Tahun berikutnya, saya tak mau ikutan lagi. Lupa dapat wangsit dari mana,
saya beranggapan merayakan Valentine’s
Day itu tidak perlu. Mau makan-makan atau minum-minum? Bisa koq di rumah sendiri. Mau disko-disko?
Bisa koq di kamar sendiri. Ngumpul
bareng teman? Wew, nyaris tiap hari
juga ngumpul sama teman sekelas. Juga
ngumpul sama teman se-genk. Eh, saya
dulu punya grup lucu lho di SMP, namanya grup Lima Dara, beranggotakan 5 gadis
manis nan unyu. Yah, pokoknya saya menganggapnya sebuah kegiatan yang
buang-buang waktulah.
Saya tak membicarakan dalil agama di sini, karena saat itu saya tak mencari
dalil agama. Saat itu saya hanya memakai logika saya, dan sampai sekarang pun
logika itu masih tetap sama, sehingga setelah menikah, tetap saja saya tak
merayakannya. Tak pernah berpikir merayakannya. Tak ada dalam kamus saya
poin-poin penting yang membuat saya harus merayakannya. Saya toh bisa setiap hari sayang-sayangan
sama suami. Seru malah. Anak-anak sampai malu-malu melihat kami bercanda,
saling berangkulan di depan mereka.
Menurut saya, lebih baik melakukan 5 hal ini daripada merayakan Valentine’s
Day:
Nonton TV. TV swasta sekarang banyak. Acara yang positif banyak.
Lebih baik memperkaya diri dengan tayangan bermanfat.
Baca Buku. Lebih baik mengisi diri dengan bacaan yang bermanfaat.
Blogging. Lebih baik mempererat persahabatan di jagad blogging dengan kawan-kawan dunia maya ketimbang merayakan hari
Valentine.
Mengerjakan hobi. Jalani hari seperti biasanya
saja, seperti sewajarnya. Dengan mengerjakan hal-hal yang merupakan hobi kita.
Mana tahu bisa dapat tambahan income lagi.
Kalau hobi kamu shopping, mending
klik Zalora buat shopping atau cuci
mata.
Tidur. Mendingan tidur, supaya besok lebih segaaar.
Begitulah, menurut saya. Mungkin beda menurutmu?
Makassar, 12 Februari 2013
Silakan juga dibaca:
Share :
menurut saya juga seerti itu mbak .. :D ... lebih baik sih hal positif ... hehehe
ReplyDeleteSip :)
Delete