‘anda’). Selama beberapa menit kemudian percakapan itu berulang karena tidak akan selesai kalau tidak ada yang menjelaskan perbedaan dialek itu karena teman bapak mengira bapak saya mengakui mistar itu milik bapak tetapi bapak saya mengira yang dimaksud temannya adalah apakah mistar itu milik bapak saya padahal di benak mereka adalah yang sebaliknya ...
Bingung membacanya ... ? pahami dulu dialek Bugis/Makassar dan dialek Manado ... kalau sudah paham ... terlalu deh kalau anda masih bingung ...
11 Februari 2011
Share :
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHaha...lucu...
ReplyDeleteSaya (Bugis), kawin dengan suami saya yang bapak-ibunya org Jawa, tapi mertua laki dan keluarga besarnya ada di Bandung yang terbiasa berbahasa sunda. saya akhirnya mengerti sedikit bhs Jawa dan Sunda karena sy kuliah 5 th di Bogor. Pernah tinggal 8 th di Balikpapan yang org2nya bersuku bugis, jawa dan banjarmasin. Jadi terbiasa mendengar logat Banjar. Sekarang suami berdinas di Tegal yg logat Jawanya ngapak-ngapak hehe...Untuk amannya karena sy dan anak2 di Jkt, antara saya, suami dan anak2 berbhs Indonesia logat Jkt. Kaya banget ya Indonesia