SPFM tampak luar |
Akhirnya,
bisa juga saya merasakan wawancara radio J.
Sore
itu, saya dan teman-teman di IIDN Makassar – sebuah grup penulis yang
anggotanya khusus perempuan memenuhi undangan SPFM – sebuah stasiun radio yang
segmennya khusus perempuan juga.
Winarni
– penghubung dengan pihak SPFM mengatakan kami harus ada di stasiun yang
beralamat di jalan Macan itu sebelum pukul setengah lima. Maka kurang sedikit
pukul 16.30 saya sudah berdiri di depan SPFM. Mau masuk, malu-malu karena tak
tahu siapa yang hendak ditemui di dalam. SMS saya kirimkan ke Winar –
menanyakan contact person tapi belum
dibalas juga.
Tak
lama kemudian Nunu datang, lalu Erlina Ayu. Maka masuklah kami. Yang membukakan
pintu adalah putri pak Ricky – pemilik SPFM. Kemudian kami dipertemukan dengan
Vita – sang penyiar.
Grogi
binti gugup. Itulah perasaan saya memasuki bilik siar. Apalagi saat duduk di
kursi di depan Vita. Dihadapkan dengan mikrofon sebesar kepalan tangan orang
dewasa, rasanya seperti diancam . Maka lengkaplah
sudah kegelisahan di tempat itu.
Bilik siar ini terasa kaku dan dingin, padahal AC-nya rusak :D |
Tiba-tiba
Winar (ia datang beberapa saat setelah kami on
air) berkata kepada Vita, “Salamnya kak Icha.”
“Kak
Marisa? .... “ ujar Vita. Entah apa kalimat lengkapnya, saya lupa. Yang jelas
itulah awal cairnya kegugupan saya berhadapan dengan penyiar cerdas yang sangat
percaya diri ini.
Saya
kemudian memberanikan diri bertanya kepada Vita, “Lho, kenal Icha juga?”
“Iya,
kak Icha itu senior Saya, satu angkatan di atas Saya,” jawab Vita.
Maka
makin cairlah kegrogian saya.
Kenapa?
Karena rupanya Vita ini adik angkatan saya di kampus. Dia angkatan 97. Saya
angkatan 92. Sementara Icha, teman di IIDN sekaligus yunior saya (ia tak bisa datang di acara ini), dia angkatan
96.
Dasar
ya ... beginilah kalau tak PD-an J.
Bagaimana
tidak gugup, meskipun kami berempat “melawan pewawancara”, ini wawancara
pertama di radio bagi saya. Takut salah bicara, takut kedengaran konyol ha ha
ha.
Vita
menanyakan seputar kegiatan kami di IIDN. Saya sudah pernah menuliskan tentang
IIDN di postingan bertajuk Kopdar
IIDN - di Rumahku. Juga tentang bagaimana caranya menjadi anggota. Caraanya
gampang saja, punya akun FB dan harus perempuan. Yah begitulah, perempuan
selalu butuh tempat eksklusif untuk belajar J.
Vita, sang penyiar |
Satu
jam waktu yang disediakan Vita bagi kami. Kami membicarakan banyak hal, di
antaranya ....
IIDN
(Ibu-Ibu Doyan Nulis) ini beranggotakan 5000-an perempuan Indonesia yang bukan
saja di seluruh Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Tujuan awal
pembentukannya oleh ibu Indari Mastuti – salah seorang pemenang anugerah
wirausaha muda mandiri 2011, adalah untuk memberdayakan potensi para ibu
rumahtangga melalui kegiatan menulis.
Karena
jumlah anggotanya yang sangat banyak, pendiri IIDN membagi-bagi wilayah IIDN
maka terbentuklah IIDN Makassar dengan Ayu sebagai koordinatornya. Saat itu Ayu
baru saja datang di Makassar, mendampingi suaminya yang ditugaskan oleh
perusahaan tempatnya bekerja di kota ini.
Ayu, Nunu, dan Winar lagi menyimak perkataan Vita |
Saat
ini IIDN Makassar beranggotakan sekitar 30 orang yang dari dalam Makassar. Ada
juga yang tidak berdomisili di Makassar melainkan di area Indonesia
Timur/Tengah lainnya seperti di Banjarmasin dan Manado. Anggota
IIDN bukan hanya ibu-ibu lho, ada juga yang masih gadis. IIDN banyak
mengadakan pelatihan menulis, rata-rata secara online baik berbayar maupun yang gratis.
Ayu
telah menulis belasan buku anak yang telah diterbitkan. Kesukaannya pada bidang
ini karena terkesan sekali dengan kepiawaian almarhum ayahnya dalam mendongeng.
Hal ini menimbulkan minat menulis dalam dirinya sejak kecil. Sementara saya,
bukanlah orang yang suka menulis sejak kecil. Saya tak merasa berbakat menulis.
Pada awalnya saya ini penulis diary di
komputer di saat-saat awal melahirkan Affiq. Saya ingin mendokumentasikan
kesukacitaan saya akan kehadirannya melalui tulisan.
Saat
itu segala tentang Affiq saya tulis termasuk perkembangan motorik dan kemampuan
berbahasanya. Lama-kelamaan perhatian saya berkembang bukan hanya pada Affiq melainkan
juga pada kejadian sehari-hari lalu berkembang menjadi perenungan dan pencarian
saya mengenai hikmah kehidupan. Apapun saya tulis. So, siapa bilang menulis itu
bakat? Menulis itu kemauan dan kekonstistenan. Kini, menulis bagi saya
adalah refreshing, sehari tak menulis geregetan rasanya.
Mikrofon kuning itu ... sebesar kepalan tangan! |
Ada
yang mengeluh karena terbatasnya media untuk menulis? Waah jangan mengeluh
dulu, sebagai pengguna facebook kedua
terbesar di dunia setelah Amerika, nyaris semua orang sekarang memiliki akun facebook,
bahkan yang berdomisili di desa kecil sekali pun. IIDN adalah komunitas di
facebook. Tinggal join saja, kita
sudah bisa belajar banyak. Facebook kan punya notes, bisa ditempatkan di situ tulisan kita. Kalau mau ikut-ikut
lomba/audisi menulis, di facebook sekarang banyak, lumayan buat mengasah
kemampuan menulis kita.
Wawancara
ini diakhiri pukul 6 sore. Ayu berbincang sejenak dengan pak Ricky yang ramah (oya waktu di ruang siar, pak Ricky juga sempat mengajak kami
ngobrol).
Winarni yang jago bikin kue membawa klafer taart dari rumahnya yang letaknya
tak jauh dari SPFM, kami berbincang sambil menikmati kelezatannya. Klafer
taart-nya super duper enak lho C. Kelapa
mudanya terasa segar, berpadu dengan butiran halus kenari yang tercampur di
dalam adonan berpadu dengan rasa unik dari taburan bubuk kayu manis (Winaaar, kalau
ada yang pesan klafer taart-nya setelah membaca ini, jangan lupa komisi buat
saya ya...
J).
Klafer taart yang lezat bikinan Winarni (foto pinjam dari Nunu) |
Makassar, 12 Mei 2012
Silakan dibaca juga:
Share :
MasyaAllah :D kerenna kak niaarr....
ReplyDeleteMaya dengar tidak waktu itu? :)
Deletecop, waktu itu saya dengar :D
DeleteSyukurlah Diena mendengarkannya :D
DeleteTapi nda coba telepon waktu itu Diena? Krn nda ada seorang pun yang menelepon padahal sudah dipersilakan sama Vita dua kali atau tiga kali hehehe
Mancaaaaaaapph ^^
ReplyDeleteAh, curang nih, foto2 orang lain ditampakkan, fotonya kak mugniar dirahasiakan, :D
Curang? Ahahaha begitu memang ndi' :D
Delete:) yang jelas bu niar itu cuannntikkkk...
Deletewah, wawancara di radio pasti menjadi sebuah pengalaman yang cukup unik ya mbak....keren deh mbak niar ini...
ReplyDeleteAih ... yang keren grup saya mbak, jadi saya bisa ikutan nebeng wawancara hehehe
Deletembak, Klapertartnya masih ada?
ReplyDeleteSudah habis dunk mbak :D
DeleteKerennya. :D
ReplyDeleteAngkatan 92 tho, hihihihihihihihi
Psst hahaha, saya mahasiswa juga lho seperti Una, tapi 20 tahun yl :D
Deletewuiih,... masuk radio :D
ReplyDeletesayang siarannya nda sampe samarinda :D
Sayang ya hehehe
DeleteMbak Niarku...sesuattu bangeeet...dech..sukses slalu ya mbak...
ReplyDeleteMakasih sudah mampir di sini Tiesna :D
Deletesaya mau dong klapertartnya, tapi gak mau beli xixixi ngarep gratisan ajah hehehe
ReplyDeleteWow .. kesukaan kita sama mbak, klapertart gratisan hehehe
Delete