Tak lengkap
warung makan, restoran, dan tentu saja café tanpa kopi. Bahkan gerobak-gerobak
pinggir jalan yang menjual makanan cepat saji semacam mie instan juga
menyediakan kopi sebagai menunya. Mulai dari supermarket, mini market,
hingga warung-warung yang berada di dalam gang pasti menjual kopi, mulai dari
kopi yang harus digiling, minuman kopi dalam kaleng, dalam kemasan dus kecil, kopi
tubruk, sampai kopi sachet. Selalu saja ada inovasi dalam kemasan, cari
penyajian, dan cita rasa kopi.
Seperti pemilu
saja, peminum pemula kopi selalu ada. Biasanya mulai dari usia SMA. Seperti
saya juga yang mulai mencoba minum kopi untuk teman belajar supaya tahan melek semalaman
saat duduk di bangku SMA. Selain untuk stamina, dengar-dengar kopi juga berkhasiat
dalam mengatasi dan mencegah berbagai penyakit lho seperti kanker hati, kanker usus, kanker payudara,
stroke, parkinson, dan diabetes.
Indonesia
patut berbangga diri karena saat ini menjadi negara penghasil kopi terbesar
ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Produktivitas tanaman kopi di
Indonesia mencapai 700 kg biji per ha per tahun untuk jenis kopi robusta dan
800 kg biji kopi per ha per tahun untuk arabika.
Sumber: audreymagazine.com |
Peningkatan
produksi sangat mungkin terus diupayakan karena Indonesia memiliki berbagai
jenis kopi spesial (speciality coffee) yang telah terkenal di dunia
seperti kopi wamena dari Papua, kopi lanang dan kopi java dari Jawa Timur, kopi
Kintamani dari Bali, kopi Mandailing, kopi Gayo, dan kopi Lintong dari
Sumatera, dan kopi luwak.
Banyak orang
Amerika yang menyukai kopi Indonesia karena kekhasan rasanya, sifatnya yang
spesial dan eksotis, serta variasi yang beragam, baik jenis kopi maupun
penyajian terutama penyajian model seduh. Ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat
dalam 3 tahun terakhir mencapai US$ 400 juta dari total ekspor kopi Indonesia
yang mencapai sekitar US$ 1 miliar. Para importir Amerika mengharapkan tambahan
pasokan jenis-jenis kopi tersebut dan kemungkinan untuk mendapatkan jenis-jenis
kopi yang lain.
Sementara bagi
negara tetangga kita - Vietnam, kopi telah menjadi salah satu sumber pendapatan
utamanya sejak permulaan abad ke-20. Yang memperkenalkan kopi pertama kali
kepada Vietnam adalah bangsa Perancis pada tahun 1857, industri kopi Vietnam
berkembang melalui sistem perkebunan. Kini kopi menjadi kekuatan ekonomi utamanya.
Poduksi kopi kembali melonjak setelah diberlakukannya reformasi ekonomi Doi
moi, mencapai 900.000 ton pada tahun 2000. Pada tahun 2009, Reuters melaporkan
bahwa ekspor kopi Vietnam adalah sebanyak kira-kira 1,13 juta ton untuk tahun
sebelumnya, ini menunjukkan bahwa kopi menempati posisi kedua
Vietnam yang indah Sumber: viewallpapers.com |
produk ekspor
pertanian Vietnam setelah beras.
Pegunungan yang
berkontribusi sebesar 40% dari total luas Vietnam, dengan bukit-bukit kecil
berkontribusi sebesar 40% dan hutan tropis 42% serta iklim monsoon (hujan lebat) tropis,
dengan kelembaban rata-rata 84% sepanjang tahun membuat kopi bisa menjadi
tanaman primadona di negara ini. Keadaannya mirip dengan Indonesia yang
iklimnya beriklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin monsoon barat dan
monsoon timur.
Indonesia dan
Vietnam memiliki kesamaan sifat fisik dan sifat kimia tanah, curah hujan, dan suhu
udara yang memungkinkan tanaman kopi bisa berkembang. Letak astronomi Vietnam
(8˚ LU - 23˚ LU dan 102˚ BT - 109˚ BT) dan letak astronomi Indonesia (6˚LU -
11˚LS dan 95˚ BT - 141˚BT) juga membuat kedua negara ini sama-sama disukai
tanaman kopi yang memang subur di negara-negara yang terletak pada antara 24˚
LS - 20˚ LU dan terletak pada ketinggian antara 300 m dpl - 1.850 m dpl.
Menyongsong
era Komunitas ASEAN 2015, alangkah bagusnya bila Indonesia dan Vietnam bisa
bekerjasama dalam bisnis kopi dalam berbagai bidang. KEA (Komunitas Ekonomi
ASEAN) sebagai salah satu pilarnya akan membentuk ASEAN sebagai suatu pasar
tunggal dan basis produksi serta menjadikan ASEAN lebih dinamis dan
kompetitif dengan langkah-langkah dan mekanisme baru untuk memperkuat
implementasi inisiatif-inisiatif ekonomi yang telah ada, mempercepat integrasi
kawasan dalam sektor-sektor prioritas, mempermudah pergerakan para pelaku usaha
tenaga kerja terampil dan berbakat dan memperkuat mekanisme institusi ASEAN.
Akan dilakukan
usaha-usaha dalam penguatan infrakstuktur dan hubungan komunikasi, pengembangan
transaksi elektronik melalui e-ASEAN, dan pengintegrasian industri di seluruh
kawasan ASEAN untuk mendorong pemberdayaan kawasan,dan peningkatan keterlibatan
sektor swasta dalam pembentukan KEA.
Kopi dan luwak, berkolaborasi menghasilkan kopi luwak Sumber: kave.network.hu |
KEA memiliki
karakteristik utama: pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang
berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan kawasan
yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Karakteristik-karakteristik
tersebut memiliki kaitan erat dan saling memperkuat satu sama lainnya.
Diupayakan
pula proses, prosedur, dan arus informasi yang terkait dengan kepabeanan dan
perdagangan yang sederhana, terselaraskan, dan terstandardisasi. Sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi
ASEAN guna meningkatkan daya saing ekspor dan mempermudah integrasi ASEAN
menuju pasar tunggal dan basis produksi untuk barang, jasa, dan investasi.
Nah, dengan
dukungan policy seperti ini dalam kekuatan ASEAN, seandainya Indonesia
dan Vietnam bergabung dalam merebut pangsar dunia sebagai partner,
pastilah dahsyat hasilnya dalam meningkatkan perekonomian kedua negara, meningkatkan pendapatan per kapita, dan peningkatan sumber daya manusianya. Apalagi bila kesejahteraan petani kopi di kedua
negara ini diperhatikan dengan baik lalu diversifikasi berbagai produk kopi
terus dikembangkan tidak hanya sebagai minuman berbagai cita rasa juga dalam
bentuk produk kecantikan, farmasi, dan essens makanan … wah pasti minder
deh Brazil dan aliansi besar seperti uni Eropa dan NATO.
Mari
mengkhayal yuk, kelak akan ada brand kopi terkenal di dunia,
hasil kerjasama Indonesia – Vietnam. Namanya INDVIE COFFEE. Hmm ...
Hmm ... INDVIE COFFEE dengan cita rasa khas Asia Tenggara disajikan dengan sepenuh hati, lengkap dengan tanda kasih di atasnya. Pastilah mempesona dunia (mengkhayal yuk) Sumber: www.1051thebuzz.com |
Eh tapi tunggu
dulu … kira-kira harganya bakal terjangkau kantong orang-orang kampung macam
saya ini yang sehari-harinya cuma minum kopi sachet seharga seribu
rupiah ya? Jangan-jangan harga kopi kolaborasi dua negara ini ratusan ribu atau
jutaan rupiah secangkirnya? Alamak, mudah-mudahan saja kalau launching,
sekaligus dengan produk generiknya supaya saya dan semua orang dalam status sosial
apapun bisa turut menikmatinya.
Makassar,
30 Agustus 2013
Referensi:
CETAK BIRU
KOMUNITAS EKONOMI ASEAN (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY BLUEPRINT), Direktorat
Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI 2009 (dalam bentuk file PDF)
http://www.manfaatkopi.com/
http://gedeeinstein.mywapblog.com/8-khasiat-manfaat-kopi-bagi-kesehatan-un.xhtml
http://bisnis.liputan6.com/read/622205/kalah-dari-vietnam-ri-jadi-produsen-kopi-terbesar-ke-3-dunia
http://bisangopi.com/component/content/article/3-jenis-kopi/7-tocabica
http://bisnis.liputan6.com/read/609587/warga-as-terpikat-rasa-khas-kopi-ndonesia/?related=pbr&channel=b
http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_kopi_di_Vietnam
http://www.slideshare.net/alfadhiel/kopi-15518948
http://adityabersahaja.blogspot.com/2012/04/letak-astronomis-negara-asean.html
Share :
di saat negara kita sedang kembang kempis semangatnya menghidupkan lagi industri kopi di indonesia....lalu tiba2 muncul ide untuk meng-kolobrasikan kopi indonesia dan vietnam...bisa2 kopi indonesia semakin tenggelam di mata dunia internasional, apalagi saya lihat kebanyakan cafe2 kopi ternama yang membuka tenant-nya di indonesia berasal dari luar indonesia, bahkan hampir tak ada yang menggunakan produk kopi indonesia....padahal kita adalah produsen kopi ke tiga terbesar di dunia......alamak......salam :-)
ReplyDeletesaya yang cinta kopi indonesia mas hari, makanya minum kopi hitam 5-6 gelas sehari semalam wkwkwkw
DeleteIya pak Hariyanto Wijoyo, masalahnya itu tema yang dikasih. Dan saya melihat peluang yang ada ya seperti itu tentunya kalo ada produ asli Indonesia mestinya tak kalah kerennya dan bisa bersaing juga karena memang sudah punya pasar. Kalo ada diversifikasi sepertinya bisa menguntungkan Indonesia juga. Ya namanya peluang kan
DeleteOya dan ada data ini pak Hariyanto Wijoyo di tulisan saya:
Banyak orang Amerika yang menyukai kopi Indonesia karena kekhasan rasanya, sifatnya yang spesial dan eksotis, serta variasi yang beragam, baik jenis kopi maupun penyajian terutama penyajian model seduh. Ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam 3 tahun terakhir mencapai US$ 400 juta dari total ekspor kopi Indonesia yang mencapai sekitar US$ 1 miliar. Para importir Amerika mengharapkan tambahan pasokan jenis-jenis kopi tersebut dan kemungkinan untuk mendapatkan jenis-jenis kopi yang lain.
Jadi kita sudah punya pangsa pasar sendiri lho di dunia internasional. Kalo pun ada kolaborasi, itu peluang dalam era Komunitas ASEAN 2015
Ini setiap hari ada tema2 berbeda dan peserta diminta menganalisanya, dari segala segi tentunya tanpa ada maksud meninggalkan nasonalisme ... dan yang diminta untuk dianalisa kali ini kalau2 ada kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam
Begitu ^__^
@Agus: Saya sih pecinta kopi sachet, mas hehehe
DeleteBeuh... Mas agus gak teler sebanyak itu minum kopi? Sy penikmat kopi lokal
Deletekesimpulanya enaka mana nih kopi indo dan kopi vietnam? ^_^
ReplyDeleteKopi Indo dong *belum pernah merasakan kopi Vietnam soalnya ^__^*
Deletepastinya kopi endonesyah. ^_^
DeleteSyip ... Endonesyah :D
Deletemmhh..... aku sih, hanya sesekali menikmati kopi, jika keseringan rasanya jadi ennek dan perasaan menjadi kurang baik :), masa iya kopi dpt mencegah diabetes ? apa kopi pahit yang dimaksud ? :D . soalne, bpkku dlu pecinta kopi bubuk, skrng ngk lagi krn diabetes...
ReplyDeleteLho diabetes kan bukan karena konsumsi kopi, Nen? Sepertinya karena memang tubuh sudah tidak mampu mengurai kadar gula dalam darah. Kadar kopi pun sudah tak mampu mengatasinya. Kopi kan membantu mencegah, bukan mengobati? Kalau kadar gula sudah berlebih ya tidak bisa juga ditanggulangi. Sama kayak luka yang besar, pasti tidak kan bisa ditutup pakai plester kecil. Ukuran plesternya harus besar pula sehingga bisa menutupi seluruh luka, kan? ^__^
DeleteMudah2an bapak Neni segera sembuh ya Nen ...
aq kok gak suka kopi yaaaa
ReplyDeletelebih suka ngemut biji kopi langsung sambil mnjat pohonya #eh :D
Aih pingin liat Jiah ngemut biji kopi dan manjat pohonnyaaaa hehehe
Deletekayaknya malah lebih bagus kerjasama dengan thailand
ReplyDeletekita punya kopi luwak thailand punya kopi gajah
Begitu ya menurut mas Rawins? Ya gimana. Yang disuruh analisa kan bagaimana kalo kopi Vietnam kolaborasi dengan kopi Indo. Kalo menganalisa kopi gajah, luwaknya ke mana, gajahnya ke mana ... ke mana2 deh tulisannya :D
DeleteKalo kerjasama berdua malah indonesia bakal kian kalah bersaing sih meenurutku
ReplyDeleteseperti biasa, ulasan mak niar lengkap dan komprehensif...
ReplyDeletekayak baca jurnal bisnis di koran2 mak..
Kopi itu bermanfaat buat kesehatan, yang bikin gak sehat kalo bikin usaha minuman kopi tapi kalah saing dg usaha kopi tetangga
ReplyDeleteSemoga semua topik dalam tema kopi dalam setiap artikel tidak memiliki tujuan untuk menghilangkan ciri khas produk kopi Indonesia nantinya dengan penggabungan.
ReplyDeleteSalam wisata
Que g' terlalu suka kopi coz pahit bgt..
ReplyDeletebiasanya low buat kopi pazti Que kasih gula yg banya' biar maniz..
:)