Tak terasa sudah lebih setahun saya bergabung dengan grup menulis Be a
Writer (BaW). Awalnya, saya melihat mbak Leyla Imtichanah woro-woro grup di facebook, katanya ia membuat grup menulis, siapa
yang mau bergabung dipersilakan. Langsung saja saya berkomentar di statusnya,
minta dimasukkan.
Seperti masuk di sebuah dunia antah-berantah. Sama sekali baru. Semua yang
bergabung di situ yang saya tahu hanyalah bahwa mereka penyuka menulis. Saya
tak mengenal mereka dengan baik, profile
picture facebook berupa sampul buku mereka yang meyakinkan saya bahwa
mereka penyuka menulis. Beberapa di antara mereka tulisannya dimuat dalam
buku-buku antologi yang sama dengan yang memuat tulisan saya.
Penyakit lama saya muncul saat baru bergabung: minder. Dasar memang bawaan
saya suka minderan, ditambah lagi karena pengalaman saya yang amat minim dalam
dunia menulis berikut hanya saya yang berasal dari Indonesia timur. Kalau yang
saya sebut terakhir itu, penyakit yang dimiliki banyak orang di sini: minder
dengan mereka-mereka dari Jawa, apalagi Jakarta yang notabene jauh lebih maju.
Sedikit-sedikit saya membiasakan berinteraksi dengan teman-teman di BaW.
Sedikit demi sedikit hati saya terpaut dan makin terpaut dengan BaW. Ternyata
interaksi dengan mereka asyik. Tak ada gab. Yang sudah amat berpengalaman,
sudah punya banyak menerbitkan buku solo berinteraksi dengan para pemula
menulis seperti dengan sesama teman. Berbeda dengan beberapa grup menulis lain di mana founder-nya menempatkan dirinya secara
berbeda dengan anggotanya.
Saya takjub. Begitu pun dengan mereka yang sudah amat berpengalaman dan
menguasai aneka teori menulis. Mereka sudi membagi ilmu dengan para pemula
secara ikhlas, tanpa imbalan apapun. Selain itu sikap low profile yang mereka miliki sama dengan founder BaW. Secara perlahan saya bisa masuk dan “klik” dalam
berkomunikasi dengan mereka. Malah ada semacam hubungan emosional yang indah antara kami, selayaknya hubungan
emosional antar sahabat!
Ini mungkin karena di BaW kami membahas apa saja. Bukan hanya seputar teori
dan praktik menulis yang memperkaya saya dan teman-teman lain tetapi kami juga bicara
tentang kehidupan. Selalu ada saling
sharing aneka masalah kehidupan.
Tentang hubungan persahabatan, pernikahan, parenting,
masalah sosial, politik, intrik, dan lain-lain.
Ada saling menyemangati. Ada rasa bahagia dan bangga saat salah seorang
dari kami memenangkan sebuah lomba. Ada pula rasa sedih yang menyeruak kala
seseorang dari kami sedang pilu hatinya. Saya merasakan grup ini amat hidup,
dengan banyak warna di dalamnya.
Maka saat mbak Leyla Imtichanah – sang founder
menyatakan hendak menutup grup ini karena beberapa alasan, saya merasa
keberatan. Teman-teman yang lain pun demikian. Saya yakin, hati mereka pun sama
terpautnya seperti saya di BaW. Saya membayangkan, jika grup ini ditutup, saya
pasti akan merasa amat kehilangan. Hubungan emosional yang indah di antara kami
dan banyaknya kami belajar tentang kehidupan di grup ini pastilah membuat kami
tak bisa dipisahkan dengan BaW.
BaW amat manusiawi. BaW seperti
sebuah masyarakat kecil yang mendambakan ketenteraman. Para anggotanya menyukai
seruan kebaikan tetapi tak munafik. Sesekali ada keluhan, omelan,
ketaknyamanan, dan curhat. Tetapi selalu ada yang menenangkan, menjadi
pendengar yang baik, penasihat, dan teman bergurau. Ini membuat para anggotanya
belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik dan untuk menjalani hidup dengan
cara yang lebih baik.
Mudah-mudahan usia BaW bisa panjang, sepanjang-panjangnya. Kalau bisa,
selama-lamanya. Mudah-mudahan saya bisa terus berada di grup ini. Dan
mudah-mudahan para anggotanya bisa selalu saling belajar tentang kehidupan dan
menjadi penulis yang bijak dan sarat ilmu.
Makassar, 6 April 2013
Tulisan ini diikutkan giveaway BaW. Siapa pun boleh
ikut GA ini lho, tak hanya anggota BaW.
Silakan disimak
juga:
Share :
Hmm.. kira-kira sebagai orang yang kebetulan membuat Warung Blogger apa juga menempatkan dirinya secara berbeda dengan anggotanya nih mbak?
ReplyDeleteSantai wae mbak.. jangan terbebani soal Jawa atau luar Jawa.. Lah wong saya juga Jawa pinggiran kok, gak pernah tuh ikutan event-event blogger. Kopdar pun bisa diitung dengan jari.
Jadi kenapa mesti minder, lah kita ini loh sama-sama makan nasi hihihi
sukses ya mbak untuk GA-nya
Waaah bukan begitu maksudnya mas Lozz ... WB tidak koq
DeleteBeberapa kan yang saya maksud, bukan semua? :)
Yah .. ttg rasa minder itu, sudah tertanam sejak kecil mas Lozz ... alhamdulillah bisa koq dikikis sedikit demi sedikit, mengingat kita sama2 makan nasi :D
Eh, WB itu grup menulis atau komunitas blogger sih? Komunitas blogger kan? Berarti bukan termasuk yang saya tulis di atas lho mas Lozz :)
Delete*Masih berusaha membela diri hihihi*
mungkin warung kopi di dunia maya mbak hihihi.
DeleteAh iya .. benar .. benar :D
DeleteJujur dan menyentuh mbak Mughniar. Bahagia bersyukur mengenal njenengan. Semoga BAW tetap eksis ya ^^
ReplyDeleteBahagia dan bersyukur juga sudah mengenal mbak. Terimakasih :)
DeleteHaruuu dan suka liat foto Once Upon a time -nya :)
ReplyDeleteIya .... fotonya keren mbak. Kalo nyari pake kata kuci WRITING, banyak juga yang keren2 :)
DeleteAamiin... semoga long distance ya eeh long lasting :-)
ReplyDeleteAamiin. Semoga mbak :)
Deletesemoga tidak ditutup mba grupnya...walaupun sy bukan anggota, sayang klo grup positif seperti ni ditutup...
ReplyDeleteALhamdulillah gak jadi, mbak :)
Deleteaku juga minderan kok kalo di alam nyata
ReplyDeletemakanya ga pernah ikutan acara kumpul kumpul
Ah masa sih, PDnya di alam mana?
DeleteJadi ingin bergabung dengan grup BaW. Boleh, ya, Mbak?
ReplyDeleteBisa menghubungi foundernya ya. Saya tidak bisa memutuskan :)
Deletemerasakan sebuah nuansa komunitas berbeda di BAW :D #testimoni
ReplyDeleteIya, memang berbeda ya Rahmah :)
DeleteBaru tau ada grup begitu di fb! Tapi gue kan bukan apa-apa. Bu mug aja yg dah bikin buku, minder, apalagi gue! Bhahaha
ReplyDeleteAih merendah deh ... :) Eh, saya tidak ada apa2nya dibandingkan anggota2 yang lain lho :)
DeleteLoh kok mau ditutup Niar. KAlau emang banyak yg bisa mengambil manfaatdr group ini mengapa tak diserahkan saja pengelolaannya kepada anggota? PAsti banyak yg mampu :)
ReplyDeleteKarena pada keberatan, tidak jadi ditutup koq, Kak :)
DeleteTerharu saya bacanya...menyentuh...:)
ReplyDeleteTerima kasih atas tulisan GA BAW, Mugniar Marakarma .. suksess selalu :D
ReplyDeleteBW lagi untuk penilaian, hehe :-)
ReplyDelete