Sumber gambar: http://scientificamerican.com |
Kata tetangga pemilik
warung, meski sedang tidur lelaki itu berteriak. Yang diteriakkannya adalah
“EEE” atau “PAK” secara berulang kali. Pernah pula ia meneriakkan “BU’ atau
mengikuti aba-aba pelatih pencak silat yang biasa melatih pemuda-pemuda
lingkungan kami di pekarangan masjid pada malam hari.
SKIZOFRENIA[i]
atau GILA. Itulah yang diidap lelaki itu sehingga warga berusaha tidak
memedulikan teriakan-teriakannya. Toh ia tak mengamuk, menyerang, ataupun
mengganggu secara fisik. Ia sekarang menjadi bagian dari komunitas dan
ekosistem kami. Teriakan-teriakannya sudah berharmonisasi dengan deru sepeda
motor, cicit burung kolibri, juga dengan cericip[ii]
dan kersik[iii]
yang ditimbulkan kaki anak-anak ingusan yang berlarian di sekitar masjid.
Kasihan. Pasti itu yang
terbersit di perasaan kala melihat penderita penyakit jiwa ini. Mereka
sebenarnya tak punya tempat lagi di komunitas mana pun di muka bumi kecuali
jika bersama dengan orang yang sependeritaan dengan mereka. Mereka terasing,
jika kita tak mau menyebutnya dengan ‘terhina’.
Lebih kasihan lagi, mereka
sudah dibebaskan dari segala tanggung jawab ibadah kepada Allah. Mereka bukan
hanya sudah tak memiliki tambahan dosa tetapi juga sudah tak ada kemungkinan
untuk menambah pahala dan bertaubat! Mudah-mudahan diri dan keluarga kita
terhindar dari keadaan seperti ini.
Tapi tunggu dulu … ada
satu tanda kekuasaan Allah hal yang tampak nyata pada diri orang-orang seperti
ini: mereka tak mudah sakit! Lelaki
itu saja misalnya, sudah tiga bulan teriak-teriak lantang dari teras masjid tak
pernah terdengar parau suaranya sementara kita yang tiap malam bergelung
selimut di atas tempat tidur bisa terserang flu berat!
Mengapa? Sepertinya karena
mereka sudah tak peduli dan tak takut apa-apa lagi. Mereka tak takut sakit, tak
takut jatuh, bahkan tak takut mati. Mereka sibuk dengan pikiran dan dunianya
sendiri. Tempat sampah pun mereka kais untuk mendapatkan makanan. Sepertinya
karena itulah semua sehingga badan mereka seolah kebal dengan penyakit.
***
Buku Ratu Adil: Memoar Seorang Skizofren |
Lima tahun lamanya seorang
perempuan cantik yang disapa Evi mengidap skizofrenia. Tekanan batin yang
dideritanya membuatnya kehilangan setengah kesadarannya hingga akhirnya ia
mengalami waham[iv]
kebesaran sebagai Ratu Adil – seorang
ratu yang di pundaknya terbeban tugas untuk menyelamatkan dunia dari huru-hara
kiamat. Evi merasa bagai ratu yang memiliki kesaktian menembus ruang dan waktu,
juga dapat berkomunikasi dengan para malaikat, jin, nabi, setan, dan bahkan
Tuhan.
Usia SMP sudah kenal
pacaran. Sudah kenal sentuhan fisik sampai – maaf, kegadisannya direnggut sang
pacar. Ia menikah di usia sangat muda: 18 tahun. Suaminya sebut saja Jat
ternyata sangat suka ‘bermain hati’ dengan berbagai perempuan. Jat tidak peduli
dengan keluarganya padahal Evi sangat ingin membangun rumahtangga yang indah
bersamanya. Hingga tiba-tiba saja Jat memutuskan menceraikan Evi. Walau Jat
sering meyakitinya secara psikis dan fisik namun perceraian bukanlah hal yang
diinginkannya. Perlahan namun pasti, setelah kedua buah hati dipisahkan
darinya, depresi dan frustrasi yang berlebihan membuatnya memasuki gerbang alam
gila.
Dukungan ibunda yang sudah
janda membantu penyembuhannya. Masa-masa maha sulit akhirnya usai. Evi membaik
dan mencoba menulis buku tentang pengalaman yang bersumber dari catatan
hariannya. Sebuah penerbit bersedia menerbitkan karyanya yang diberi judul:
“Ratu Adil: Memoar Seorang Skizofren” pada tahun 2004.
Pengalaman Evi dalam buku
ini dibaginya menjadi tiga bab: Rumahtanggaku Kandas, Warasku Terampas (Sebelum
Gila), Menjadi Ratu Adil (Saat Gila), dan Badai Telah Berlalu (Sesudah Gila).
Dari 230 halaman buku ini, 177 halamannya merupakan bagian dari bab Menjadi
Ratu Adil. Terus terang, saya tak sanggup menyelesaikannya. Rasanya bias ikutan
menjadi skizofrenia juga membaca keseluruhan bab ini. Saya hanya sanggup
membaca separuhnya saja.
Tentang penulis |
Coba saja tebak dari
sub-sub judul berikut, isi dari kisah yang dipaparkannya:
Bertemu dengan Sun Go Khong dan Tokoh-Tokoh Budha LainnyaMenjadi Sahabat Gandarwa, Setan, Buto Ijo, dan JinMenguasai Ilmu Cakra dan Tahan Api NerakaMenelusuri Silsilah Garis Keturunan Ratu AdilMemahami Ajaran Agama HinduMempertemukan Sun Go Khong dengan Nabi ZoroasterMengajak Setan Bertobat dan Bersujud kepada Nabi AdamAku Masih Keturunan Sun Go KhongMerencanakan Sesuatu untuk Kebaikan Para HewanAku, Sang Budha, dan Ashabul KahfiAku dan Kisah Mak LampirTujuh + 1 Buah Rencana Besar Ratu AdilNabi Saint Seiya, Zoroaster, dan Sun Go KhongAku, Nabi Sulaiman, dan Ratu BalqisAku, Cleopatra, dan Napoleon Bonaparte
Hanya itu? Tidak masih
banyak lagi. Cukup itu saja yang saya tuliskan, Anda sudah bisa membayangkan
betapa rumitnya pengalaman Evi. Alam
nyatanya berbaur dengan berbagai tokoh khayali dan kejadian-kejadian aneh. Bisa
jadi tokoh khayali itu bukan benar-benar khayali tapi juga makhluk lain. Wallahu a’lam.
Makassar, 24
April 2012
Silakan dibaca juga yang lain ya …
[i]
Wikipedia -> Skizofrenia: merupakan
penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah
satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan
ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari
hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi(keyakinan yang
salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
[ii]
KBBI -> Cericip: Bunyi
gersik yang terus-menerus. Gersik: Pasir kasar,
[iii]
KBBI -> Bunyi seperti daun
kering yang bersentuhan
[iv]
KBBI -> Waham: keyakinan
atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan dunia nyata serta dibangun
atas unsur yang tidak berdasarkan logika.
Share :
kasihan sekali ya sob melihat lelaki tersebut.
ReplyDeleteIya, betul ...
DeleteSebenarnya, pemahaman yang saya dapatkan dari film "A Beautiful Mind", Skizo tidak sama dengan gila. Skizo itu hanya sebentuk gangguan jiwa yang membuat si penderita terkesan paranoid dan memiliki dunia sendiri. Sama halnya seperti bipolar disorder atau yang memiliki dua kepribadian. Kadang dia berbicara dengan siapa entah, tapi kadang dia pun nyambung dengan kita. Sedangkan, orang skizo hanya paranoid, masih sempat berbicara dengan kita meski dalam dunia yang berbeda. Entahlah kalau jadi disamakan dengan gila, rasanya kurang pas gitu lhoo Mama. :D CMIIW.
ReplyDeleteWaah Ayu juga bonto film Beautiful Mind? Saya juga nonton. Tapi kasus di film itu beda Ayu. Yang di film itu, tokohnya mengidap Split Personality - seperti kisah Sybil - Gadis dengan 16 Kepribadian dan Billy - dalam buku (kisah nyata) : 24 Wajah Billy.
DeleteKalau yang ini skizofrenia, seperti di buku yang saya punya itu (yang tentang Evi). Di situ pun disamakan dengan gila.
Saya sudah membaca buku Sybil dan 2 buku ttg Billy, mereka berbeda dengan skizofrenia. Tetap sama2 gangguan (disorder). Kalau yang split personality mereka bisa menjadi memiliki beberapa kepribadian jadi bukan halusinasi, kalau skizofrenia - mereka memiliki halusinasi. Saya pun punya kerabat seperti itu (ada 4 orang). Dan penanganannya pun khas. Begitu sepengetahuan saya, Ayyu :)
Oya ... di buku ttg Billy (yang kiepribadiannya pecah menjadi 24 itu), ia sempat dirawat di RSJ dengan penanganan sebagai seorang skizofrenia karena dokter yang awal menanganinya mengira ia skizofren tetapi penanganan itu tak mempan padanya. Nanti setelah bertemu dokter yang mengerti, ia pun mendapat penanganan yang tepat.
DeleteKalau yang di Beautiful Mind itu kan kisah nyata ya ttg seorang profesor. Di akhir film bisa kita lihat, kepribadiannya yang digambarkan dengan anak kecil itu tak hilang, masih ada. Jadi kalau yg kepribadian majemuk itu biasanya mereka akhirnya menyadari dirinya memiliki 'kelebihan' dan tidak semua kepribadiannya bisa melebur, masih tersisa beberapa dalam dirinya. Sedangkan skizofrenia, jika sembuh kepribadiannya ya hanya satu.
Ane emg kadang mikir kayak gitu, bu! Orgil itu gk pernah pake baju siang malem, mkn jg senemunya aja kok sehat sentosa ya?
ReplyDeleteO, ya! Mau nanya kayaknya praktisi medis smua, nih? Skizo, bhs awamnya apa ya? Trus apakah bhs kdokteran untuk gila? Bukankah bs aja smua org nyebut dia gila, pdhl ahli medis nyebut nama pnyakit laen yg asing di kuping kita. Atau bbrapa org dg gangguan fungsi sosial, pkerjaan dan aktivitas, di kalangan awam ttp disbut org gila, kan?
aku nntn acara kick andy, kisah seorang bapak yg menjadi relawan mengurus orang2 gila, dia mengambil oarang2 gila dijalanan, dan kemudia merawatnya, hingga akhirnya ada yg sampai sembuh..mereka juga butuh perhatian, wah saya merinding baca crita sekilas evie itu kak..jadi pensaran seperi apa isi bukunya...
ReplyDelete@Mas EKsak:
ReplyDeleteSaya bukan dari latar belakang medis hanya senang saja dengan hal2 seperti ini jadi saya beli bukunya. Bahasa awamnya skizofrenia : gila.
@Meutia:
ALhamdulillah, ada yang bisa sembuh. Di beberapa tempat di Indonesia ada yang merawat orang2 seperti ini dengan dana sendiri. Saya juga pernah melihat di TV beberapa. Biasanya tempat mereka terbatas dan sangat sederhana tapi mereka ikhlas dan bersungguh2 menolong orang2 itu dengan metode khas yang mereka miliki, tidak secara medis.
gue cuma terpaku aja membacanya kak,mgkn itulah salah satu tanda dari Allah,slama kita msh jadi orang normal hendaknya menambah ilmu kekebalan agar bisa tetap normal walau derita hidup makin parah saat di uji oleh Allah
ReplyDeleteYap ...dirimu menangkap maknanya dengan baik Dik :)
DeleteBtw, saya manggilnya apa? Fuji?
Buku ttg evi itu, baru baca daftar isix saja sy sudah merinding. apalagi membacax "jadi ngeri"
ReplyDeletenaudzubillah... semoga kita t'hindar dr penyakit ini
Semoga jauh dari penyakit ini...
ReplyDelete