Semua yang tinggal Makassar sepertinya tahu pantai Losari. Kelewatan deh kalau tidak J.
Pantai ini terbentang sejauh kira-kira satu kilometer di sebelah barat Makassar dengan tanggul yang sepanjang itu. Dari tanggul di jalan Penghibur itu siapapun bebas menikmati riak selat Makassar, perahu-perahu nelayan, orang-orang yang sedang memancing, dan pemandangan sunset yang indah. Di ujung utara pantai ini terdapat jalan Somba Opu, di mana terdapat pertokoan yang beberapa di antaranya menjual aneka macam oleh-oleh khas Makassar. Tidak jauh dari pertokoan ini terdapat pasar Baru yang unik karena dikenal warga Makassar dengan dagangan berupa buras, ketupat, dan gogos yang sudah dimasak serta aneka bumbu jadi seperti bumbu untuk masakan opor, kari, soto, dan lain-lain.
Menuju pantai Losari, melalui jl. H. Bau ke parkiran anjungan Bugis - Makassar |
Dahulu, pantai ini dikenal dengan pusat makanan laut dan ikan bakar di malam hari (karena para penjual dan pedagang hanya beroperasi pada malam hari), serta disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer).
Salah satu penganan khas Makassar yang dijajakan di warung-warung tenda itu adalah pisang epe (pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Paling enak dimakan saat masih hangat).
Saat ini warung-warung tenda yang menjajakan makanan laut tersebut telah dipindahkan pada sebuah tempat di depan rumah jabatan Walikota Makassar yang juga masih berada di sekitar Pantai Losari[i].
Pemerintah Kota Makassar telah mempercantik pantai ini dengan membuat anjungan seluas 100 ribu meter persegi, sehingga tampak lebih indah, bersih, bebas polusi dan nyaman untuk dikunjungi.[ii] Mulai dari pagi hari hingga malam hari, warga Makassar mengunjunginya untuk sekadar melepas penat.
Apakah mengakses pantai indah ini perlu biaya? Oh tidak. Anda bebas datang, duduk di anjungannya, dan menikmati pemandangan sepuasnya selama yang Anda mau. Biaya yang diperlukan hanyalah biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi J.
Memandang sisi lain kota Makassar |
Memancing di pantai ... asyiknya ... |
Pulau yang tampak itu dulu jauh, sekarang makin dekat Apakah lama-kelamaan akan dempet dengan daratan? |
Pemandangan di pelataran anjungan |
Benda ini juga merangkap menjadi 'prasasti cinta' pengunjung anjungan |
Sebuah rumah sakit yang tampak dari pelataran anjungan Bugis/Makassar |
Sekali lagi, inilah prasasti cinta itu ^_^ |
Pertokoan di seberang anjungan |
Ada juga orang yang duduk sendiri di bawah pohon itu |
Makassar, 13 Desember 2011
[i] http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Losari, diakses pada pukul 00.25, 13 Desember 2011
[ii] http://gowata.blogspot.com/2009/03/pantai-losari.html, diakses pada pukul 00.31, 13 Desember 2011
Share :
Saya belum pernah ke siniii~ *ga ada yang tanya*
ReplyDeleteHmm, mau menyampaikan, besok ada plushstories lagi, ditunggu yaaa :D
Pengen ke Losari Mba, tapi belom kesampean hiks!
ReplyDelete@Una:
ReplyDeleteWaah .. Affiq pasti senang ini ... ^_^
@Zulfadhli's Family:
ReplyDeleteMudah2an suatu saat ke Makassar ya mbak Soes. Kalo kesampaian, kabari saya ^_^
Waah...asiknya, semoga suatu hari bisa ke sana :)
ReplyDeleteIya mbak Shabrina.
ReplyDeleteKe pantai Losari, mau pagi, siang, sore, ataupun malam tetap saja asyik.
Mudah2an bisa ke sini ya ^^
Saya ada di Losari ini, Mbak Niar, tahun lalu.
ReplyDeletedepan anjungan penuh dengan pohon-pohon yang rimbun. Sayang saya datang ketika hawa lagi terik-teriknya. Padahal kalau datangnya subuh, mungkin lebih bagus..