Menyelisik Pesan dari Kelas Inspirasi

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari dua tulisan sebelumnya: Mengintip Kelas Inspiratif di SD Inpres Karuwisi dan Tapi, Mana Bunga?

***

Kelas Inspirasi
Rasanya semangat saya ikut terpicu saat menyaksikan dalam sebuah kelas, anak-anak itu meneriakkan berulang kali, “INSPIRASI ... CITA-CITA ... INSPIRASI ... CITA-CITA.” Saya membayangkan jika saja semangat itu menyala terus setiap hari, selama bertahun-tahun, tentu anak-anak itu akan mengejar sekuat tenaga cita-cita mereka. Indahnya.

Kekuatan Pengulangan, Internalisasi, dan Pembentukan Karakter

Sayang sekali bila kelas Inspirasi yang hanya satu kali seumur hidup mereka hanya menjadi sekadar pengalaman istimewa yang kadarnya biasa-biasa saja. Bila saja ada metode Repetitive Magic Power (RMP) yang mereka jalani tiap hari, tentu hasilnya akan dahsyat.



Dalam budaya Jepang ada istilah Kiai (saya tidak begitu tahu cara menuliskannya, mudah-mudahan sudah benar seperti ini). Secara konsep, kiai sama dengan RMP, yaitu mengulang-ulangi sebuah semboyan atau nilai-nilai positif yang berusaha mereka terapkan dalam diri mereka setiap hari.

Ini diterapkan para karateka Jepang sebelum berlatih setiap harinya, ini juga merupakan hal yang umum dipergunakan di dunia militer (seperti halnya Sumpah Prajurit milik TNI),  juga oleh hampir semua perusahan di Jepang yang mengaplikasikan ini setiap harinya. Orang mengenal, produksi Jepang jauh lebih meningkat daripada Amerika Serikat.

Semua anak ini punya cita-cita
SD Inpres Karuwisi 1
Grup bisnis Matsushita[i] menerapkan ini di semua perusahaannya di seluruh dunia. Setiap pagi, seluruh karyawannya melakukan taisho (senam) dan membaca 7 Prinsip Usaha Matsushita secara bersama-sama. Setiap hari, tak terkecuali anak perusahaannya, di seluruh dunia dengan berbagai bahasa.

Ary Ginanjar Agustian, seorang trainer dan penulis buku best seller ESQ mengatakan, “Mekanisme pengulangan yang dilakukan secara simultan mampu menciptakan perubahan pada sikap dan karakter seseorang.”

Stephen R. Covey, penulis buku terkenal The Seven Habits mengatakan bahwa metode pembentukan karakter, merupakan sebuah seruan: “Taburlah gagasan, petiklah perbuatan. Taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, petiklah karakter. Taburlah karakter, petiklah hasil!”.

Mengikat kembali balon gas yang sebelumnya jadi
obyek rebutan anak-anak
Yang dimaksud dalam kalimat: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar” dalam al-Qur’an surah Ankabut ayat 45, tentu saja bukanlah shalat yang hanya dilakukan sekali-sekali tetapi shalat yang dilakukan dengan sepenuh hati dan kontinyu sehingga merasuk ke dalam jiwa seseorang dan menjadi karakter yang “takut berkata dan melakukan hal yang sia-sia sebab yakin dilihat oleh Allah”.

Kembali kepada anak-anak itu, inspirasi, dan cita-cita mereka. Saya membayangkan, jika saja pihak sekolah mau dan mampu bekerja sama melanjutkan apa yang telah diinspirasikan oleh Kelas Inspirasi dengan mengajak semua anak setiap harinya sebelum pulang sekolah untuk mengingatkan anak-anak tentang cita-cita mereka dan meneriakkan bersama-sama  “INSPIRASI ... CITA-CITA ... INSPIRASI ... CITA-CITA” dengan bersemangat lalu berdo’a bersama, mohon kelancaran jalan mereka menuju cita-cita ...

Tentu kesannya akan lebih merasuk ke dalam diri setiap anak. Apa lagi bila hal itu terjadi selama bertahun-tahun dalam masa pendidikan mereka di sekolah dasar. Atau bila ada metode RMP lain yang lebih baik supaya inspirasi yang mereka dapatkan pada tanggal 28 Maret 2013 itu menjadi bagian dari karakter dalam diri mereka, tentu hasilnya akan dahsyat. Ataukah metode RMP lain itu adalah: dengan melaksanakannya dua atau tiga kali dalam setahun di setiap sekolah. Mungkin, kah?

Makassar, 31 Maret 2013

Catatan:
  • Rencananya masih ada satu tulisan lagi tentang Kelas Inspirasi setelah ini :).
  • Website kelas Inspirasi: http://kelasinspirasi.org/  
  • Alamat facebook Kelas Inspirasi Makassar: https://www.facebook.com/KelasInspirasiMakassar
  • Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada segenap panitia, tidak bermaksud menggurui, saya titipkan sedikit catatan dari saya setelah menyaksikan kelas Inspirasi di SD Inpres Karuwisi. Salam dan salut saya kepada semua panitia. Insya Allah, kebaikan yang kalian tanam berbuah manis.
  • Tentang “Kekuatan Pengulangan” pada tulisan di atas, terinspirasi oleh buku Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power – Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan[ii], yang ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian.


Silakan disimak juga:







[i] Konosuke Matsushita, pendiri grup bisnis Matsushita yang bergerak di berbagai bidang usaha di seluruh dunia, selain merupakan pengusaha sukses juga seorang pendidik dan filusuf. Ia rajin menulis buku dan dikenal oleh banyak kalangan sebagai seorang dermawan. Di akhir hayatnya ia menyumbang 291 juta US Dollar dari saku pribadinya dan 99 juta US Dollar dari kas perusahaannya, untuk kepeduliannya terhadap masyarakat.
[ii] Diterbitkan oleh penerbit Arga, tahun 2000. Sudah 13 tahun usianya tetapi isinya masih up to date  J.



Share :

11 Komentar di "Menyelisik Pesan dari Kelas Inspirasi"

  1. Sepertinya sekarang banyak sekolah yang mengajarkan semacam yel-yel penyemangat. Ada pula yang berupa tepuk-tepuk apaa gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oya? Gak tahu saya. Kalo yang ini kan dalam rangka Kelas Inspirasi, kakaakin :)

      Delete
    2. baru denger nih kelas inspirasi,,
      sukses dah :p

      Delete
  2. hal baik yang dilakukan kontinu tentu baik hasilnya ya pak ...

    ReplyDelete
  3. mungkin dari situ juga muncul istilah kyai bu
    kyai kan senengnya mengulang-ulang pelajaran ke santrinya

    ReplyDelete
  4. Pas baca 7 Prinsip Usaha Matshushita aku ya kepikiran esq itu... Ternyata mbak Niar tulis jg disitu,. Hehehe..

    Papaku jg ada bukunya mbak, tp aku lebih suka ikut trainingnya hihihi... Abis sukaa... Ketemu temen2 baru...

    Iya mudah2an qta bs membangun karakter diri dan keluarga dgn teknik mengulang2 itu ya... Amin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang ambil dari buku itu koq mbak :)
      Bukunya keren mbak, bisa dibaca berulang2 :)

      Aamiin. Pikir2, itulah tugas ibu, mengulang2 pembiasaan pada anak2nya agar menjadi karakter.

      Delete
  5. Semoga segala metode dalam kelasinspirasi bisa terus berkembang dan mentelurkan penerus2 yg okeh ...ya

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^