Ada fakta yang menunjukkan bahwa
sifat–sifat psikologis dan sosial perempuan lebih unggul daripada lelaki. Seharusnya
fakta ini membuat lelaki tak merasa diri superior dibanding perempuan karena
kekuatan otot tak boleh dikacaukan dengan kekuatan komposisi karena menurut
komposisinya perempuan adalah kelamin yang kuat (Montagu – 1971 dalam Munthe
2003).
Sebagai subjek, perempuan bisa
mengerjakan banyak hal di luar dari tanggung jawabnya sebagai ibu rumahtangga.
Ini menjadi spesial karena ia merupakan makhluk yang sanggup melakukan multi tasking. Berbeda dengan lelaki
yang cenderung single tasking. Di era
digital sekarang, hal ini amat membantu perempuan untuk berkembang lebih maju.
Dalam Old Javanese English Dictionary (Zoetmulder: 1982 dalam Sudarwati
dan Jupriono: 1997), kata “wanita” sebagai padanan kata “perempuan” memiliki arti
“yang diinginkan”. Sadar atau tidak sadar, wanita terkadang menjadi objek. Baik
ketika eksploitasi terhadapnya merupakan tontonan biasa maupun ketika dengan
sadar ia berusaha bagaimana agar “kewanitaannya” tampil memikat naluri lawan
jenisnya. Era digital sekarang amat mengakomodir hal ini entah itu melalui TV
ataupun internet. Bila tak pandai menjaga diri, perempuan bisa menjadi korban.
Berita tentang anak gadis hilang gara-gara
terpedaya teman baru dunia mayanya kerap terdengar. Berita perkosaan di angkot pun
marak akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, video mesum lagi tak disensor berkelana
dari satu ponsel ke ponsel lain, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Ditambah
iklan obat kuat yang marak di dunia maya. Banyak obat kuat bisa diperoleh
dengan sangat mudah dan harga murah[ii].
Semua ini membuat lelaki yang kurang imannya kehilangan akal hingga melakukan tindakan
bejat.
Namun tak dapat dipungkiri,
kekayaan khazanah era digital saat ini sangat membantu perempuan dalam
menjalankan peran penting dalam keluarganya. Berbagai perangkat rumahtangga
berbasis teknologi digital sangat membantu sehari-harinya. Ada oven listrik,
kompor listrik, dan mesin cuci yang dapat diprogram. Akses internet yang mudah
melalui ponsel ataupun laptop menyajikan aneka informasi dan pengetahuan
sehubungan dengan kehidupan berkeluarga. Mulai dari resep masakan, cara merawat
diri, fashion, hingga artikel-artikel
mengenai hubungan suami-istri dan pengasuhan anak yang kaya ilmu.
Era digital, era gadget Sumber: http://arabia.msn.com |
Tinggal pencet tombol, semuanya
bisa dibawa ke depan mata dalam sesaat saja. Bahkan bersosialisasi pun bisa
melalui berbagai media sosial. Amat menghemat waktu dan energi. Sayangnya dunia
virtual yang portabel ini pun punya
banyak celah yang bisa membawa pengaruh buruk.
Terlalu akrab dengan gadget dan internet bisa membuat penggunanya menjadi “anti sosial”, tindak penipuan
pun bisa dilakukan melalui jejaring sosial (ingat kasus Selly – si “penipu
cantik” yang telah merugikan banyak orang sempat ramai dibicarakan tahun lalu selama
berhari-hari di berbagai media massa?). Selain itu ancaman terhadap
keharmonisan rumahtangga juga bisa muncul dari jejaring sosial. Bukan rahasia
lagi, di mana-mana ada berita perselingkuhan melalui jejaring sosial. Bahkan
setelah bertemu di dunia maya, para pelaku selingkuh itu berkencan di dunia
nyata.
Kemajuan pesat teknologi digital banyak
membantu perempuan dalam berkarya. Tengok saja toko online yang banyak bertebaran. Banyak perempuan yang dimungkinkan bekerja
dari rumah, sambil mengurus anak dan rumahtangga. Begitu pun perempaun yang
menjadi penulis. Kemudahan akses internet saat ini sangat membantu mereka dalam
berkarya. Bahkan ada yang mendapatkan “kontrak menulisnya” by phone sementara draft tulisan
dan konsultasi selanjutnya dengan editor dan penerbit dikirim via e-mail.
Bahkan dengan hanya mengakses facebook, para penyuka menulis dapat belajar
melalui media ini. Di facebook ada banyak grup menulis yang bisa membantu
mereka mengasah kemampuan.
Dengan memanfaatkan internet
sebagai “lahan untuk bersuara”, suara perempuan bisa terdengar ke lingkup yang
lebih luas. Perempuan bisa menulis aneka uneg-uneg, kritik, dan solusi terhadap
permasalahan kehidupan. Perempuan bisa berperan dalam membela segala
ketidakberesan, ketimpangan, pun ketidakadilan. Bahkan mampu melakukan
penyadaran demi terciptanya tata kehidupan yang maslahat.[iii]
Mereka yang berkarir di luar
rumah pun amat terbantu. Jika dulu mengontrol situasi dan kondisi rumah selama bekerja
hanya bisa dilakukan melalui jaringan telepon kabel, sekarang ada banyak media
yang bisa dilakukan melalui media nir kabel.
Apalagi pemerintah saat ini sudah mengakomodir biaya pulsa ponsel yang tak lagi
mahal. Untuk megapolitan Jakarta, daerah macet sudah bisa dideteksi sebelum
mereka berangkat kerja ataupun sebelum pulang ke rumah. Bagi yang mampu, mereka
bisa juga memantau kondisi rumah melalui kamera CCTV. Tinggal bagaimana para
perempuan melek teknologi sehingga bisa menggunakannya dengan mudah dan cerdas.
Era digital, sekaligus “era
globalisasi” ini selain berefek pada perubahan sosial dalam hal perilaku yang
membuat banyak orang tak terkecuali perempuan menjadi lebih individualis, juga
menyebabkan perubahan gaya hidup. Berbagai pengaruh masuknya budaya bangsa lain
yang masuk melalui arurs globalisasi menyebabkan banyak orang menjadi lebih
konsumtif, permisif, dan konon dapat menurunkan ikatan ruhani.[iv]
Era digital, perempuan mengasuh anak sambil bekerja Sumber gambar: http://clipartof.com |
Perempuan harus waspada karenanya
agar ia tak menjadi pribadi yang lengah dan lemah, juga bisa mempertahankan
keluarga, termasuk anak-anaknya dari pengaruh buruk yang meraja-lela di era
ini. Anak-anak gampang sekali terpengaruh tayangan-tayangan di internet yang tak
cocok untuk usianya, juga melalui sarana permainan canggih seperti play station yang tak edukatif.
Oleh karena itu semua perempuan
Indonesia harus mampu meningkatkan ketahanan dirinya dengan cara:
- Mampu mengidentifikasi berbagai aspek yang muncul sebagai dampak dari perkembangan di era digital ini.
- Mampu mencari solusi yang tepat guna mengatasi masalah yang muncul. Kemajuan teknologi komunikasi digital dapat dimafaatkan sebaik mungkin dalam hal ini.
- Memiliki kemauan belajar yang kuat, selalu memperbarui pengetahuan dan informasi mengenai berbagai hal agar tak “dilindas” zaman.
- Meningkatkan kemampuan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual agar memiliki “benteng” yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi segala pengaruh buruk yang mungkin timbul. Kemajuan teknologi komunikasi digital pun dapat dimafaatkan sebaik mungkin.
Perempuan Indonesia, mari
memberdayakan diri kita untuk kepentingan masing-masing pun untuk negara kita, karena
“perempuan adalah tiang negara”. Perempuan yang kuat dan tangguh akan
menguatkan dan mengokohkan bukan hanya keluarga kita, tetapi juga negara kita.
Semoga Allah memudahkan.
Makassar, 29 Juli
2012
Tulisan ini diikutkan dalam kontes
Fastron
Blogging Challenge
Silakan
dibaca juga:
[i] Rahmiana Rahman dalam
artikel “Era Digital Era Wanita” di buku WanitaEra Digital, Hasfa Publisher, 2011.
[iii] Hendra Sugiantoro dalam
artikel “Internet, Lahan Perempuan Bersuara” di buku Wanita Era Digital, Hasfa Publisher, 2011.
[iv] Mugniar dalam artikel “Penguatan
Peran Ibu dan Tantangannya” di buku WanitaEra Digital, Hasfa Publisher, 2011 yang dinukil dari Buku Sekolah Elektronik
Pendidikan Kewarganegaraan – Bangga Menjadi Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV
terbitan Pusat Perbukuan Depdiknas tahun 2008 karya Sarjan dan Agung Nugroho.
Share :
saya setuju kalau di bilang wanita mahluk yang terkuat. dengan beban mental yang harus ia tanggung, seperti melahirkan dan lain sebagainya. termasuk juga multi taskin seperti yang di sebutkan, maka bener klo wanita mahluk terkuat. mungkin... sekaligus terlemah kali ya.. heheh, yang ini tambahan dari saya.
ReplyDeletetapi semoga dengan membaca artikel ini, wanita bisa menjadi lebih kuat lagi :D
Kekuatan otot secara umum, wanita lebih lemah dari lelaki. Yang lebih kuat (berdasarkan tulisan di atas) adalah secara psikologis dan sosialnya (ini bukan saya bilang lho ya hehehe).
DeleteTetapi perempuan memiliki oto terkuat di dunia yang tak dimiliki lelaki, yaitu : otot rahim. Bayangkan dalam organ sekecil itu bisa menampung dan membawa janin yang bertumbuh hingga 9 bulan. Belum lagi saat melahirkan, rasa sakitnya tak ada yang mengalahkan rasa sakit anggota tubuh lainnya :)
Aamiin. Terimakasih ya :)
Maksudnya otot, buka oto ...
DeleteTapi menurut saya, itu secara potensi ya. Secara kenyataannya banyak perempuan yang lemah secara psikologis dan sosial. Lha kalau tidak disadari dan dikembangkan bagaimana bisa perempuan menjalani kelebihannya sebagai makhluk yang kuat secara psikologis dan sosial itu?
Secara potensi, berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Kalau tak disadari dan disikapi, ia hanya tinggal "potensi" semata
huaaa, hampir deadline ... pengen ikuuttt :D
ReplyDeletesukses ya, kaak ^^
Ayo buruan bikin Cha, besok deadline :)
Deletewuah, bagus nih untuk para perempuan...
ReplyDeleteTerimakasih mbak Ocha :)
DeleteWanita era digital...
ReplyDeletesukses ya kak buat lomba ya ^^
Iya Nu, nda ikutan? Masih ada waktu ...
DeleteAamiin, terimakasih
perempuan memang sudah ditakdirkan menjadi makhluk yang kuat dan menarik.
ReplyDeletesemoga berhasil...
Maka ia harus menjaga kekuatan dan kemenarikan itu agar bisa tampil elegan :)
DeleteTerimakasih mbak
yang merasa perempuan : tolong disimak baik baik.. :)
ReplyDeleteassalamualaikum wr wb.. :D
Wa 'alaikum salam Wr. Wb :)
DeleteLaki2 juga harap simak baik2 supaya bisa jadi pendamping yang baik bagi perempuannya :)
huaaa....saya gak jadi ikutan yg ini...ikut mendokan Mbak Niar semoga sukses ya Mbak...
ReplyDeleteWaaaah sayang ya mbak Rie. Terimakasih sudah membaca ;)
Delete