Biasanya
kerabat oma menghubungi oma melalui HP mama. Siang itu, tante Nunu yang tinggal
di Gorontalo menelepon, hendak bicara dengan oma. Menanti oma menyelesaikan shalat,
tante Nunu minta berbicara dengan Athifah. “Mana si cerewet?” tanyanya.
Tante
Nunu pernah datang ke Makassar lebih dari dua tahun silam. Jadi ia sudah
mengenal Athifah. Ia gemas pada Athifah yang ceriwis.
Pada
Athifah, mama memberikan “pengantar”, “Athifah, ini tante Nunu yang dulu pernah
nginap di sini. Itu, yang suka menelepon di luar.” Waktu itu setiap hendak
menghubungi atau dihubungi seseorang via ponsel, tante Nunu ke teras atau
pekarangan. Mungkin dengan begitu, sinyal atau suara dari seberang menjadi
lebih jelas baginya.
Athifah berbincang riang dengan tante Nunu. “Tante Nunu, umurku sudah enam tahun,” lapornya. Mendengar ini, orang mungkin menyangka Athifah baru saja berulang tahun padahal ulangtahunnya sudah lewat, sebulan yang lalu.
Heran
juga mama, ada saja topik yang bisa dibicarakan oleh Athifah pada orang yang
sudah lama tak dilihatnya. Ingatan Athifah tentang tante Nunu pun mungkin sudah
samar-samar. Kemudian terdengar suara Athifah, “Tante Nunu, Saya rindu sama
tante Nunu.”
Athifah
memang suka mengatakan hal ini pada tante-tante kandungnya dan istri dari om
Uyi – adik mama. Mama pikir karena pertalian darah yang sangat dekat dan
Athifah sudah sering dikunjungi oleh tante-tantenya.
Sesaat
mama takjub. Mama tak memiliki sifat itu. Mama tak sesupel Athifah dalam
menghadapi orang yang lama tak ditemuinya. Athifah kelihatannya punya pembawaan
supel, masya Allah, ada dasar keterampilan sosialnya. Bahkan ia bisa akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Mama sulit untuk
demikian. Mama sepertinya hampir jadi makhluk anti sosial.
Beberapa
jam kemudian, karena rasa penasaran akan sikap Athifah yang amat cool itu, mama bertanya, “Athifah
memangnya masih ingatkan sama tante Nunu?”
“Tidak,”
jawabnya.
“Loh, kenapa tadi bilang ‘rindu’? Mama
kira Athifah bilang ‘rindu’ karena Athifah masih ingat sekali sama tante Nunu.”
Gadis
mungil ini tak menjawab. Ia hanya tersenyum manis.
Makassar, 2 November 2012
Garuk-garuk kepala
...
Update 3 Februari 2021
Athifah sudah lupa cerita ini, akan diperlihatkan kembali padanya ....
Share :
Sbenernya wajar aja rindu ama seseorang meskipun kita belom pernah sekalipun ketemu orangnya. Tentu saja stelah kita memahami karakter mereka, ya bisa dari mana aja...
ReplyDeleteDan yg gue rindu ampe pengen ketemu adalah Allah, Rasulullah, Umar RA, dan kawan2 blogger senusantara! ;-)