“ASI
Saya tidak keluar.”
Atau
“ASI
saya tidak cukup.”
Kalimat-kalimat
itu sering sekali terdengar dari mereka yang baru melahirkan.
Kalau maksudnya
“langsung keluar” itu begitu habis melahirkan cairan putih susu itu langsung
keluar, ya tak mungkinlah. Tubuh ibu akan memproduksi cairan bening atau
kekuningan terlebih dahulu. Cairan bernama “Kolostrum” itumengandung
sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kolostrum amat
dibutuhkan tubuh bayi yang baru lahir. Volumenya yang keluar sangat memadai
bagi kapasitas lambung bayi usia 1 – 2 hari. Di dalam kolostrum terkandung
pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tak tepakai dalam usus bayi dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
Sumber: buku Mengenal ASI Eksklusif |
Kolostrum
mengandung protein lebih banyak dibandingkan dengan ASI matang (ASI yang sudah
berupa susu). Mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak pula
dibanding ASI matang. Volume kolostrum 150 – 300 mL/24 jam. Zat yang keluar
pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7 pasca melahirkan ini mutlak diberikan
pada bayi karena merupakan pelindung kolosal bagi bayi baru lahir.
Komposisi ASI
ternyata berbeda dari waktu ke waktu, dari menit ke menit, dari bulan ke bulan.
Juga berbeda pada setiap ibu. Allah Yang Maha Agung menciptakannya sesuai
dengan kebutuhan bayi setiap saatnya. Khas, unik bagi setiap bayi.
Meski pada
dasarnya semua manusia bisa menyusui dengan baik bayinya, selanjutnya ada
banyak hal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI, salah satunya adalah: pikiran dan perasaan
Jangan sekali-kali berpikir dan merasa, “ASI Saya
sedikit.”
Karena walau sebenarnya ASI kita memadai bagi bayi, pikiran dan perasaan
demikian akan membuat produksi ASI berkurang hingga benar-benar sedikit dan tak
memadai bagi si bayi. Rugi kan?
Kekuatan pikiran
dan kekuatan keyakinan sangat perlu dimiliki seorang ibu dalam hal ini. Sugesti
diri sendiri mutlak diperlukan. Tidak mungkin ibu bisa menyusui bayinya bila
yang berkeras ayah sang bayi sementara si ibu dalam kondisi “percaya tak
percaya”, lha pabriknya susunya ada
pada ibu, kan?
Sumber: buku Mengenal ASI Eksklusif |
Yakinlah, Allah
Maha Adil. Tak mungkin kucing bisa dengan santai memenuhi nutrisi anak-anaknya
dengan menyusuinya sekaligus sementara manusia tidak? Kambing, kuda, harimau,
dan hewan-hewan lainnya bisa sementara manusia tidak? Jangan berlemah
keyakinan! Kurang yakin atau tak yakin
berarti berburuk sangka kepada Sang Maha Pencipta. Positive thinking-lah. Kalau memang ingin memberikan yang terbaik
kepada sang buah hati, bulatkan tekad. Insya Allah bisa!
Sebuah artikel
berjudul CUKUP ATAU
TIDAK ASI-NYA? menekankan: Jangan
khawatir jika sewaktu-waktu payudara terasa kosong. Produksi ASI ini sangat
individual, sesuai kebutuhan bayi masing-masing. Jadi walaupun terasa ‘kosong’
namun pabrik ASI akan terus bekerja sesuai sifatnya: supply and demand. Dan produksi ASI yang gila-gilaan
sehingga payudara terasa penuh bahkan bengkak di bulan-bulan awal setelah
melahirkan akan perlahan menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi. Tidak ada
lagi payudara bengkak bukan berarti ASI berhenti diproduksi.
Saya bisa
menulis tentang ini karena saya sudah selesai menyusui ketiga buah hati saya.
Waktu menyusui Affiq (sekarang usianya 11 tahun), orangtua saya dan juga ibu
mertua sempat menyangsikan ASI saya karena mereka dulunya tak menyusui
anak-anaknya secara penuh. Mereka percaya ASI
saja tak cukup. Maka saya harus tahan banting mendengar usulan mereka mengenai
pemberian susu formula.
Untungnya suami
saya seorang “ayah ASI” yang baik. Ia segigih saya meyakini ASI adalah nutrisi
terbaik, terutama saat bayi kami belum berusia 6 bulan. Saat usia 0 – 6 bulan,
pemberian ASI eksklusif pada Affiq sukses, berat badannya naik rata-rata 1
kilogram/bulan. Suami saya tak segan bangun malam, membantu menyendawakan dan
menenangkan bayi kami, mengganti popok bayi, menyuapi saya, membelikan makanan yang saya pinta, juga memijat
punggung saya. Pun ketika berkali-kali saya sakit saat menyusui ketiga buah hati kami, ia selalu ada merawat dan mendampingi saya.
Sumber: buku Mengenal ASI Eksklusif |
Karena sudah
mantap dengan ASI, anak kedua (6 tahun) dan anak ketiga saya (3 tahun) tentunya mendapatkan ASI juga. Orangtua kami
tak segencar dulu mempertanyakan ASI, hanya sesekali saja. Tapi tetap saja,
ujian yang cukup berat. Saat ayah saya perlihatkan buku yang ditulis oleh Dr.
Utami Roesli – dokter “pejuang” pemberian ASI (breastfeeding), ayah saya keukeuh
berkata, “Itu kan hanya teori.” Ibu saya pun demikian, sering mengatakan,
“ASI-mu tidak bagus!” tanpa alasan.
Begitu pun
ketika payudara seolah terkuras setelah dihisap buah hati, saya menolak pikiran
“ASI tak cukup” jauh-jauh. Saya sugesti diri sendiri dengan satu kata “CUKUP”.
Saya meyakini, insya Allah ASI saya cukup untuk bayi saya. Dan pengalaman saya
membuktikan: ASI memang cukup, sangat memadai malah, untuk ketiga anak saya.
Ketika orangtua
tidak sepaham, di sinilah amat diperlukan dukungan suami. Segala lelah terbayar
dengan dukungannya. Saya bersyukur sudah memberikan nutrisi yang terbaik karunia
langsung dari Sang Mahapencipta bagi
ketiga buah hati saya. Saya senantiasa takjub, cairan ajaib bernama ASI itu
bisa mendukung banyak pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh mereka,
membentuk mereka menjadi individu unik yang mengagumkan. Segala puji bagi Dia –
Sang Pemilik Hidup.
Namun demikian,
modal kegigihan saja tak cukup. Proses menyusui tentu saja harus didukung
dengan hal-hal berikut:
- Pengkonsumsian makanan/minuman yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan ibu menyusui.
- Proses pembelajaran terus-menerus. Bisa dilakukan dengan banyak membaca, mencari tahu, dan bergabung dengan komunitas pro ASI yang sekarang banyak di dunia nyata maupun di dunia maya.
- Senantiasa memperhatikan keadaan bayi, benar-benar kenyang atau tidak.
- Memperhatikan posisi bayi saat menyusui. Jangan sampai ia hanya ngempeng dan mengisap banyak udara.
- Pengertian dari orang-orang terkasih.
Pastikan setiap
harinya pikiran dan perasaan selalu
positif mengenai kecukupan ASI bagi bayi. Yakinilah: ibu pasti mampu
menyusui!
Makassar,
3 September 2012
Tulisan ini
diikutkan pada Blog
Competition Breastfeeding Worth Fighting For
Referensi:
- Buku Mengenal ASI Eksklusif, Dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI. (Trubus Agriwidya, 2000)
- Tulisan-tulisan di http://mommiesdaily.com tentang breastfeeding.
Silakan dibaca juga:
Share :
Pengen ikutan tapi belum ada pengalaman :D
ReplyDeleteSempet ngiri sama temen-temen yang ngalamin ngasiin anaknya.. semoga aku nanti seperti kalian:D
Aamiin .. aamiin. Insya Allah. Semoga Allah mengabulkan ya mbak Nunu ^__^
Deletepasti bisa, harus bisa Insya Allah keluar ASInya. wah boleh juga nih mbak GAnya
ReplyDeleteAyo ikutan mbak Lid :)
DeleteSelain saya telah mendapat masukan dari Mbak tentang mendidik anak pada komen di blog saya, rupanya saya juga mendapat ilmu tambahan tentang ASI. dan saya baru mengetahui jika kualitas ASI itu dipengaruhi juga oleh Perasaan dan pikiran sang Ibu. Penjelasan yang gamblang Mbak. Makasi :)
ReplyDeleteMas Rudy mencerna dengan amat baik tulisan saya. Semoga kelak berguna setelah menikah :)
DeleteMakasih juga sudah berkenan membacanya.
Ilmu yang bermanfaat untuk saya jika sudah berkeluarga nanti :) maksih ya mbae
ReplyDeleteAamiin. Terimakasih juga ya sudah mampir :)
Deletebetul mak, dulu saya kasih tambahan sufor ke anak samapi 2,5 bulan krn merasa ASI kurang. Trus tmnku bilang harus Pede, ASI itu pasti cukup. Setelah itu bneran lo, tanpa sufor bisa, sampe skrg anakku udah 19 bulan
ReplyDeleteIya .. benar kan mbak Rahmi? kalau kita bisa membuktikannya, bahagia sekali kan? :)
Deleteyes, pro-ASI... Yakin, maka ada jalan.
ReplyDeleteYa, kalau pikiran dan perasaan positif, pasti ada jalan :)
Deletemmm begitu ya bu, kemarin mau pakek asi calon bayinya berhubung belum diijinkan tuhan sekarang bapaknya yang asi hehehe...
ReplyDeleteASI pastinya lebih baik, tapi kalau di campur giman bu saat bepergian menggunakan susu lain, terkadang ada ibu yang baru lahir tidak keluar susu..
Mengenai "tidak keluar susu" ada di tulisan saya di atas mas Agus. Kemungkinan besar terkait dengan pikiran dan perasaan :)
DeleteBenar Pak, ASI itu karunia yang agung dari Yang Maha Agung. Tak ada duanya deh. Penciptaan susu formula tak mungkin menyamai kualitas ASI :)
ReplyDeleteSiip Mbak tidak ada ASI yang tidak keluar ya Mbak :)
ReplyDeleteMoga menang ya Mbak :)
Mau intip infonya dulu, hehe...
Iya Yunda, pikiran dan perasaan ibunya yang kemungkinan besar mempengaruhi.
DeleteWaktu event ini tidak banyak, ayo ikutan :)
pasti bisa calon ibu harus bisa.. cemumuth hehe...
ReplyDeletebunda memang top deh.
selalu bisa :)
Cemumuth juga *Eh, bukannya cemunguth?* :D
DeleteYee... top apanya Annur, ini cuma cerita pengalaman koq, alhamdulillah pengalaman menyusuinya berhasil setelah melalui banyak ujian :)
ibue sih asinya subur makmur ga pernah kekurangan
ReplyDeletesayang citra 8 bulan udah stop asi karena kesundul adiknya
kadang kasian juga kalo inget cita cita ekslusif 2 tahun sampe gagal
Wow memang subur ibue Citra. Citra 8 bulan sudah isi lagi ya :) Tapi kan Cipta dapat full kan ..
Delete*Asal nggak kesundul lagi :D*
Hebat ya mbak
ReplyDeleteSemoga senang ya mbak :)
Wah, saya tak hebat mbak. Allah yang Maha Hebat. Saya hanya cerita pengalaman menyusui saja. Saya suka sekali cerita ttg ini :)
Deletewaduh, kalo tentang asi, saya sudah lupa pengalaman saya 22 tahun yg lalu ketika masih bayi
ReplyDeletekalo sekarang masih bingung kudu nulis apa tentang asi, hehe
semoga menang mbak ^^
Wkwkwkwkwk .. ini kan buat ibu2 lombanya :D
DeleteCalon bapak (insya Allah) seperti dirimu menyimak saja dulu. Ntar kalo sudah nikah, bisa sama2 istri memperjuangkan hak anak mendapatkan ASI :D
Terkadang masalahnya di anak Bun, saya ingat anak pertama dulu nggak mau minum Asi,...saya pikir karena saya belum pinter ambil posisi menyusui. T
ReplyDeleteLalu asi di masukkan ke botol, tetep aja dianya nggak mau. Usut punya usut ternyata kebanyakan jamu..(kalau di jawa kan ada jamu2 khusus pesalinan. sejak itu kapok! Gak pernah lagi minum jamu macam2
Kalo begitu berarti di ibu dong masalahnya mbak :)
DeleteASI-nya jadi aneh kali rasanya ... :D
sukses kontesnya mbak.. sprt biasa tulisan mbak niar cocok dgn deskripsi blognya.. dua kata pertama.. sebuah renungan :)
ReplyDeleteAamiin. Terimakasih mbak sudah berkenan mampir :)
Delete