Mama
terpaksa mengikuti pepatah “Marah karena sayang” ketika pada suatu hari Athifah
memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang amat memukau jiwa.
“Mama,
sayang tidak sama Saya?” tanyanya.
“Sayang
dong,” jawab mama.
“Kalau
sayang, kenapa pale’[i]
Mama suka marahi Saya?”
Jleb.
Kadang-kadang memang mama merasa perlu menunjukkan “marah” kepada Athifah dengan menegurnya secara amat keras kalau ada hal-hal yang sudah diperingatkan berulang kali tetapi ia tak menggubrisnya. Misalnya Athifah sangat suka mandi berlama-lama. Berulang kali diperingati, tetap saja ia melakukannya. Akibatnya batuk menghampiri gadis mungil ini.
Sebagai
manusia biasa, kadang-kadang pula mama kelepasan, memperturutkan
ketidaksabarannya menghadapi nona kecil yang lincah nan ceriwis ini ... *ngaku*.
Mama
menjawab pertanyaan Athifah, “Itu karena Mama sayang sama Athifah. Supaya Athifah
tahu telah berbuat kesalahan. Soalnya kalau tidak dimarahi, Athifah tidak tahu
sudah berbuat salah dan bisa mengulangi lagi kesalahannya.”
Athifah
mengerti ungkapan hati mamanya. Saking mengertinya, beberapa waktu setelahnya
ia berkata kepada mama, “Mama, Saya sayang sekali sama Mama. Jadi, kalau Saya marah sama Mama, itu
artinya Saya sayang mama!”
Mak jleb lagi
.... *mamanya
speechless*
Beberapa
hari kemudian.
Athifah
memeluk Oma. Gadis mungil ini memang ekspresif sekali menunjukkan perhatian dan
rasa sayangnya. Ia suka memeluk sembari mengungkapkan “kata-kata mesra”.
“Oma
... kalau Saya marah sama Oma, itu
artinya Saya sayang sama Oma ya. Itu hanya pura-pura marah.”
Oma
geli sekaligus speechless dibuatnya.
Kepada
Ato’ (kakek) pun ia ungkapkan pernyataan seperti itu.
Ato’
suka sekali “mengancam” hendak ke Bontang (Kalimantan Timur) – tempat om Uyi
(adik mama) bermukim. Athifah tak pernah rela jika Ato’ mengeluarkan ancaman
ini. “Jangan pergi, Saya sayang Ato’,” katanya.
“Kalau
sayang, Kenapa Kau suka marahi Ato’?” tanya Ato’.
“Saya marah itu karena Saya sayang sama Ato’,”
jawab gadis cilik ini mantap.
“Kalau
begitu ... kalau Ato’ marah sama Kau, itu berarti juga Ato’ sayang.”
Athifah
mengiyakan.
“Kalau
Ato’ marah dan mencubitmu dengan keras, itu berarti Ato’ sayang ko keras,”
lanjut Ato’.
Kali
ini Athifah yang dibuat speechless.
Ia terpaksa menerima saja perkataan Ato’-nya. Daripada Ato’ terbang ke Bontang?
Makassar, 6 September 2012
Hahay ... anak memang
peniru ulung .... J
[i]
Salah satu partikel dalam bahasa Makassar. Seperti juga ji, mi, di’, partikel ini tidak memiliki arti tertentu tapi dalam
dialek Makassar, rasanya kurang lengkap tanpa partikel-partikel itu J.
Share :
wkwkwk, kasihan tuh yang jadi ato' pengen marah tapi si anak kecil menganggapnya gak marah, sepertinya perlu dibedakan antara marah dan menasehati ^^
ReplyDeleteAto'-nya gak benar2 marah koq. Ato'-nya lagi isengin cucunya. Di rumah, Athifah itu korban 3 lelaki: kakak, papa, dan ato'nya. Kalo bukan kakaknya, papanya yang ganggu. Kalo bukan papanya, ya ato'-nya hehehe
Deletemembaynagkan andai di posisi Ato :)
ReplyDeleteAto'-nya palingan senyum2 iseng mbak :D
Deletehayuk ... mama musti kreatif jawab pertanyaan
ReplyDeleteanak2 sekarang memanh pinter sih
hiks .... :)
DeleteKalo Ato' ke Bontang, mampir ke Samarinda dulu yaa... Hehe.
ReplyDeleteHmm... keknya memang mesti hati2 ya saat menjelaskan sesuatu ke anak2. Khawatirnya nanti dia sering marah2 jadinya :D
Ah, rasanya sudah lama saya gak pake kata 'pale'' :D
Kalo ke Bontang, Ato' biasanya dari Balikpapan. Samarinda kayaknya tdk dilewati ya?
DeleteIya ... tugas orangtuanya :D
Ooooh ... Kakaakin dulu familiar dengan kata itu?
kata mbak Sri Rahayu anak memang mesin foto kopi bapake ibuke :D
ReplyDeleteBetul sekali mbak :D
DeleteAto'nya curang. Kalo nyubit mah bukan sayang -___-
ReplyDeleteHehehe .... Ato'-nya iseng :D
DeleteAnak anak sekarang ya..
ReplyDeletePada pinter dan kritis..
Selalu bikin Emaknya dan orang orang sekitar speecless dengan pertanyaan2 yang ada..
Iya teh .... :D
DeleteSulit juga ternyata harus berpikir tepat (jawaban apa yang tepat) dalam waktu yang singkat.
hehehe anak sekarang dilawan...
ReplyDeleteLebih gampang ngelawan anak2 dulu ya. DIbentak saja tidak berkutik hehehe
Deletehihihi lucu ya tante.. emang harus pinter-pinter menyampaikan sesuatu ke anak, supaya gag salah tafsir & langsung ditiru ulung gitu :D
ReplyDeleteYah .. begitu deh hehehehe
Deletewaah, athifah, berarti kau tak sayang padaku dong?
ReplyDelete:(
:))
Mau dicubit kah tante Icha? Nanti mamanya yang wakili Athifah yaa cup cup cup
Delete:D
Ya ya, marah kita karena sayang *mantab#
ReplyDeleteNdak ada salahnya kan orangtua sesekali marah ya Yunda, asal hatinya tetap dingin, suaranya saja yang meninggi
Delete*menasihati diri sendiri*
Iya pak, benar. Saya masih harus belajar banyak dalam menyederhanakan kata-kata yang mau disampaikan pada gadis cilik saya. Terimakasih Pak :)
ReplyDeleteHehehe, iya Mugniar, anak memang peniru ulung...kalau kita bilang apa, diingetnya pasti bakal lama, bahkan kita sendiripun sampai sudah lupa pernah bilang apa :D
ReplyDeletehehehe .. iya mbak Irma. Pengalaman kita2 pasti membuktikan itu ya? :)
Delete