Mulanya, Athifah kaget betulan sewaktu ia bertanya tahun kelahiran Mama, Papa,
Oma, Ato’, dan kerabat kami yang lainnya. Baginya, tahun seribu sembilan ratus
sekian itu bilangan yang amat besar. Sementara tahun dua ribu sekian itu
bilangan yang kecil. Saat ia bertanya tahun kelahiran Ato’ dan dijawab, “Seribu
sembilan ratus empat puluh.” Dengan spontan ia berujar, “HAH?” Cerita tentang
ini pernah saya tuangkan dalam tulisan berjudul Umurnya
: PARAH !!!
Akhirnya ini menjadi permainan ala Athifah saat hendak menghibur Afyad. Afyad tertawa senang saat Athifah mengucapkan “HAH?” Affiq pun tak mau kalah. Ia mencoba melucu, “Tahun berapa kakak Affiq lahir?” tanyanya. Lau dijawabnya sendiri, “Tahun dua ribu satu.” Affiq kemudian berujar sendiri, “HAH?”
Athifah kalem saja. Tidak bereaksi. Akhirnya ia berkomentar juga karena
merasa kakaknya tak lucu. “Saya diam ji kalo
kecil.” Maksudnya, menurut Athifah tahun kelahiran kakaknya itu angkanya kecil,
makanya ia diam saja. Kalau yang disebutkan angka besar, baru ia mengatakan
“HAH?”.
Mama senyum-senyum sendiri mengamati kedua anak ini sambil membatin,
“Athifah .. Athifah. Di mana-mana juga dua ribu itu lebih besar daripada seribu
sembilan ratus.”
Makassar, 30 Januari 2013
Fokus Athifah adalah pada angka “1” di tahun kelahiran
Affiq (2001), atau di angka “6” di tahun kelahirannya (2006). Ia merasa
angka-angka yang disebutkan: seribu sembilan ratus empat puluh itu besar, lebih
besar dari dua ribu satu atau dua ribu enam. Atau mungkin juga karena tahun
1940 terdiri atas empat kata sementara tahun dua ribu enam hanya tiga kata J
Share :
hhmmm... Athifah ne bikin gemes aja
ReplyDelete:D
Deletehah... lucu hehehe salam sama athifah ya kak
ReplyDeleteNanti disampaikan :)
Delete