Ibu tua itu sedang sakit. Kaki sebelah kanannya nyaris lumpuh, sulit
digerakkan. Perempuan muda itu selalu memapahnya dengan sabar.
“Apa ta’ ?” tanya seseorang pada
perempuan muda itu. Maksudnya, ia bertanya apa hubungan perempuan muda itu
dengan ibu tua di sebelahnya.
“Mertuaku,” jawabnya.
Ah, mertuanya rupanya. Saya jadi amat tersentuh. Melihat
seseorang begitu care pada ayah atau
ibunya yang sudah sepuh saja mudah membuat saya tersentuh, apalagi menyaksikan
kasih sayang seorang menantu terhadap ibu mertuanya yang sedang sakit seperti
ini.
Perempuan muda itu bertutur lembut kepada ibu tua yang terlihat sabar dalam
sakitnya itu. Saat udara mulai memanas, perempuan itu mencoba membuka jaket
tebal yang dikenakan ibu mertuanya sembari bertanya apakah ibu tua itu mau
dibukakan jaketnya. Ibu tua itu mengangguk. Dengan lembut, perempuan muda itu
membukakan retsleiting jaket ibu mertuanya.
Saat hendak berlalu, perempuan muda itu membantu ibu tua itu berdiri. Lalu meminta
seorang laki-laki – kelihatannya laki-laki itu suaminya, memapah ibu tua itu.
Laki-laki itu hanya memegang tangan tangan ibu tua itu. Perempuan muda itu
keberatan dengan cara laki-laki itu memperlakukan ibunya.
Sumber: bfriends.brigitte.de |
Ia minta ibu tua itu dipapah.
“Sessai! Sakit ki!”
deliknya tegas pada laki-laki itu. Maksudnya, dengan hanya memegang tangannya, ibu tua itu akan merasakan
kesakitan pada kakinya. Isyaratnya itu berarti meminta laki-laki itu untuk
memapah perempuan tua itu, bukan hanya memegang tangannya.
Karena hujan mulai mengguyur bumi, perempuan muda itu memakaikan ibu tua
itu jas hujan. Ia mengambil sepasang sandal, lalu memakaikannya di kaki ibu tua
itu. Kemudian ia memapahnya menuju sepeda motor, membantu ibu tua itu naik di
boncengan laki-laki itu. Karena ongkos taksi mahal dan kendaraan mereka hanya
sepeda motor, perempuan muda itu menunggu laki-laki itu menjemputnya sekitar 40
menit kemudian.
Saya tercenung penuh haru. Saya tahu tak banyak perempuan yang memiliki
hubungan seakrab itu dengan ibu mertuanya. Bagi sebagian perempuan, ibu mertua
adalah momok. Keakraban yang baru saya saksikan itu pasti bukanlah sesuatu yang
dibuat-buat. Kelihatan sekali ketulusan terpancar dari gerak tubuh, nada
bicara, dan tatapan mata perempuan muda itu.
Keakraban mereka tentulah hasil proses pendekatan selama bertahun-tahun
dengan penuh ketulusan dan itikad baik untuk membentuk ikatan hubungan yang mesra.
Seperti layaknya hubungan antara ibu dan anak yang tumbuh dengan tulus di
antara ibu dan anaknya.
Saya beruntung menjadi perempuan yang bisa berakrab-akrab dengan ibu mertua
dengan tulus. Ibu mertua bisa menjadi tempat curhat saya, kami pun bisa ngobrol
berjam-jam dengan nyaman. Saya bisa mengirim SMS kepada adik ipar ketika ibu
mertua sedang berada di rumahnya di Papua sana. SMS itu berbunyi, “Salam kangen
sama Mama.”
Menurut saya ini karena kami berdua memang sama-sama punya itikad baik
membangun jalinan hati di antara kami. Ibu mertua saya tak pernah menuntut saya
harus menjadi menantu sesuai versinya, saya pun tak berani memasang patok
tentang bagaimana seharusnya seorang ibu mertua bersikap terhadap saya. Ah, mudah-mudahan saya menjadi menantu
yang baik baginya.
Dan bila kelak saya menjadi seorang ibu mertua, saya ingin menjadi seperti
ibu mertua saya.
Makassar, 9 Desember 2013
Silakan juga disimak yang ini
yaaa :
Share :
eh iyo
ReplyDeletesuka dengar istilah in law tuh maksudnya gimana sih
maap kuper :)))
Lho .. "daughter in law" kan artinya menantu perempuan, mas Rawins?
DeleteKalo "son in law" itu menantu laki2 :D
Betul, Kak.
ReplyDeleteHubungan dengan mertua memang selalu mengkhawatirkan. Hehehe
Sampai-sampai muncul becandaan, Adam dan Hawa adalah pasutri paling bahagia sedunia karena tidak punya mertua. Hahaha
Itu hal pertama yang cukup mengkhawatirkan dalam sebuah pernikahan baru :) oya ditambah saudari ipar juga hehehe.
DeleteBecandaannya baru saya dengar. Hahaha ... iya ya, pasti bahagia kalo begitu :D
buat pelajaran aku juga nih mbak kalau nanti jadi mertua :)
ReplyDeleteKita sama2 belajar mbak :)
Deleteamin, semoga aja mbaknya bisa jadi menantu yang baik, di senangi semua keluarga ya... karena jarang menantu wanita betah tinggal dengan mertua...
ReplyDeleteAamiin. Makasih mas Agus :)
DeleteErr, bisa nggak ya jadi menantu sebaik itu..
ReplyDeleteKalau dua2nya mau baik, insya Allah bisa. Usaha ini harus dari kedua pihak. Tapi kalo cuma satu yang mau baik, itu yang susah, biasanya yang satunya nelangsa :) Mudah2an Milo mendapatkan mertua yang baik kelak :)
DeleteSebuah contoh yg baik dr hub ibu mertua dan menantu perempuannya. Banyak org yg masih beranggapan hal itu sulit dilakukan.
ReplyDeleteAlhamdulillah saya sdh menemukan jalan demi keakraban kami.
ALhamdulillah mbak Niken :)
Deletemeskipun saya cukup dekat dan akrab dengan ibu mertua, tapi masih kalah dengan kedekatan suami dan ayah mertuanya..
ReplyDeletemudah2an seiring berjalannya waktu saya bisa dekat dengan ibu mertua seperti dekat dengan ibu kandung.. aamiin :)
Wow, jadi pingin menyaksikan kedekatan suami mbak dengan ayah mbak .. pasti asyik melihat keakraban mereka ya ...
Deleteiya alhamdulillah :)
ReplyDelete:)
Delete