Kamis, 22
Agustus lalu ada pengalaman baru: diwawancarai oleh wartawan sebuah harian
besar di Makassar. Topiknya, apa lagi kalau bukan tentang IIDN (Ibu-Ibu Doyan
Nulis) – sebagai komunitas induk dan IIDN Makassar sebagai apa ya … cabang? Hm
tidak pas juga kalau dibilang cabang, apa lagi ranting.
Pendeknya,
dari mulanya komunitas dunia maya yang didirikan oleh Indari Mastuti di Bandung
tahun 2010 yang kemudian anggotanya makin banyak dari kalangan ibu-ibu dan para
calon ibu maka dibentuklah IIDN Makassar. Kebetulan Erlina Ayu – anggota IIDN
Bandung mengikuti suaminya yang dipindahtugaskan ke Makassar maka jadilah ia diminta
oleh Indari untuk bertindak sebagai koordinator wilayah Makassar.
Karena Erlina
Ayu sekarang pindah ke Bali dan hanya saya anggota IIDN Makassar terlama maka
jadilah saya dan seorang teman saya – Nunu yang termasuk salah satu anggota
IIDN Makassar aktif menjadi nara sumber wartawan itu. Erlina Ayu diwawancarai
jarak jauh. Kami janjian di rumah saya. Sayangnya, karena malam hari dan begitu
mendadak, teman-teman yang lain tak bisa hadir serta.
Suasana wawancara
tak formal. Wartawannya bernama Muhammad Nursam, masih muda sekali dan kami
sama-sama suka menulis. Nursam anggota FLP aktif dan kami sama-sama mengenal beberapa
orang Makassar yang juga suka menulis maka suasana yang terbangun menjadi begitu
akrab.
Wawancara
berlangsung hingga pukul 21.30. Dua hari kemudian, pada hari Sabtu 24 Agustus
2013, beritanya naik cetak. Ini dia beritanya:
Yang mana saya? :D |
Waah, nama saya beberapa kali dituliskan di berita itu, tapi tak kelihatan ya? |
Makassar,
31 Agustus 2013
Share :
mantap bu...
ReplyDeletesetelah ini sukses tinggal bikin komunitas ibu ibu doyan baca. soalnya banyak yang pinter nulis tapi ga suka baca. kaya aku ini langsung komen aja, haha...