Athifah
mulai bete menunggu jam buka puasa
setengah harinya.
“Sudah
jam berapa, Mama?” tanyanya.
“Baru
jam sepuluh.”
“Lama
sekali!” ujarnya.
“Athifah
bisa,kemarin kan bisa,” kata mama.
“Waktu
Mama umur lima tahun, Mama buka puasanya jam enam?” tanya gadis mungil ini.
“Tidak.
Waktu Mama umur lima tahun, tidak ada yang ajari Mama puasa. Athifah lebih
pintar dari Mama,” jawab mama.
Sepertinya
pertanyaannya belum selesai tetapi mama merasa tahu apa yang ditanyakan
Athifah. Mama memotongnya, “Tidak. Gurunya Mama dulu tidak ajar puasa.”
Athifah
melanjutkan pertanyaannya, “Gurunya Mama ajar Mama untuk marahi anaknya Mama
nanti?”
Glek.
Mama
tertawa kecut. Gadis mungil ini suka juga bertanya seperti ini. Ia beberapa
kali bertanya mengapa ia dimarahi kalau (katanya) mama sayang pada dirinya.
Waktu itu mama menjawab, “Sesekali Mama perlu memarahi Athifah supaya Athifah
betul-betul tahu kesalahannya. Karena kalau tak dimarahi, Athifah biasanya tak
menyadari kesalahannya.”
Saat
pertanyaan itu muncul lagi justru saat mama sedang sama sekali tak marah.
Makassar, 21 Juli 2012
Rupanya pertanyaan
sesungguhnya tak ada hubungannya dengan puasa.
Share :
athifah sudah bisa puasa setengah hari ya mbak...hebat ya...semangat terus ya atifah...
ReplyDeleteAlhamdulillah mami Zidane. Ini lagi diusahakan semangatnya :)
Delete