Oh Allah, saya ikut menangis melihat tangis adiknya yang begitu menyesal, juga permintaan maaf ibundanya kepada keluarga korban. Hati mereka akan berduka entah berapa lama lagi mengingat beban rasa malu, sedih, dan kecewa yang teramat dalam.
Belum juga vonis pengadilan dijatuhkan, ibunda Afriani sudah pingsan berkali-kali, bagaimana pula kelak jika Afriani bebas dari penjara – apakah ia bisa mendapatkan kembali posisinya di pekerjaan semula? Oh, akan bertambah pedih dan pedih hati ibundanya.
Miris hati saya ketika menonton pendapat ibunda Al Amin Nasution – mantan suami pedangdut Kristina di televisi yang didakwa kemudian divonis atas tindak pidana korupsi. Ia mengatakan, “Tak mungkin anak Saya melakukan itu. Ia anak yang baik. Dari kecil ia Saya bekali dengan pengetahuan agama.” Lalu, apa yang terjadi? Cukupkah bekal agama yang ibunda Al Amin kira sudah ia berikan kepada anaknya? Oh Allah, hatinya tentu perih, itu yang pasti.
Pernahkah Anda mendengar laki-laki maupun perempuan dewasa yang tak hentinya merepotkan dan meresahkan hati ibunda mereka? Ada di antara mereka yang bisa saja memang pelaku kejahatan tetapi ada pula orang baik-baik yang mengaku orang beragama yang sehari-harinya shalat dan puasa!
Mereka tak henti meminta ibunda melakukan apa saja untuk mereka. Mereka merasa ibunda mereka harus menuruti apa kemauan mereka karena selayaknyalah ibunda bersikap begitu kepada anaknya. Ibunda pun tak pernah menolak, cinta yang membuatnya tak berpikir logis. Padahal, andai sejak dulu, sejak berpuluh tahun lalu ia membiasakan tegas kepada anaknya mungkin saja hal ini bisa dicegah.
Saya pun beberapa kali mendengar kisah tentang orang-orang yang berhasil merebut harta saudara kandungnya sendiri dengan cara yang tak baik. Sementara di hati mereka tak ada rasa bersalah apalagi sesal sedikit pun. Duh, tentu perih hati ibunda mereka meninggalkan anak-anak dengan sifat seperti itu.
Lantas jika ibunda-ibunda ini tersadar kemudian berucap, “Apa dosaku ya Allah sehingga anakku seperti ini?” Kira-kira apa jawabannya? Entah. Ibunda-ibunda ini bisa saja merupakan orang-orang yang shalih yang tak pernah melakukan tindak kejahatan tetapi ‘kertas putih’ dalam asuhannya kini menjadi ‘kertas hitam’.
Inilah PR yang teramat sangat besar bagi saya yang dititipi tiga orang anak oleh Allah SWT di zaman yang makin edan ini. Saya tentu tak menginginkan kelak memiliki duka hati seperti para ibunda itu. Ya Allah, tolonglah beri saya kekuatan untuk menjadi ibu yang benar-benar amanah mengasuh amanah-Mu. Ridhailah ketiga buah hati saya mencapai kebahagiaan di akhirat sana dengan menjadikan mereka orang-orang dewasa yang baik, yang sesuai dengan tuntunan-Mu. Bimbing saya ya Allah untuk menyelesaikan ‘Program Pengembangan Diri Paket Dunia-Akhirat’ ini dengan baik. Kalau bisa, dengan cemerlang.
Ya Allah, sungguh saya takut meninggalkan dunia ini dengan meninggalkan anak-anak seperti anak-anak yang melukai hati ibunda mereka itu. Terlebih lagi, meninggalkan anak-anak yang tak mengambil langkah mendekat kepada-Mu dalam keseharian mereka. Tolonglah ya Allah ...
Makassar, 28 Januari 2012
Bisa dibaca juga tulisan yang lain yah ...
Share :
Aku juga nonton yang di TVOne itu. Kasian, ibu dan adiknya sampe mau ngomong aja susah. :|
ReplyDeleteIya ... sedih saya ngeliatnya Na. Membayangkan berapa lama mereka akan merasa berduka. Belum lagi kalo nonton kemarahan keluaarga korban yang meninggal itu :(
DeleteSituasi yang memang tidak bisa dihindari, musibah bisa datang kepada siapa saja. Pelajaran hidup yang sebenernya sudah sering terlihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, bisa kita ambil sebagai contoh untuk tidak dilakukan. Namun terkadang manusia memang tidak ada yang sempurna jalan hidupnya, kecuali atas kehendak ALLAH SWT.
ReplyDeleteMudah2an Allah menghindarkan kita dari hal seperti itu ya Herry ...
DeletePenyesalan selalu datang belakangan, cukup kita belajar dari pengalaman dari org lain aja Bunda,
ReplyDeletesaya menyadari keresahan Bunda, sbg orang tua apalagi seorg ibu pasti punya kedekatan bathin yg mendalam thdp putra/i-nya, miris memang ketika membayangkan bagaimana gejolak sosial saat anak kita besar nanti, tp iarlah anak berkembang sesuai perkembangan jaman, yg penting tugas kita mempersiapkan, mengawal, mengawasi dan mendoakan sbg bentuk ikhtiar selanjutnya kita titipkan anak2 kita pada Allah..., insya Allah semua akan baik2 bunda..
Semoga Allah menguatkan kita yah.
DeleteSemoga kita bisa tetap terus saling belajar melalui blog. Saya pun belajar banyak dari blog ayahnya Devon ...
kalau sudah seperti ini semua jadi susah ya, kak?
ReplyDeletemasya alloh ... menjadi duka bagi semua...
saya juga ingin ikut meng-amin-kan doa k'niar
semoga anak-anak kita semua akan selalu menjadi kebanggaan dunia-akhirat
Iya Risa ... Kalo lihat profil Afriani itu gak nyangka kan orangnya peminum dan pemakai ekstasi. Sayang sekali padahal kan kerjaannya sudah bagus.
DeletePasti pedih sekali hati ibundanya.
Trus kebayang nda, ada orang2 yg tega merebut milik saudara kandungnya dengan cara yg tidak baik? Astaghfirullah, mudah2an anak2 kita terhindr dari yang begini2.
Aamiin semoga.
liat videonya aja ga tega. untung pengemudi cwe, coba klo cwo langsung diamuk massa.
ReplyDeletesmoga para ibu makin tabah aja mnghadapi smua cobaan tsb..
Sayang juga cewek koq nabrak sampai segitunya. Eh koq jadi bicara gender yah ... ^__^
Deleteada rahasia dibalik rahasia
ReplyDeletekelak kau akan mengetahuinya
nyambung ga sih hehehe
salam ^____^
Nyambung koq kalau mau disambung2in :D
Delete