Views di pantai Losari |
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang itu ketika saya tiba di pantai
Losari. Makassar sedang panas-panasnya tapi saat siang hari adalah saat yang
tepat untuk memotret. Pagi hari, saya disibukkan oleh kerjaan rumah. Pagi hari
Sabtu dan Ahad tak mungkin memotret keindahan pantai ini karena warga Makassar
“tumpah” di sini. Sore hari di hari-hari lain pun tak leluasa berfoto di sini
karena sore hari pun pantai Losari dipenuhi pengunjung yang hendak menikmati
udara pantai dan menunggu sunset.
"Masjid terapung" Amirul Mukminin |
Gerobak penjual pisang epe' (pisang kepok mengkal dibakar lalu dikeprok, dimakan dengan saus gula merah ... maknyus deh) |
Walau matahari lagi terik-teriknya, mereka mencoba ngadem di bawah bayangan pohon |
Sudahkah pernah melihat sunset di
pantai, Kawan? Saya pernah, tapi sudah lama sih,
saat masih duduk dibangku SMA. Saya dan teman-teman cewek sengaja menunggu sunset. Indah nian. Pas sunset ada kawan yang memotret kami.
Indah hasilnya, seperti di studio foto. Pendaran cahaya sunset di latar belakang kami membuat foto itu menjadi amat unik.
Pengunjung bisa menikmati pantai dengan duduk di tembok pembatas tanaman itu |
Anjungan sedang dipersiapkan untuk acara Dinas Pariwisata |
Rupanya bukan hanya saya dan suami yang ada di pantai ini, ada beberapa
orang yang sedang foto-foto. Ada yang sekadar jalan-jalan. Ada pula seorang
gadis yang sedang asyik mengetik di laptopnya. Pedagang minuman kaki lima
bertebaran.
“Masjid terapung” Amirul Mukminin makin mempercantik pantai Losari. Baru
kali ini saya melihatnya pada jarak yang cukup dekat. Masjid ini belum cukup
setahun usianya. Hari itu sedang berlangsung acara akad nikah di situ sehingga
saya tak bisa melihatnya lebih dekat lagi.
Pada anjungan Pantai Losari, sedang disiapkan sebuah acara yang digelar
oleh Dinas Pariwisata kota Makassar. Acara musik sering pula dihelat di sini,
beberapa di antaranya diselenggarakan dan ditayangkan oleh stasiun-stasiun TV
swasta.
Undakan-undakan yang membuat anjungan terlihat artistik |
Keramaian pantai Losari di Ahad pagi Bawah: ada penjual obat dan penjahit ekspres |
Views pantai Losari |
Berbentuk garis pantai sepanjang kurang lebih 1 kilometer, pantai ini bisa
diakses siapa saja. Gratis. Yang dibayar hanya ongkos parkir. Tepian pantai
berupa bangunan tembok rendah penahan ombak membuat pemandangan ke arah laut
bisa dinikmati seluas mata memandang.
Perahu motor bebek, untu menjelajah |
Perairan di hadapan pantai Losari kerap menjadi arena perlombaan jetski,
balapan perahu tradisional jolloro
dan katinting atau menjadi titik
transit rally perahu layar
tradisional sandeq dan yacht. Letaknya di sebuah teluk membuat
perairan Losari tak berombak besar.
Jika ingin mencicipi aneka makanan, sore menjelang malam adalah waktu yang
tepat karena di sisi lain pantai Losari, dekat masjid terapung ada
warung-warung yang menjual aneka makanan seperti pisang epe’, nasi kuning khas pantai Losari, nasi goreng, bubur ayam, dan
lontong sayur.
Beberapa dari patung-patung separuh badan tokoh Sulawesi Selatan yang tersebar di sekitar masjid terapung |
Patung becak dan atraksi paraga |
Dari sebuah dermaga, siapa pun bisa mengitari area perairan sekitar pantai
Losari dengan menggunakan semacam perahu berbentuk bebek. Asyik kan?
Oya, pantai ini bukan untuk berenang lho.
Kalau mau berenang, Makassar masih punya pantai lain yang terletak tidak
begitu jauh dari pantai Losari, namanya pantai Akkarena dan pantai Bayang.
Kalau di pantai Akkarena, ada fasilitas jetski dan banana boat. Ada pula kedai dan restoran. Biaya
masuknya Rp. 10.000/orang dengan tarif tambahan untuk mobil sebesar Rp. 5.000,
untuk motor Rp. 3.000.
Sedangkan di Tanjung Bayang, pengunjung bisa memancing juga menyewa ban,
tikar, pondok, bahkan rumah warga setempat. Range
harga untuk berwisata adalah Rp. 16.000 – Rp. 500.000. Tiket masuk untuk
motor Rp. 2.000, untuk mobil Rp. 5.000. Sewa pondok pinggir pantai berkisar Rp.
10.000 – Rp. 20.000. Untuk menyewa rumah penduduk, biayanya Rp. 150.000 – Rp.
500.000 per malam.
Makassar, 9 April 2013
Catatan:
Sebelumnya, saya pernah menulis tentang pantai losari, dengan judul tulisan
Menikmati
Pantai Losari dan Senja
di Losari Bersama Bloofers
Referensi:
South Sulawesi Travel Guide
Silakan juga
disimak:
Share :
temen serumahku udah pernah ke sana.. akunya beluum. huhuhuu
ReplyDeleteAyuk ke pantai Losari, Syifa :)
DeleteSubhanallah... Masjid terapungnya cantik luar biasa, aku mau kesana... suatu saat...
ReplyDeleteAamiin ... moga2 bisa ketemuan kita ya? :)
Deletelihat biayanya menginap mahal yak -_-
Deletebelum lagi transportnya dari sini.
besok kalo punya duit mau kesana :p
murah.. #kalo orang sana
ReplyDeletemahal.. #biaya kesana dari jawa hehe
Hahaha iya .... murahnya buat orang sini saja :D
DeleteTapi orang sana kalo mo ke sini, nah .... murah deh di sini :)
mbak kok pantainya keliatan panas sekali ya, biasanya kalo pantai itu kan banyak pohon kelapanya dan asri, di losari lokasinya sangat panas sekali
ReplyDeleteKarena ngambil fotonya siang2 Putra. Makassar emang panas. Kalo sore adem koq. Sore asyik ke sini :)
Deletekangen sama pantai losari, skrg udah banyak brubah ya
ReplyDeleteBuanyak mbak :)
Deletepantai losari kayaknya sudah melegenda ya
ReplyDeletesetiap dengar kata makasar, urusan jalan jalan yang pertama kepikir pasti losari. sayangnya kalo urusan orangnya, yang kepikir kok tawurannya ya..?
hihi miris...
Hm ... maaf kalo jadi serius ...
DeleteUtk urusan tawuran:
1. Ada peran media yang terlalu melebih2kan. Apalagi media besar bukan dari SUlawesi. Seperti efek sentralisasi saja.
2. Sudah ada prasangka buruk sebelumnya ttg orang Makassar.
3. Heran, di Jakarta anak SMA/STM banyak yang suka tawuran. Tapi koq image tukang tawurannya tidak melekat? Juga berita geng motor dan permkosaan di angkot kan mengerikan tuh di Jakarta tai koq efeknya tidak melekat sama orang Jakarta?
4. Selain efek pemberitaan, penerimaan orang pun jadinya berlebihan.
5. Maaf kalo jadi serius karena ini komen ketiga kali dari mas Rawins yang bernada sama. Saya pikir harus menjawab serius karena kami2 saja yang di Makassar banyak yang jengah dengan image tukang tawuran itu dan adalah salah satu tugas blogger Makassar untuk menampilkan apa adanya tentang Makassar. Salah satu postingan saya ada yang membahas ttg sisi kelam dunia malam Makassar tapi banyak juga hal positif ttg Makassar, ada di label Celebesiana.
Huaa panjang ya jawabannya :D
iya pak.. makassar tidak kasar..buktinya kami-kami ini hehe yakinlah klo datang ke sini dijamin orangnya ramah-ramah.
DeleteBenar, yang seperti kami2 ini banyak koq. Bertebaran :D
Deletetidak ketemuki ninis? pas waktu persiapan pameran dispar itu ada juga ninis kayakna kk. hehe
ReplyDeleteIiih ndak kutau ki yang mana Nhinis :)
DeleteCobanya tau bisa janjian di' ...
Pantai Losari itu keren ya Bu ...
ReplyDeleteSudah tertata rapi ...
Ahh pengin kesana lagi saya ...
Terakhir ke Makassar saya malah tidak sempat jalan-jalan ke sana
Sudah tertata rapi om Nh. Oya ... waktu itu, kapan ke Makassar?
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBersih banget ya pantainya.. lingkungannya juga tertata rapi :)
ReplyDeleteCukup bersih, tidak terlalu bersih. Tapi cukuplah :)
DeleteSetiap membaca tentang Losari, saya pasti rindu. Makasih ya Bu, selalu membangkitkan kerinduan saya tentang kota Daeng :)
ReplyDeleteSama2 bu :) kabari di' kalo ke Makassar siapa tahu bisa ketemu :)
Deletekak niar aku pngn banget ke pantai losari, pdahal thn lalu udah rencanain mau ke makassar tapi batal karena jadwal kerja hiks..mudah2na bisa ke sana ya ..oya sukses giveawaynya ya.
ReplyDeleteMudah2an bisa ke sini ya Tia :)
DeleteAamiin makasih
Kapan saya bisa kesana ya mbak
ReplyDeleteKalo liburan anak2, mbak
DeleteLosariiii... jadi kangen, sudah lama gak ke sana..
ReplyDeleteNdak sempatkah waktu ke Makassar?
Deletesemoga project di Makassar bisa segera di epruf juragan. Supaya saya juga bisa merasakan main ke pinggir pantai Losari
ReplyDeleteSip :) semoga
Deletehiks, sudah 2 tahun belum mudik2 nie ke tanah kelahiranku, titip salam kangen buat maassar yagh bund :D
ReplyDeleteMudah2an tahun ini bisa mudik ya bu :)
Deletewah,keren ya mbk,q juga penasaran sm makassar..yaa semoga suami dapet job terbang kesana jd ikutan deh hihihi
ReplyDeleteAyuk ke Makassar, mbak :)
DeleteIya Pak, gak panas kalo sore. CUma kalo sore: rame :)
ReplyDeletePantai losari emang terkenal banget.
ReplyDeleteItu cara bikin gambar berubah-ubah gimana kak mugniar.
Pakai Photoscape, mas Hadi :)
Deletesemoga menang giveawaynya ya... penjelasannya komplit bgt..
ReplyDeleteTerimakasih mas :)
Deletecantik sekali mesjid terapungnya ya, jadi pingin kesana
ReplyDeleteAyo ke Makassar, Mak :)
DeleteJiah, bisa sama gini postingannya :D
ReplyDeleteTapi kak niar poto2nya lebih banyak ^^
Hmm postinganku tak bisa diikutkan ke GA nampaknya, fotonya kurang, hehe..
Anyway, semoga berhasiiiiil GA nya yaa kak niar ^^/
POsting ttg jalan2 ke temoat lain dong Nhis, Losari bagianku hehehe
DeleteWah ikutan yg ini. Sukses ya, Mak....
ReplyDeleteIya mak. Ikutan juga?
Deletepantainya tertata bgt, ya, Mbak. Sy pengen bgt tuh foto di tulisan merah itu. Hihi
ReplyDeleteTercatat, ya. Terima kasih sudah berpartisipasi :)
Itu tempat foto yang eksotik mbak Chi, orang2 suka foto2 di situ dengan berbagai gaya hehehe. Anak2ku punya foto dengan berbagai gaya di huruf2 itu :D
DeleteAduuhh jadi kangen makassar :'(
ReplyDeleteTernyata mesjidnya sudah jadi ya. Waktu sy tinggal di sana baru ada pondasinya saja.
Saya selalu ingin ke Losari di hari minggu pagi.
Tapi kenyataannya di rumah selalu repot, jadi kesiangan terus, hehe.
Salam kenal, bu :) Sukses u GA-nya
Tahun 1998 s/d 2001 saya ngamen disini, sering begadang dan menghabiskan malam disini, begitu banyak kenangan, tapi melihat Pantai Losari yang sekarang saya seperti amnesia, gak mengenalinya lagi :D
ReplyDelete