***
Kelas Inspirasi |
Rasanya semangat saya ikut terpicu saat menyaksikan dalam sebuah kelas,
anak-anak itu meneriakkan berulang kali, “INSPIRASI ... CITA-CITA ... INSPIRASI
... CITA-CITA.” Saya membayangkan jika saja semangat itu menyala terus setiap
hari, selama bertahun-tahun, tentu anak-anak itu akan mengejar sekuat tenaga
cita-cita mereka. Indahnya.
Kekuatan Pengulangan,
Internalisasi, dan Pembentukan Karakter
Sayang sekali bila kelas Inspirasi yang hanya satu kali seumur hidup mereka
hanya menjadi sekadar pengalaman istimewa yang kadarnya biasa-biasa saja. Bila
saja ada metode Repetitive Magic Power (RMP) yang mereka jalani tiap hari,
tentu hasilnya akan dahsyat.
Dalam budaya Jepang ada istilah Kiai (saya tidak begitu tahu cara
menuliskannya, mudah-mudahan sudah benar seperti ini). Secara konsep, kiai sama dengan RMP, yaitu
mengulang-ulangi sebuah semboyan atau nilai-nilai positif yang berusaha mereka
terapkan dalam diri mereka setiap hari.
Ini diterapkan para karateka Jepang sebelum berlatih setiap harinya, ini
juga merupakan hal yang umum dipergunakan di dunia militer (seperti halnya
Sumpah Prajurit milik TNI), juga oleh
hampir semua perusahan di Jepang yang mengaplikasikan ini setiap harinya. Orang
mengenal, produksi Jepang jauh lebih meningkat daripada Amerika Serikat.
Semua anak ini punya cita-cita |
SD Inpres Karuwisi 1 |
Grup bisnis Matsushita[i]
menerapkan ini di semua perusahaannya di seluruh dunia. Setiap pagi, seluruh
karyawannya melakukan taisho (senam)
dan membaca 7 Prinsip Usaha Matsushita secara bersama-sama. Setiap hari, tak
terkecuali anak perusahaannya, di seluruh dunia dengan berbagai bahasa.
Ary Ginanjar Agustian, seorang trainer
dan penulis buku best seller ESQ
mengatakan, “Mekanisme pengulangan yang
dilakukan secara simultan mampu menciptakan perubahan pada sikap dan karakter
seseorang.”
Stephen R. Covey, penulis buku terkenal The Seven Habits mengatakan bahwa
metode pembentukan karakter, merupakan sebuah seruan: “Taburlah gagasan, petiklah perbuatan. Taburlah perbuatan, petiklah
kebiasaan. Taburlah kebiasaan, petiklah karakter. Taburlah karakter, petiklah
hasil!”.
Mengikat kembali balon gas yang sebelumnya jadi obyek rebutan anak-anak |
Yang dimaksud dalam kalimat: “Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar” dalam al-Qur’an surah Ankabut ayat 45, tentu saja
bukanlah shalat yang hanya dilakukan sekali-sekali tetapi shalat yang dilakukan
dengan sepenuh hati dan kontinyu sehingga merasuk ke dalam jiwa seseorang dan
menjadi karakter yang “takut berkata dan melakukan hal yang sia-sia sebab yakin
dilihat oleh Allah”.
Kembali kepada anak-anak itu, inspirasi, dan cita-cita mereka. Saya
membayangkan, jika saja pihak sekolah mau dan mampu bekerja sama melanjutkan
apa yang telah diinspirasikan oleh Kelas Inspirasi dengan mengajak semua anak
setiap harinya sebelum pulang sekolah untuk mengingatkan anak-anak tentang
cita-cita mereka dan meneriakkan bersama-sama
“INSPIRASI ... CITA-CITA ... INSPIRASI ... CITA-CITA” dengan bersemangat
lalu berdo’a bersama, mohon kelancaran jalan mereka menuju cita-cita ...
Tentu kesannya akan lebih merasuk ke dalam diri setiap anak. Apa lagi bila
hal itu terjadi selama bertahun-tahun dalam masa pendidikan mereka di sekolah
dasar. Atau bila ada metode RMP
lain yang lebih baik supaya inspirasi yang mereka dapatkan pada tanggal 28
Maret 2013 itu menjadi bagian dari karakter dalam diri mereka, tentu hasilnya
akan dahsyat. Ataukah metode RMP lain itu adalah: dengan melaksanakannya dua
atau tiga kali dalam setahun di setiap sekolah. Mungkin, kah?
Makassar, 31 Maret 2013
Catatan:
- Rencananya masih ada satu tulisan lagi tentang Kelas Inspirasi setelah ini :).
- Website kelas Inspirasi: http://kelasinspirasi.org/
- Alamat facebook Kelas Inspirasi Makassar: https://www.facebook.com/KelasInspirasiMakassar.
- Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada segenap panitia, tidak bermaksud menggurui, saya titipkan sedikit catatan dari saya setelah menyaksikan kelas Inspirasi di SD Inpres Karuwisi. Salam dan salut saya kepada semua panitia. Insya Allah, kebaikan yang kalian tanam berbuah manis.
- Tentang “Kekuatan Pengulangan” pada tulisan di atas, terinspirasi oleh buku Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power – Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan[ii], yang ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian.
Silakan disimak
juga:
[i] Konosuke Matsushita, pendiri grup bisnis
Matsushita yang bergerak di berbagai bidang usaha di seluruh dunia, selain
merupakan pengusaha sukses juga seorang pendidik dan filusuf. Ia rajin menulis
buku dan dikenal oleh banyak kalangan sebagai seorang dermawan. Di akhir
hayatnya ia menyumbang 291 juta US Dollar dari saku pribadinya dan 99 juta US
Dollar dari kas perusahaannya, untuk kepeduliannya terhadap masyarakat.
[ii]
Diterbitkan oleh penerbit Arga,
tahun 2000. Sudah 13 tahun usianya tetapi isinya masih up to date J.
Share :
Sepertinya sekarang banyak sekolah yang mengajarkan semacam yel-yel penyemangat. Ada pula yang berupa tepuk-tepuk apaa gitu :D
ReplyDeleteOya? Gak tahu saya. Kalo yang ini kan dalam rangka Kelas Inspirasi, kakaakin :)
Deletebaru denger nih kelas inspirasi,,
Deletesukses dah :p
:)
Deletehal baik yang dilakukan kontinu tentu baik hasilnya ya pak ...
ReplyDeletemungkin dari situ juga muncul istilah kyai bu
ReplyDeletekyai kan senengnya mengulang-ulang pelajaran ke santrinya
Hmmmm .... :)
DeletePas baca 7 Prinsip Usaha Matshushita aku ya kepikiran esq itu... Ternyata mbak Niar tulis jg disitu,. Hehehe..
ReplyDeletePapaku jg ada bukunya mbak, tp aku lebih suka ikut trainingnya hihihi... Abis sukaa... Ketemu temen2 baru...
Iya mudah2an qta bs membangun karakter diri dan keluarga dgn teknik mengulang2 itu ya... Amin...
Memang ambil dari buku itu koq mbak :)
DeleteBukunya keren mbak, bisa dibaca berulang2 :)
Aamiin. Pikir2, itulah tugas ibu, mengulang2 pembiasaan pada anak2nya agar menjadi karakter.
Semoga segala metode dalam kelasinspirasi bisa terus berkembang dan mentelurkan penerus2 yg okeh ...ya
ReplyDeleteAamiin .. semogah :D
Delete