Hubungan
Indonesia – Kamboja sudah ada sejak zaman dulu. Sejarah mencatat beberapa hal:
- Hubungan masyarakat Jawa dengan Kamboja telah terjalin sejak abad ke-6, sebab raja Sanjaya dari Mataram pada abad VIII telah mengembangkan kekuasannya sampai ke wilayah Indocina ini. Interaksi ini terjalin melalui kegiatan. Bahkan, dari beberapa model relief yang terdapat di candi Angkor Wat (Siem Reap, Kamboja), ternyata banyak ditemukan kesamaannya dengan yang terdapat di candi Borobudur dan Prambanan.
- Sejak pertengahan abad ke-9 hingga kira-kira abad ke-11, candi Borobudur menjadi tempat ziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.
- Pada abad ke-15, raja Kertawijaya, raja Majapahit menikah dengan ratu Darawati – putri raja Campa (wilayah Kamboja).
- Sunan Ampel berasal dari Campa, nama aslinya Sayyid Ali Rahmatullah (lahir kira-kira tahun 1420). Ia adalah putra dari Dewi Candrawulan yang merupakan kakak kandung ratu Darwati.
Salah satu relief di Angkor Wat Sumber: www.travelsense.asia |
Hubungan yang
manis ini berlangsung hingga masa sekarang. Misalnya beberapa kitab karangan
ulama Nusantara atau dalam literatur Arab disebut sebagai ”ulama Jawi” dikaji
oleh umat Islam di Kamboja. Dan juga kerjasama dalam pelestarian dua candi yang
memiliki kemiripan relief: Borobudur dan Angkor Wat.
Pada bulan
Desember 2009, diselenggarakan pertemuan dua hari yang dihadiri dirjen Sejarah
dan Purbakala-Depbudpar RI dan dirjen Warisan Budaya-Kementerian Kebudayaan dan
Seni Kamboja, wakil gubernur Siem Reap dan Dirjen Apsara Authority Kamboja, PT.
Taman Wisata Borobudur serta peserta dari Angkor University, Build Bright
University-Siem Reap dan Royal University of Fine Arts-Phnom Penh.
Pada pertemuan
ini disepakati promosi bersama dalam menarik wisatawan asing mengunjungi
Borobudur dan Angkor Wat untuk menindaklanjuti kerjasama bidang restorasi cagar
budaya dunia seperti yang telah dilakukan melalui proyek kerjasama teknik
merestorasi salah satu candi di Siem Riep oleh Indonesia tahun 1994, penjajagan
kerjasama sister sites warisan budaya dunia, dan kerjasama antara
otoritas pengelola warisan budaya Borobudur dan Siem Riep.
Angkor Wat yang
dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12. Sementara
Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 800, pada masa dinasti Syailendra
yang ketika itu dipengaruhi kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan Borobudur
diperkirakan memakan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan
pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.
Borobudur
pernah tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad, terkubur di bawah lapisan
tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar,
membuat Borobudur saat menyerupai bukit.
Alasan sebenarnya mengapa Borobudur ditinggalkan tidak diketahui. Ada yang
menduga karena serangkaian letusan gunung berapi dan ada pula yang menyebutkan karena
perpindahan keyakinan warga sekitarnya.
Kurun 3 abad
masa pendirian Borobudur dan Angkor Wat tidak membuat kemiripan relief antara
keduanya menjadi mustahil. Karena Borobudur menjadi tempat ziarah warga Budha
dari berbagai daerah di seluruh dunia. Borobudur menjadi tempat belajar mereka,
diperkirakan hingga sekitar abad ke-11. Borobudur memang pernah diterlantarkan
tetapi tidak ada kepastian sejarah yang menyebutkan kapan masa itu. Apakah pada
kurun 928 – 1006, setelah raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang
ke kawasan Jawa Timur karena serangkaian
letusan gunung berapi. Ataukah setelah penduduk sekitar beralih keyakinan
kepada Islam pada abad ke-15.
Bisa jadi,
pengetahuan dari Borobudur dibawa oleh peziarah dari Kamboja untuk diterapkan
di Angkor Wat. Karena catatan-catatan sejarah menyebutkan adanya hubungan/kerjasama
perdagangan, pernikahan, diplomasi, dan agama
yang memungkinkan hal itu terjadi.
Salah satu relief di Borobudur Sumber: www.yaymicro.com |
Lalu, apakah
ini menunjukkan Indonesia dan Kamboja merupakan bangsa serumpun? Hm,
menurut saya ini masih harus dikaji lebih dalam lagi mengingat pengertian
serumpun (mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti satu nenek
moyang atau satu keturunan.
Serumpun atau
tidak, bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah bagaimana kedua negara yang berada dalam kawasan
Asia Tenggara ini menjunjung tinggi salah satu tujuan dibentuknya ASEAN: mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara
Asia Teggara, seperti yang termaktub dalam Deklarasi Bangkok yang
diselenggarakan pada Agustus 1967. Mengingat tak lama lagi Komunitas ASEAN akan
terbentuk.
Kisah-Kasih Indonesia-Kamboja harus terus berlangsung, mengiringi pilar komunitas sosial-budaya
ASEAN (ASEAN Socio-Cultural
Community). Salah satu sasaran
yang ingin dicapai melalui pilar ASCC adalah memperkokoh rasa ke-kita-an (sense
of we-ness atau we feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN.
Dengan rasa solidaritas yang
kuat, diharapkan masyarakat ASEAN dapat saling mendukung dalam mengatasi
masalah kemiskinan, kesetaraan,
dan pembangunan manusia; saling mendukung dalam meminimalisir dampak sosial
dari integrasi ekonomi dengan cara membangun suatu dasar sumber daya manusia
yang kompetitif; memperkuat penatalaksanaan lingkungan hidup yang hijau, bersih
lestari dan berkelanjutan; serta memperkokoh
identitas budaya menuju suatu Komunitas ASEAN, yang berbasis pada
masyarakat (people centered).
Makassar,
27 Agustus 2013
Referensi:
- Majalah Gatra, edisi khusus “Walisongo, Syiar Panjang Tanpa Pedang”, Desember 2001
- http://wikipedia.org
- http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11581-lang,id-c,warta-t,Kitab+Ulama+++8217+Jawi++8217++Jadi+Rujukan+Umat+Islam+Kamboja-.phpx
- http://www.indonesia.travel/id/destination/233/borobudur
- http://dunia.news.viva.co.id/news/read/111934-borobudur_dan_angkor_wat_memiliki_kesamaan
- http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11581-lang,id-c,warta-t,Kitab+Ulama+++8217+Jawi++8217++Jadi+Rujukan+Umat+Islam+Kamboja-.phpx
- File KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN.rtf, di-download dari www.kemlu.go.id
Share :
ada yg sama dgn postinganku.. serumpun ato tdk gak penting yg penting rukun ya mbak.. :D
ReplyDeletetp tulisan lainnya punyaku gak jelasss hehehe..
Yup. Ah, jelas koq mbak :)
DeleteWah, kalau baca artikel ini wawasanku kian luas n bertambah deh mbaak. Emang keren n so prestisius deh skala ASEAN ini. Good job :)
ReplyDeleteALhamdulillah .... terimakasih mbak :)
Deletembaak, jadi tambah pinter kalau baca tulisanmu ini mak...:')
ReplyDeleteAih aih .... tulisan mak Winda lebih2 lagi :)
DeleteMelihat alur sejarah di artikel ini berarti kesamaan relief yang ada di situs candi Borobudur bisa dikatakan situs candi Angkor Wat dikerjakan oleh para seni pahat batu candi yang pernah belajar di kawasan situs candi Borobudur yang pernah menajdi pusat sentral agama Budha ya Mba ?
ReplyDeleteSemoga bermanfaat.
Salam wisata
Sepertinya begitu mas :)
Deleteternyata gitu toh nagkor wat. berasa belajar di sini. murid2 saya apa tahu ya angkor wat ini. soalnya belajar ips baru tahu borobudur aja bangunan bersejarah gitu
ReplyDeletePadahal sama2 masuk daftar warisan dunia, oleh UNESCO pak guru :)
Deletego aseaaaaan tante, barangkali ada hubungannya maksar dengan negara lain ^_^
ReplyDeleteGoooooooooooooooo hehehe siapa tahu ya :)
DeleteKereeen Mbaaak. waah kerasan klo di blog Mbak Niar nih, banyak pengetahuuaaan :)
ReplyDeleteAamiin terimakash mbak :)
DeleteYuup mbak, yang penting kita sama bahu membahu menyongsong Asean Community 2015 ;)
ReplyDeleteSip :)
Deleteiya bener. Yang penting itu tetap bisa bersatu dalam rukun dan damai.
ReplyDeleteIya mbak
Deletebelajar online di blgonya mbak. ^_^
ReplyDeleteEHmm *mencerna maksud komen ini*
DeleteI love history. Makasih ilmunya mbak :)
ReplyDeleteTErimakasih juga mbak :)
Delete