Di Sorowako, kota kecil tempat adik saya Mirna dan
keluarga kecilnya bermukim ada satu suku kata yang lazim ditambahkan dalam
kalimat, sebagai pelengkap. Seperti orang Batak, warga asli Sorowako yang
terletak di ujung tenggara Sulawesi Selatan ini, biasa mengucapkan suku kata
“Bah”.
Liburan ini, seperti biasa Mirna, suami, dan anak-anaknya berlibur di Makassar. Kedua keponakan saya – Ifa dan Faqih sudah terbiasa dengan dialek Sorowako termasuk dalam pemakaian “BAH” itu. Misalnya saja saat ada yang menghalangi pandangannya dari komputer, Ifa akan berseru, “Awasko bah!” Artinya sih tak ada. Tapi kalau tak diucapkan, rasanya ada yang kurang. Bagai makan sayur tanpa garam he he he.
Dialek Ifa sekarang jadi unik karena selain
mengadopsi dialek Sorowako akibat bergaul dengan teman-temannya, ia pun
mengadopsi dialek Makassar karena abi dan umminya sehari-hari menggunakan
dialek itu.
Bagi
yang belum familiar dengan dialek Makassar dan penasaran, saya beri contoh ya. Misalnya
begini: Saat mengajak makan, biasanya orang Makassar mengatakan, “Makan mi.” Meskipun tak ada ‘mi’ dalam
suguhannya.
Contoh-contoh
lain:
“Berapakah
baju yang Kau mau beli. Satu atau dua?”
“Satu
ji.” à
Cuma satu, maksudnya.
“Yang mana Kau suka?
Warna merah atau warna biru?”
“Warna merah mo.” à Memilih warna merah
“Edede, yang
biru mi saja nah?” à
Sepertinya tak rela atas pilihan yang diberikan
“Yang biru mo
pale’ ...” à Iya
deh, yang biru saja
Selain mi,
ji, mo, edede, pale’ ada juga ki’ (diucapkan dengan
penekanan pada huruf ‘i’), ki (diucapkan tanpa penekanan di huruf
‘i’), dan di’ ... ribet ya ? J
Danau Matano di Sorowako (foto: Mirna) |
Saat
ini, baru seminggu sepupu-sepupunya ada di Makassar, Athifah sudah mulai
ketularan “BAH”-nya Sorowako. Saat saya mencari-carinya, ia sedang berada di
dalam kamar mandi dan berkata, “Ada apa bah?”
Dan
yang sangat menggemaskan dari nona ini beberapa hari terakhir ini, ia memiliki intonasi
baru. Saya mengira-ngira itu intonasi sepupu-sepupunya yang muncul sesekali
saat mereka bercakap-cakap atau ia mengadopsi sebuah model intonasi khas sebuah
iklan (soalnya mirip dengan keduanya tapi saya ragu lebih mirip yang mana he he he). Sudah ada beberapa seri dari iklan ini yang menggunakan intonasi serupa.
Iklan terakhir menampilkan seorang pemuda yang menabrak secara tak sengaja
seorang gadis dan gadis itu berkata jutek,
“Lihat-lihat dong.” Di akhir adegan,
sang gadis malah berkata manja, “Lihat aku doong.”
Makassar, 26 Juni 2012
Silakan
dibaca juga:
Share :
aku pikir BAH itu air banjir tadi mbak hehehe baa dari judulnya ternyata bukan ya
ReplyDeleteBukan mbak hehehe
Deletekakak iparku orang Makasar
ReplyDeletetp krn jarang banget ketemu jadi blm sempet belajar bhs makasar tp klo dialeknya aq tau banget
Sekali-sekali ke Makassar mbak Diana, biar kita bisa kopdar :)
Deleteeeeeeeeeehhh begituka juga kak. karena ninis orang palopo sering2 tomma pake bah. dan intonasinya kadang pake intonasi org bugis ka banyak dudu orang bugis di kelasku. aduh ini penularan secara tak langsung.
ReplyDeletehahaha menular memang di' :D
DeleteOooh seangkatan dengan Nhinis toh ... :)
Menulis tentang budaya lokal ini, keren bah! Heheeh..Masih sama2 di Sulawesi tapi dialeknya sdh beda ya Mbak..Jadi gak heran, kalau pemerintah jadi kegok untuk memetakannya..Duh semakin cinta Indonesia
ReplyDeleteEh, ada usaha memetakannya toh mbak?
DeleteIya mbak, satu pulau tapi dialeknya buanyak. Sedangkan satu suku saja bisa ada varian2 berbeda :)
iyo di, begitu mi pale orang Makassar di, pusingki saya kalau dengarka orang makassarr bicara.. ededee :P
ReplyDeletetapi katanya saya ga cocok dialek makassar karena lebih terdengar seperti orang batak, bah macam mana pula
Ah iya betul .. betul... ada temanku selalu disangka orang Batak karena logat sininya yang amat sangat kental :D
DeleteSekarang dia nikah dengan orang dari pulau Jawa, pasti sering2 roaming di' hehehe
jadi ramai baku cakap tho..?
ReplyDeleteHmmm ... itu dialek apa tho mas Rawins :D
Deletesalah satu indahnya Indonesia itu ya mbak.. Tiap2 daerah punya khasnya masing2.. Dan menarik utk disimak ^^
ReplyDeleteIya mbak. Dan salah satu kebahagiaan ngeblog, membaca keragaman negeri kita. Jadi makin bangga jadi orang Indonesia :)
Deletesalam gan ...
ReplyDeletemenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Terimakasih Gan :)
Deleteiya,,kalau diperhatikan..terkadang mirip logat BAH versi Batak, hanya Bah versi soroako ini ada nada-nada bugis-nya, tidak seperti BAH batak yang menghentak tegas intonasinya
ReplyDeleteIya betul. Beda di intonasinya :)
DeleteAku punya kawan orang batak yang juga suka pake kata 'BAH' lho mbak :)
ReplyDeleteKalau dengar langsung orang Batak ngomong saya belum pernah mbak, cuma sering liat di layar kaca :)
DeleteBaru tau ni... hihihi...
ReplyDeletePun aku belum pernah dengar orang Makassar dan Sorowako bicara @.@
Jadi nda tau logatnya kepiye...
Kita harus ketemu Na, ntar tak ajarin :D
Delete