Pengumuman penerimaan siswa baru di sekolah Affiq |
Saat-saat
menjelang Affiq ujian SD kemudian diikuti rentetan ujian: mid semester,
semester akhir, ujian akhir sekolah, dan ujian nasional adalah saat-saat yang
menegangkan. Lalu lanjut penerimaan hasil ujian berupa SKHU (Surat Keterangan Hasil
Ujian – ini karena ijazah belum bisa diproses cepat, jadi SKHU dipakai untuk
pendaftaran masuk SMP) yang juga bikin tegang.
Pasalnya, karena
Affiq masih minim keinginannya untuk belajar sendiri. Saya dan papanya harus
cerewet mengingatkannya. Berulang kali diingatkan, tetap saja begitu. Padahal
kalau mengingat masa kelas 6 SD kami, kami tak lagi dikejar-kejar untuk
belajar, sudah punya keinginan sendiri. Affiq tidak, maunya main atau nonton TV
saja. Walau main dan nonton tivinya sudah dibatasi, tapi tetap saja selalu ada
usahanya untuk menabrak aturan.
Alhamdulillah,
nilai SKHU Affiq memuaskan, jauh di atas rata-rata. Di saat peran sekolah tak
seperti yang diharapkan, peran orangtua memang sangat berpengaruh. Setiap hari
menjelang ujian, papanya rajin memantau kemajuan belajarnya. Saya sendiri
kewalahan karena “mesin” Affiq biasanya panas mulai pukul sembilan malam, saya
sudah mulai mengantuk jam segitu. Belum lagi sederetan pekerjaan rumahtangga
yang harus dikerjakan, itu semua membuat saya menyerahkan pengajaran Affiq pada
papanya. Syukurnya, nilai Affiq memadai untuk masuk SMP favorit mana pun di
kota ini.
Saya dan suami
sepakat dengan pilihan SMP yang kami inginkan untuk Affiq. Kami harapkan dengan
bersekolah di situ, daya kompetisi Affiq akan terpacu, membuatnya lebih mandiri
dalam belajar. Jauh hari sebelumnya kami kondisikan Affiq agar menyukai pilihan
kami. Tadinya ia kepingin masuk SMP favorit yang letaknya jauh dari rumah.
Bersyukur, akhirnya kami bertiga sepakat.
Orang bilang,
untuk masuk SMP itu harus punya backing “orang dalam”. “Biarpun nilainya
tinggi, bisa tiba-tiba diganti dengan orang lain, kalau tidak ada orang dalam
yang uruskan,” begitu antara lain kabar tentang penerimaan siswa baru di
sekolah ini. Bahkan ada yang bilang harus bayar. Duh, kabar begini bikin
gelisah saja.
Penampakan sekolah Affiq |
Untuk
berjaga-jaga, Affiq didaftarkan juga di SMP lain yang waktu tesnya berbeda
dengan SMP favorit pilihan kami. Semua syarat dipersiapkan. Affiq kembali
digenjot untuk mempersiapkan diri. Selain ujian mengenai 3 mata pelajaran yang
diujiannasionalkan, ada juga ujian Agama Islam dan ujian tilawah. Untuk lulus,
nilai tes harus jauh di atas rata-rata. Maka Affiq harus dipersiapkan dengan
sekuat tenaga.
Tetap saja,
saya dan suami harus cerewet mengawasinya belajar. Di sisi lain kasihan juga,
tapi apa boleh buat, mau tak mau ia harus belajar keras. Kalau tidak begitu,
bagaimana bisa masuk SMP favorit? Kami sudah begitu sreg dengan SMP ini.
Pelajaran Agama Islamnya amat ditekankan dan kualitas lulusannya bisa bersaing
dengan SMP-SMP lain. Tahun lalu lulusan dari SMP ini yang memegang peringkat
pertama di Sulawesi Selatan, mengalahkan sebuah SMP swasta yang langganan
juara.
Mau tak mau
kami harus menyesuaikan diri dengan kemauan sistem pendidikan di negara ini.
Meski kami mengakui yang namanya kecerdasan majemuk (multiple inteligences),
namun sistem pendidikan yang berlaku di negara ini tak demikian. Hanya beberapa
bidang kecerdasan saja yang diakui keberadaannya. Di samping itu, pada
kenyataannya, daya saing di negara ini harus berbarengan dengan kekuatan dalam
beberapa bidang studi saja.
Atraksi marching band |
Ujian demi
ujian dilalui Affiq. Saya lega ketika bertanya mengenai tingkat kesulitan yang
dirasakan Affiq, ia menjawabnya dengan, “Mudah.” Ujian tertulis dan tilawah
dilaluinya dengan mulus. Tinggal menunggu hasilnya. Hasilnya diumumkan dua hari
setelah ujian terakhir, bertepatan dengan hari ujian di SMP yang satunya lagi.
Subuh-subuh,
dua hari kemudian, suami saya dan Affiq mencari surat kabar. Alhamdulillah,
nomor ujian Affiq ada di situ. Karena sudah mantap di SMP ini, Affiq tak
mengikuti lagi ujian di SMP yang satunya.
Persiapan
sekolah di jenjang baru ribet juga karena bersamaan dengan Athifah yang mau
masuk SD. Hari pertama sekolah di bulan puasa kemarin, harus dihadiri oleh orangtua
murid. Saya membagi tugas dengan suami. Saya berkeinginan menghadiri acara MOPDB
(Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di sekolah Affiq. Selain penasaran dengan
sekolah barunya, saya ingin bertemu dengan Yani – seorang teman SD yang anaknya
juga diterima di sekolah itu. Sudah lama sekali saya tak bertemu dengannya.
Inilah para pendatang baru TA 2013 - 2014 |
Ada rasa haru
menyeruak melihat anak-anak berseragam putih biru. Affiqku sekarang sudah pakai
putih-biru. Ia berada di antara anak-anak yang insya Allah punya daya kompetisi
tinggi. Mudah-mudahan ia mampu berkompetisi dengan mereka. Saya berharap daya
saingnya bisa teruji guna menghadapi tantangan masa depan.
Para orangtua
murid disuguhi acara-acara yang dibawakan oleh murid-murid SMP itu. Mereka
sungguh mengesankan. Membuat para orangtua yakin bahwa mereka sudah membuat
keputusan yang tepat sekali, memasukkan anak-anak mereka ke sekolah ini.
Prestasi siswa-siswa di sekolah ini bukan hanya dalam bidang akademik umum
tetapi juga dalam ekstra kurikuler, apalagi pelajaran agama yang diberikan
porsinya lebih banyak dibanding sekolah-sekolah lain. Kegiatan ekstra kurikuler
mereka pun hidup dan banyak menorehkan prestasi. Hati saya mengucap hamdalah
melihat acara-acara yang mereka bawakan itu.
Saya
menggarisbawahi beberapa poin penting yang disampaikan kepala sekolah bapak
Muhammad Rafik:
Ada penyerahan piala kepada siswa yang memiliki perolehan nilai tes tertinggi, ada sambutan kepala sekolah, dan pemukulan bedug |
- Ada kebiasaan tak tertulis, yang menuntun para siswa untuk shalat Dhuha di masjid sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Saya berharap Affiq mau ikut shalat Dhuha di sekolah. Kalau ditanya tentang ini, ia berkata, “Tidak disuruh.” “Lha, memang tidak disuruh Nak, itu kesadaran sendiri”, begitu saya katakan padanya. Hmm mungkin masih perlu waktu supaya dia tergerak ya.
- Anak-anak kita harus dibimbing dengan baik karena mereka akan hidup di suatu zaman yang tak sama dengan zaman kita. Setuju sekali, makanya orangtua harus sadar dan mampu “membaca” tantangan masa depan.
- Amanat pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas dan daya saing, ini diharapkan dicapai di sekolah ini. Saya suka ini. Di era Komunitas ASEAN dan pasar bebas dalam zaman globalisasi ini, di mana arus informasi dan tenaga kerja “mengalir” bebas tanpa sekat, anak-anak memang harus disiapkan dan dilatih untuk memiliki daya saing tinggi.
- Mari mendidik anak-anak kita bersama-sama, pihak sekolah bekerjasama dengan orangtua. Betul sekali Pak, orangtua memang tidak bisa lepas tangan, mentang-mentang anaknya sudah disekolahkan.
- Sekolah ini berusaha meningkatkan kualitas fikr dan dzikr siswanya. Pola pendidikan yang seimbang sementara di rumah, orangtua memantau pendidikan emosional dan spiritual anaknya.
Dalam
rangkaian acara itu, ada pemberian piala kepada siswa peraih nilai tertinggi
pada rangkaian tes yang diberikan untuk masuk SMP itu. Nilainya tinggi, 90
sekian. Anak perempuan yang menerima
piala itu didampingi oleh ibunya.
Sepak bola, pramuka, mobil sekolah baru, pakaian sekolah, karate, palang merah, remaja masjid, marawis |
“Pasti ibunya
bangga,” terdengar decak kagum dari beberapa orangtua di dekat saya. Hm,
memang sih hal seperti ini membanggakan. “Kalau saya yang mendampingi
anak saya menerima piala, pasti saya merasa bangga,” saya membatin selama
sepersekian detik. “Ah, tapi itu tidak penting,” saya membatin lagi,
membantah sendiri ungkapan sebelumnya.
Yang terpenting
sekarang adalah bagaimana supaya saya dan papanya bisa mendampingi Affiq dengan
baik di medan “pertempuran” baru. Mudah-mudahan Allah memberi kami kemampuan.
Mudah-mudahan pula Affiq punya keinginan belajar yang meningkat di jenjang baru
ini. Jika tidak, kau akan kalah, Nak karena dunia baru ini tak sama dengan
dunia sebelumnya.
Makassar,
13 September 2013
Share :
Ayooo affiq, semangat yah belajarnya :D
ReplyDeleteTerimkasih kakak :)
DeleteAlhamdulillah Affiq selamat yaa, selamat menempuh di dunia baru.. dunia mengenal orang2 baruu.. dg tingkah laku yg baru. SMP
ReplyDeletetante pasti seneng bangeets nih, makan2 Nasu Bale Serembar ^_^
Alhamdulillah ... gimana ya ... lebih ke deg2an sebenarnya. Soalnya ini dunia baru dan dia masih seperti yang dulu tingkah lakunya :)
DeleteYuk makaaan :)
moga aja affiq bisa selalu berprestasi di sekolahnya
ReplyDeleteAamiin ... semoga. Terimakasih mas Agus ...
DeleteAmiien.
Deletedulu jaman aku masuk MTsN, pokoknya milih sekolah yang negeri yang ngga ada teman SDku heheh, alasan macam apa pula itu? :D
ReplyDeleteKOq aneh ya? Biasanya anak2 cewek pinginnya di tempat yang ada teman2 SDnya :D
Deletesetuju dengan pendapat bunda tentang 'mengikuti' sistem pendidikan di indonesia :)
ReplyDeleteYaah ... mau tak mau kita mesti ikut ya mbak :)
DeleteWew! Selamat ya buat Affiq! Hehe, kakakmu eksak ini tak pernah ngerasain sekolah pavorit. SMP aja di swasta pinggiran. ;-) smangat!
ReplyDeleteSenangnya masuk SMP Favorit. Seru banyak kegiatan extra-nya. Tinggal pilih kalau bisa semuanya.
ReplyDeleteNiar, selamat ya untuk Affiq yg masuk smp favotite. Semoga tambah rajin belajar dan gak pakai disuruh22 Mama papa lagi :)
ReplyDeleteSemoga di sekolah idaman ini Affiq bisa menjalani semua proses belajar dan kegiatannya dengan baik dan memuasakn, dan yang utama, membawa keberkahan bagi masa depan Affiq kelak.
ReplyDeleteSelamat ya mbak Niar, putranya sudah makin besar dan pintar.
uwahhhh,dah SMP aja ya mbk anaknya...siap2 puber hehehe
ReplyDeleteUdah gede ya Affiq, udah smp hihihi...
ReplyDeleteKalau di Makassar, aku cuma tahu SMP 6 Makassar doang, kayaknya kok populer banget gitu hehehe... Kalau Affiq di mana mbak?
Ngeri ya kalau masuk sekolah aja kudu ada orang dalam gitu -,-
ada perintah salah dhuha, bagus sekali karena salah dhuha adalah pembuka segala rezeki. Salam sukses selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah Affiq bisa diterima di SMP favorit ya...memang kita harus membina anak kita dengan sebaik mungkin, agar kemampuan serta nilai dan prestasi selama SD bisa diandalkan untuk lolos masuk SMP favorit....salam :-)
ReplyDeleteSelamat ya Afiq, sudah bisa masuk SMP favorit. Semoga segala sesuatu yg di cita2kan akan terwujud. Semangat! :)
ReplyDelete