![]() |
Kantor distribusi (stokis) Mizan Makassar |
Pertama kali saya ngeh dengan
penerbit Mizan adalah saat masih kuliah, sekitar 18 tahun lalu. Ketika itu saya
pikir Mizan itu penerbit baru. Rupanya tidak, karena (baru saya tahu), ternyata
saat ini usia Mizan sudah mau menginjak 30
tahun.
Setelah menikah baru saya mulai “akrab” dengan Mizan. Buku Cahaya Rumah
Kita karya Miranda Risang Ayu, memukau saya. Buku itu memuat kumpulan kisah
keseharian seorang ibu yang amat peduli pada perkembangan anak-anaknya
sekaligus kepada keadaan sekitarnya. Kemudian saya membeli buku berikutnya:
Permata Rumah Kita dan yang terakhir: Purnama Hati.
![]() |
Buku-buku terbitan Mizan koleksi saya dan suami |
![]() |
Buku seri Balita milik anak-anak saya, terbitan Mizan |
Buku SQ – Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik karya Danah Zohar & Ian
Marshall menarik hati saya yang berminat pada psikologi populer. Suami saya
yang sedang berminat pada karya Karen Armstrong tertarik membeli Sejarah Tuhan.
Buku balita seri Mio mulai dikenal sulung saya Affiq sejak ia berusia 2
tahun (2003). Setiap ke toko buku, saya dan suami
membelikannya buku seri ini. Gambar dan warna yang menarik, ukuran buku yang
cukup mungil, dan cerita yang mudah dicerna dengan si kucing “Mio” sebagai
“pemeran pembantu” dalam buku-buku seri Balita membuat Affiq senang memelototi
buku-buku itu.
![]() |
Koleksi kami, ada mainan Akhlak Game di Mizan lho ^__^ |
Dengan membeli buku-buku seri Balita, kami berharap Affiq dapat mandiri,
dengan mencontoh tokoh Ali dan Nisa – dua orang anak yang secara bergantian
menjadi “tokoh utama” di dalam buku. Judul-judulnya membuat kami berminat
mengoleksi sebanyak mungkin seri ini, seperti: Aku Bisa Mandi Sendiri, Aku Bisa
Makan Sendiri, Aku Tidak Takut Gelap, Aku Tidak Pipis Sembarangan, Aku Bisa
Mencuci Sepatu, Aku Tidak Meludah Sembarangan, dan lain-lain.
Akibatnya, Affiq memang suka meniru “adegan”
dalam buku-buku itu. Ia suka meminta keramas sendiri dan mencuci sepatu
sendiri. Koleksi seri Balita ini terus bertambah bahkan sampai anak ketiga kami
lahir (ia lahir pada tahun 2009).
Saat dalam hari-hari menjelang persalinan
anak kedua (tahun 2006), kami membelikan Affiq beberapa buku seri Balita, salah
satunya berjudul Aku Sayang Kakak, dan mainan lain. Atas saran seorang teman dan
dari sebuah buku, kami membungkus benda-benda itu dengan kertas kado dan
memberikannya pada Affiq saat ia menengok saya sesaat setelah Athifah – adiknya
lahir. Dengan harapan benih-benih rasa sayang segera timbul dalam hatinya,
mencegah rasa cemburu muncul, kami mengatakan bahwa kado itu menunjukkan betapa
Athifah menyayanginya.
![]() |
Koleksi kami yang lain |
Keakraban saya dan Mizan makin intens
sekitar 5 tahun lalu. Saat itu adik saya Mirna berniat menjual buku-buku anak terbitan
Mizan di kota tempatnya berdomisili. Sorowako nama kota itu, letaknya lebih
dari 600 kilometer di arah timur laut kota Makassar.
Untuk itu, ia harus mendaftar sebagai agen. Karena ia tinggal di luar kota,
untuk memudahkan proses pemesanan, pengambilan, dan pengiriman barang maka nama
saya yang tercatat sebagai agen Mizan.
Nyaris setiap bulan saya bersama suami mengambilkan barang pesanan Mirna
secara konsinyasi. Setiap bulan, hasil penjualan langsung ditransfer oleh Mirna
ke rekening Mizan Makassar. Buku-buku yang tersisa dikirim balik lalu kami
kembalikan ke kantor Mizan.
![]() |
Al-Qur'an terbitan Mizan |
Dalam masa itu Mirna suka membeli buku-buku karya Torey Hayden. Hampir
semua judul buku dipunyainya: Saya pun ikut melalap buku-buku itu hingga
membuat saya jatuh hati pada profil Torey Hayden yang walau berlatar belakang
studi sains, melanjutkan pendidikannya ke bidang psikologi dalam penanganan
anak berkebutuhan khusus, khususnya yang mengalami elective mutism (menolak berbicara padahal sanggup).
Torey sungguh menggugah saya bahwa seperti itulah seharusnya seorang guru
mendidik. Setiap hari ia menyiapkan materi-materi pelajaran yang berbeda untuk
murid-muridnya yang terdiri dari beragam usia karena ia mengajar di kelas untuk
anak-anak berkebutuhan khusus, di mana di sekolah-sekolah dasar di Amerika
biasanya hanya menyediakan satu kelas untuk menampung anak-anak berkebutuhan
khusus. Kebanyakan anak didiknya mengalami masalah-masalah psikologi berat, di
antaranya skizofrenia, autisme parah, dan elective
mutism.
![]() |
Buku-buku Torey yang pernah saya baca Sumber: www.mizan.com |
Setiap hari ia datang jauh lebih dulu di sekolah daripada anak-anak
didiknya dan belum pulang sebelum menyelesaikan evaluasi hasil belajar semua
siswanya. Setiap harinya keadaan anak-anak itu seperti perkembangan mereka
dalam menangkap pelajaran dan sikap mereka ditulis dan dipelajarinya. Ia sangat
memahami karakter setiap anak didiknya dan mengatasi setiap problema mereka
secara unik, berbeda antara satu anak dan anak lain. Andai para guru membaca
buku-buku karyanya ...
Mirna
juga membeli buku dwilogi Billy karya Daniel Keyes yang juga saya lalap dengan bersemangat.
Kisah Billy sangat memukau saya. Bagaimana perjalanan hidup seseorang yang
memiliki 24 kepribadian hingga sembuh begitu dramatis. Sudah tentu, buku-buku
Asma Nadia tak lepas dari pengamatan kami. Ketika itu buku-buku Asma Nadia
masih diterbitkan oleh Lingkar Pena yang berada dalam lini penerbit Mizan.
Buku-buku itu kami lahap dengan berurai air mata. Kisah-kisah nyata dalam
buku-buku Asma Nadia begitu mengharukan dan memotivasi. Setiap perempuan yang
mendambakan kebahagiaan tentu akan terhanyut membacanya.
![]() |
Buku-buku untuk anak pra sekolah. Saya memperolehnya dengan harga murah di stokis Mizan |
Koleksi buku-buku terbitan Mizan milik
kami terus bertambah. Ada buku pernikahan/membina keluarga seperti Disayang
Suami Sampai Mati dan buku-buku parenting,
di antaranya 17 Anugerah Terindah Untuk Orangtua dan 10 Anugerah Terindah Untuk
Ananda. Ada seri Quantum, motivasi diri, bisnis, dan lain-lain. Yang paling saya sukai adalah The Real Dezperate Housewives karya Asma
Nadia, dkk, Character Parenting Space karya Dr. Ratna Megawangi, dan Titik Ba-nya Ahmad Thoha Faz.
Sayangnya, “kerjasama” antara saya dan Mirna tak berlangsung lama. Mirna memutuskan
untuk tidak lagi memesan buku-buku Mizan. Saya lalu mencoba menitip buku-buku
perkembangan anak dan parenting terbitan
Mizan di toko perlengkapan bayi milik seorang kawan. Kawan tersebut juga
mengelola online shop di facebook.
Awalnya, meski tak banyak selalu ada penjualan, meningkat sedikit demi
sedikit. Lama-kelamaan berkurang, amat minim hingga saya lalai melapor tiap
bulannya sampai-sampai pihak Mizan menelepon saya untuk mengembalikan buku dan
melaporkan hasil penjualan. Setelah itu baru boleh mengambil konsinyasi
kembali. Akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi saja kerjasama dengan kawan
itu.
![]() |
Show room Mizan Makassar |
![]() |
Buku-buku di show room Mizan di stokis Makassar |
Tetapi saya dan suami tentu masih suka bertandang ke kantor distribusi Mizan di jalan Beruang nomor 70. Bagaimana
tidak, aneka buku yang ada di sana selalu terbayang-bayang di benak,
memanggil-manggil saya untuk datang kembali. Sudah barang tentu koleksi buku
kami dan anak-anak masih bertambah.
Untuk Affiq, beberapa kali kami belikan ia buku-buku untuk anak yang
beranjak remaja seperti seri-seri Novel Anak, Tahu Banyak Tahu, Komik Anak
Sekolah, dan KKPK. Di usianya yang menginjak 6,5 tahun, Athifah kini bisa ikut
membaca buku How to Love Rasulullah (Mujiyo Nurkholis), Mukjizat Cinta Rasul
(Abdul Hamid), dan Kamus Anak Jenius 3 Bahasa. Athifah juga memiliki beberapa
buku seri Princess Islam. Sedangkan
Afyad, ia masih bisa menikmati buku seri Balita, seri Thank You Allah, dan seri Cerita Nabiku yang sudah puluhan
jumlahnya itu.
Ketika seorang kawan minta tolong dana infaq-nya disampaikan kepada pihak
yang membutuhkan dan membebaskan saya yang menentukannya, saya membelikan
buku-buku anak yang harga nett untuk
sebuah kelompok bermain yang dikelola secara swadaya – dengan biaya sendiri
oleh pak
Haryadi penggiat pendidikan non formal di lingkungan saya. Saya mendapatkan
banyak buku seri Balita, seri Cerita
Nabiku, dan seri Thank You Allah
dengan harga yang amat murah. Betapa senangnya pak Haryadi memperoleh buku-buku
itu.
Sabtu lalu saya berkunjung kembali ke Mizan, mencari buku yang sedang
dibutuhkan seorang kawan, sekaligus mengambil foto-foto kantor distribusi Mizan
Makassar, beserta show room-nya.
Begitulah keakraban saya dengan Mizan
hingga saat ini.
![]() |
Kantor distribusi/stokis Mizan Makassar |
![]() |
Beberapa buku terbitan Mizan |
Oya, bagi warga Makassar dan sekitarnya yang ingin mendapatkan buku-buku
berkualitas bisa membelinya di:
Kantor Distribusi/Stokis Mizan
Jalan Beruang nomor 70 Makassar
Telepon/fax: 0411 – 873655
e-mail: mznmks@yahoo.com
Para pecinta buku pasti akan berbinar-binar matanya melihat aneka buku
menarik di sana dan .... selalu ada diskon lho
J
Makassar, 7 April 2013
Tulisan ini diikutkan lomba blog MizanAndMe
Stokis Mizan bukan lagi di jalan Beruang.
Silakan juga
disimak:
Share :
Wah, ternyata Mizan telah cukup dewasa ya, Niar. Telah 30 tahun usianya. Sebuah usia yang cukup matang dan mencerminkan profesionalitas bagi sebuah penerbit. Semoga Mizan kian berkibar dan konsisten dalam menghadirkan bacaan2 penuh manfaat bagi kita semua, ya.
ReplyDeleteSukses untuk kompetisinya ya, semoga menang. :)
Iya kak ternyata sudah menuju kepala 3 usianya. Terimakasih kak. Aamiin
Deletewah saya juga penyuka buku miranda risang ayu...sekarang penulis ini di mana ya...tidak terlihat lagi buku barunya...
ReplyDeleteIya .. kayaknya belum ada lagi bukunya ya mbak
Deletesubhanallah... koleksi buku Mizannya banyak banget mbak :-)
ReplyDeleteAlhamdulillah. Tapi ... psst ... masih ada yang belum kebaca gara2 belinya karena lapar mata :D
Deleteaku juga mau ikutan ah mbak, punya buku-buku mizan juga dirumah
ReplyDeleteAyo ikutan mbak Lidya :)
Deletewew, saya kira mizan itu nama orang tadi, hihihi ... ternyata kamu kecanduan buku disana ya mba, koleksinya itu lho, buanyak nya ... :D
ReplyDeleteeit, kalo akrab, harga temen dong, hehehe
Pinginnya begitu, harga teman .... lebih murah lagi ya ...
Delete*Mizan bilang, "Enak aja" hehehe*
wah banyak koleksi buku2 nya ya kak niar, dulu aku pnya bbrapa buku mizan tapi saya rumah dibakar buku2 jg ikut terbakar..sukses ya lombanya moga menang :)
ReplyDeleteWaah inna lillah ...
DeleteAamiin. Terimakasih yaa :)
dulu aku mengenal Mizan penrbit buku islami, tapi sekarang Mizan juga menerbitkan buku non islam, kayak novel terjemahan barat
ReplyDeleteBanyak penerbit yang dibawahi Mizan. Macam2 genrenya. Novel dari luar juga ada ...
DeleteMasha Allah koleksimu bun.....luar biasa telaten lagi ngerawat buku2nya.
ReplyDeletesemoga menang di ajang ini ya.....#muahhhcelepokz
Tidak telaten juga Mi ... buku2nya banyak yang lecek juga hiks ...
DeleteAamiin makasiih Mi .. mmuaah .. *celepokz? apa tuh?*
subhanallah... jadi pengen lihat buku buku Mbak Niar nih...
ReplyDeleteKapan main ke Makassar mbak Titi? :)
DeleteBanyak bener koleksinya Mbak
ReplyDeleteUdah dibaca semuakah? :P
Hm ... jujur, karena banyak yang dibelinya karena lapar mata, masih ada yang belum dibaca hihihi
Deletebanyak banget, keren2 deh, semoga menang ya
ReplyDeleteKoleksi sekian tahun mab Naqi :)
DeleteTerimakasih
Slm kenal mbk mugniar...prnh dgr nmanya tp lupa dmn ya...di blognya mbk syam g ya?????hihi...lupa
ReplyDeleteUwahhhhh....bukunya byk bgt koleksi mizannya mbk.kerennn
Saya wara-wiri juga di blog2 yang mbak Hanna datangi. Tulisan saya utk KEB malah dikomentari oleh mbak Hanna. Lupa yaa .. :)
DeleteWow... koleksi buku Mizannya buaaanyak yah Mbak. Gutlak yah Mbak, Insya Allah mau ikutan juga ^_^
ReplyDeleteTerimakasih mbak Oci. Ayuk ikutan :)
DeleteIstilah yang tepat buat sampean sekeluarga itu adalah Mizan Mania mbak..
ReplyDeletesukses lombanya mbak.. Salam Mizan !
Hehehe ... kayaknya ya mas Lozz
DeleteTerimakasih ya :)
jadi ingat beruang...
ReplyDelete:)
Deletesukses bunda GA nya ^^
ReplyDeletengiler banget sama koleksi bukunya deeeh
Terimakasih :)
Delete