Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun.
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya.
Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?(sinopsis dari www.21cineplex.com)
Habibie lagi menjadi pembicaraan karena film yang menceritakan kisah
cintanya dengan almarhumah istrinya. Hampir semua orang di Indonesia, saat ini tahu
itu.
Kemarin siang, Habibie diwawancarai oleh Chantal Della Concetta di Buletin
Indonesia Siang (Global TV). Sayang saya tak mengikuti dari awal. Namun demikian,
tergetar juga saya menyimak kisah cinta yang diceritakannya kepada Chantal.
Chantal saja sampai berkaca-kaca matanya dan suaranya bergetar. Saya juga
merasa terharu.
![]() |
Sumber: www.21cineplex.com |
Betapa ikatan cinta mereka begitu kuat. Habibie bercerita bahwa ia menikah,
memulai hidup berdua tanpa punya apa-apa. Kekuatan cinta membuat mereka bisa
memiliki rumah sepuluh tahun kemudian. Lalu tiga belas tahun setelah menikah,
lahirlah pesawat pertama karyanya..
“Ini bukan sombong,” kata Habibie. Maksudnya, ia menyebut tentang memiliki
rumah dan menciptakan pesawat, bukan untuk menyombongkan diri. Tapi bahwa semua
orang bisa sepertinya dalam memaknai cinta. Bagi Habibie, kekuatan cinta antara
dirinya dan Ainunlah yang membuat mereka kuat. Yang mendorong mereka akhirnya
bisa memiliki apa yang ingin mereka miliki, mewujudkan apa yang mereka
harapkan.
Melihat foto-foto Ainun, Chantal berkata, “Ibu Ainun sejak muda hingga di
usia tuanya, tidak berubah ya Pak? Tetap cantik dan anggun.”
“Iya, tetap cantik dan anggun,” Habibie tersenyum.
“Seandainya bisa mengatakan sesuatu kepada Ibu, apa yang hendak Bapak
sampaikan?”
Habibie berkata, akan memejamkan matanya dan melihat Ainun. Ia yakin Ainun
melihatnya dan ia bisa melihat Ainun. Dan ia berkata, masih tetap mencintai
Ainun sampai kapan pun.
Oh ... so sweet.
Chantal tak dapat menyembunyikan mata berkaca-kacanya. Tetapi Habibie
membicarakan tentang ini dengan tenang dan santai. Tak ada lagi ekspresi
terpukul seperti dulu saat belahan jiwanya baru berpulang. Saya kira, kekuatan
cinta itu pula yang membantunya bangkit dari kesedihannya di waktu itu.
Kekuatan cinta yang yakin kelak mereka akan bersatu kembali.
Kekuatan cinta dalam ikatan pernikahan memang dahsyat. Ia menguatkan yang
nyaris goyah dan makin menyuburkan yang sudah subur. Habibie membuktikannya.
Kekuatan cinta yang saling memberikan yang terbaik, bukan yang saling menuntut
tentunya.
Makassar, 3 Februari 2013
Silakan juga disimak:
Share :
Met pagi mbak Niar... mumpung ada waktu bewe pagi mampir sini aah...
ReplyDeleteSemoga Allah senantiasa mencurahkan cintaNya kepada kita semua...
Pagi mbak Nike. Do'a yang saa untuk mbak skeluarga .. aamiin
Deletekekuatan cinta bapak habibie dan ibu ainun memang begitu luar biasa ya mbak..:)
ReplyDeleteIya mbak. Sudah saatnya orang2 Indonesia tak pakai Romeo dan Juliet untuk menggambarkan cinta sejati 2 insan, tapi Habibie dan Ainun
DeleteUnyuuuuuu kali ya Habibie Ainun tuh
ReplyDeleteAku belum nonton T.T
Hihihi Unyu ya foto2 jadulnya :)
Deletega sempet nonton filmnya :(
ReplyDeletemu beli bukunya aja deh..
Pinjam dong mbak *eh* :P
Deletesaya juga belum beli mba..
Deletemasih waiting list :D
Dan puisi Pak HAbibie utk Ibu Ainun...akan jd puisi romantis yg ever green
ReplyDeleteYup :)
Deleteperjuangan di awal membangun rumah tangga itu yang luar biasa :D
ReplyDeleteIya benar :)
DeleteSaya sudah baca bukunya, Mugniar tapi belum nonton film-nya...
ReplyDeleteIbu Ainun, adalah salah satu tokoh wanita yang saya kagumi.
SUbhanallah. Beliau pendamping yang hebat bagi pak Habibie ya mbak Irma
Delete