Kesehatan memang merupakan investasi yang
amat berharga dan perlu diperhatikan sedini mungkin. Sangat sejalan dengan
pepatah yang menyatakan “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Sebagai
prolog, tentunya penting menyadari mengupayakan kesehatan sejak dini.
Bagi yang
menyadari, segala usaha bisa dengan mudah dilakukan sesegera mungkin, seperti
berolahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan/minuman sehat dan seimbang, minum
air dalam takaran yang sesuai, tidak minum alkohol, tidak merokok, dan
istirahat yang cukup.
Namun pada
kenyataannya, dengan berbagai alasan, tak banyak orang yang menyadari hal ini
sejak dini. Bila boleh, salahkanlah pola hidup tak sehat akibat modernisasi dan
globalisasi saat ini. Maka aneka penyakit mengintai dengan mudahnya. Jika pada
generasi terdahulu berbagai penyakit kronis baru diderita manusia paling cepat
pada penghujung usia 50 maka sekarang, sudah banyak orang terkena “penyakit tua
di usia muda”.
Gambar dari: www.ctpac.com |
Perhatikan
sekeliling kita. Mereka yang berusia 20-an – 40-an tahun sudah banyak yang
menderita gejala dari penyakit-penyakit berikut: melanoma (penyakit kanker kulit), osteoporosis,
stroke, tekanan darah tinggi, kanker payudara, alzheimer, asam urat,
kolesterol, dan diabetes.
Kalau sudah
menimpa, ketiga hal di bawah ini menjadi ancaman besar:
- Harus bekerja dalam kondisi tidak sehat. Ini bakal membuat kondisi semakin parah.
- Bila sudah parah, pengobatan yang berkesinambungan menjadi sebuah keharusan sementara tak semua perusahaan bisa memberikan jaminan biaya kesehatan, alih-alih malah dipecat.
- Akibatnya, tabungan bakal terkuras dan mengganggu ekonomi keluarga.
- Kalau kesehatan anggota keluarga yang lain terjaga, penggunaan aset masih bisa ditekan. Bila ada anggota keluarga lain yang tiba-tiba jatuh sakit, bagaimana?
Berdasarkan
sebuah survei, terlihat adanya perbedaan yang mencolok antara kenaikan biaya
kesehatan dan rumah sakit dengan pendapatan individu. Menurut hasil survei
Global Medical Trends Report dari Towers Watson pada tahun 2012, rata-rata
kenaikan biaya pengobatan di Indonesia dari 2009 sampai 2011 terus meningkat
dari 10,70% ke 13,55% per tahun. Pada periode yang sama, rata-rata kenaikan
pendapatan orang Indonesia hanya 1,2% per tahun berdasarkan laporan dari Badan
Pusat Statistik (BPS) untuk 2011-2012.
Sementara menurut
Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PD PERSI),
20% keluarga kelas menengah kehabisan dana dalam mengobati anggota keluarganya
yang menderita penyakit kritis.
Siapa pun bisa
mengalaminya. Dan bila terjadi, itulah yang namanya “buntung”. Tanda tanya
besar menggelayut, amat sulit dipecahkan. Tentunya tak ada orang yang menginginkannya.
Maka dari itu, penting sekali perlindungan kesehatan.
Bagaimana
caranya?
Well, ada tiga langkah perlindungan kesehatan, yaitu:
Sesegera mungkin menyadari pentingnya kesehatan
Sesegera
mungkin kembali berusaha menjaga kesehatan, seperti: berolahraga secara
teratur, mengkonsumsi makanan/minuman sehat dan seimbang, minum air dalam
takaran yang sesuai, tidak minum alkohol, tidak merokok, dan istirahat yang
cukup. Usahakan gejala yang muncul tak meningkat.
Mengkonsumsi suplemen secara teratur
Saat ini
banyak suplemen kesehatan berbahan alami. Ada yang diolah dari bahan-bahan
alami dan dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, atau cairan. Atau dikonsumsi
langsung dari bahannya. Misalnya dari bahan-bahan: buah manggis, sarang semut,
buah merah, jintan hitam, beberapa jenis tumbuhan alga, kolostrum susu sapi,
susu kambing, madu, dan lain-lain sebagainya.
Mengkonsumsi
suplemen secara teratur membantu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh
kita. Dengan demikian bila stamina menurun, tidak serta merta kesehatan menjadi
anjlok.
Menanam “aset cermin”
Sejalan dengan
yang saya paparkan di atas, bila hanya mengandalkan aset yang ada, kondisi
seseorang bisa menjadi benar-benar terpuruk jika tiba-tiba saja cobaan
kesehatan terjadi kepadanya. Maka yang akan terkuras adalah aset yang ada.
Semua tabungan akan terkuras. Bila kondisi memburuk dan terjadi pemecatan,
semakin terpuruklah ia.
Berbeda jika
ia menanam aset cermin sebagai upaya perlindungan kesehatan. Ini seperti
menabung tetapi khusus untuk perlindungan kesehatan. Berupa apa itu? Dalam
bentuk: asuransi kesehatan.
Tabungan (uang)
yang disetor itu kemudian diinvestasikan oleh perusahaan asuransi dan
manfaatnya akan diberikan balik kepada penyetor (nasabah). Manfaat inilah yang
menjadi “aset cermin” kita yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dengan
demikian saat dibutuhkan, aset kita tidak terganggu karena yang terpakai adalah
aset cermin itu.
Gambaran
tentang aset cermin, mari kita lihat ilustrasi sederhana berikut:
Ilustrasi 1
Bila seseorang,
sebut saja dia Dudit, menabung secara biasa. Tiba-tiba ia menderita penyakit
kritis dan membutuhkan biaya yang besar, mau tak mau aset yang ada pasti
terkuras. Bisa sebagian besar, atau bahkan habis. Lalu setelah itu bagaimana?
Aset Dudit sebelum sakit Gambar dari: mrsjbaker.webs.com |
Aset Dudit terkuras |
Ilustrasi 2
Dudit mengikuti
sebuah program asuransi kesehatan. Tiba-tiba ia menderita penyakit kritis dan
membutuhkan biaya yang besar. Sesuai perjanjian kerjasama dengan perusahaan
asuransi, Dudit mendapatkan aset cermin untuk membiayai proses pengobatannya
sementara aset yang ia tabung tak terganggu. Sistem asuransi telah menginvestasikan
asetnya, dari situ ia memperoleh aset cermin. Ini membuatnya bisa bernapas lega.
Nah, seperti itulah tentang aset cermin.
A: aset Dudit sebelum sakit B: aset cermin |
$$$
Salah satu
produk asuransi ini memberikan perlindungan menyeluruh bagi nasabah dari
penyakit kritis sejak tahap awal. Namanya SUN Early Stage Critical Illness
Rider (Secure). Ini menjawab permasalahan yang dihadapi banyak
perusahaan asuransi, yaitu ketika klaim yang diajukan nasabah ditolak karena
kondisi yang diklaim adalah kondisi penyakit kritis tahap awal, dan tidak
termasuk dalam Rider Kondisi Kritis atau Critical Condition
Rider (CCR). “Akumulasi biaya yang berasal dari masalah kesehatan dapat
berjumlah sangat besar. Secure berperan penting dalam memberikan
ketenangan pikiran dan dukungan keuangan bagi para pemegang polis kami saat
mereka menghadapi hal tersulit dalam hidup mereka,” jelas Bert Paterson,
Country Director Sun Life Financial Group in Indonesia.
Menderita
penyakit-penyakit kritis, seperti diabetes atau kanker, dapat mengakibatkan
tingginya biaya yang dibutuhkan, baik secara medis maupun non-medis. Secure
memungkinkan para pemegang polisnya memiliki kebebasan untuk menggunakan
uangnya pada saat paling dibutuhkan – untuk membayar tagihan medis, pinjaman,
atau biaya hidup sehari-hari. Tanpa perlindungan yang memadai, penderita
diabetes atau serangan jantung harus menggunakan tabungannya atau bergantung
pada keluarga, teman, pinjaman untuk menutupi biaya yang harus dikeluarkan,
yang menyebabkan terganggunya stabilitas keuangan mereka.
Bert
mengatakan, “Secure menawarkan proteksi yang lengkap kepada para
pemegang polisnya dengan meringankan beban keuangan baik dari segi biaya medis
maupun non-medis; hal tersebut dapat menolong pemegang polis dalam mengatasi
kesulitan keuangan yang dihadapi. Hal ini akan membantu para pemegang polis
kami untuk lebih berkonstrasi pada penyembuhan tanpa harus memusingkan
tagihan-tagihan yang harus dibayar. Nasabah juga memiliki keuntungan berupa
pengajuan klaim secara ganda tanpa periode tunggu sepanjang klaim kedua terkait
dengan penyakit kritis yang berbeda.”
Sun Life, penggagas produk ini adalah
salah satu perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka
yang telah membangun kekuatan selama lebih dari 140 tahun. Sun Life telah
beroperasi di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan sangat
memperhatikan kenaikan biaya rumah sakit dan penyakit-penyakit kritis yang bisa
tiba-tiba menyerang siapa saja dalam mengelola aset nasabahnya.
Menariknya, selain
memiliki sistem asuransi konvensional, sejak tahun 2010, Sun Life meluncurkan
produk syari’ahnya. Tenaga-tenaga pemasarannya pun telah diberikan pelatihan
dan sertifikasi mengenai asuransi syari’ah. Hal-hal menyangkut dana nasabah
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah.
Komitmen penuh
Sun Life antara lain ditunjukkan melalui
2 buah penghargaan yang diperoleh bisnis unit Syariah Sun Life Financial
Indonesia dalam ajang 9th Islamic Finance Awards (pada bulan
Februari 2012), yaitu Juara 1 untuk kategori the Best Risk Management
Islamic Life Insurance dengan aset di bawah Rp 100 miliar dan Juara 3 untuk
kategori the Best Islamic Life Insurance dengan aset di bawah 100
miliar. Penghargaan the Best Islamic Life Insurance diberikan
berdasarkan analisis pertumbuhan premi, keuntungan investasi, dan manajemen
risiko untuk tabarru’.
9th Islamic
Finance Awards merupakan ajang penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh
Karim Business Consulting sebagai wujud apresiasi bagi lembaga keuangan Islam
yang berprestasi. KARIM Business Consulting adalah perusahaan konsultan yang
didirikan pada bulan Agustus 2001. Mengkhususkan diri dalam bidang Ekonomi dan
Keuangan Islam, KARIM Business Consulting didukung oleh orang-orang profesional
yang bekerja penuh waktu.
$$$
Kesehatan itu
tak ternilai harganya. Perlindungan kesehatan amat penting dilakukan. Mengetahui
apakah sebuah perusahaan yang dapat membantu dalam perlindungan kesehatan pun
perlu, supaya terjalin kerjasama yang baik dan saling percaya antara nasabah
dan perusahaan.
Makassar,
11 September 2013
Referensi:
- http://www.sunlife.co.id
- http://health.detik.com/read/2012/04/28/120037/1903918/766/7-penyakit-kronis-di-usia-muda-dan-cara-mencegahnya
- http://www.karimconsulting.com/
Tulisan ini diikutkan Sun Anugerah Caraka - Kompetisi Menulis dan Foto Jurnalis serta Kompetisi Menulis Blog
Share :
sangat perlu jawabannya.
ReplyDeleteYup. Aduh maaf belum bisa BW ke semua teman blogger dan belum bisa komen di semua yang sudah komen. Terimakasih atas kunjungannya yaa teman2 semua :)
Deletesaya blum pny.. br suami yg pny asuransi kesehatan.. deg2an jg sih hehe..
ReplyDeletesehat itu mahal ya mbk...perlu banget asurasnsi kesehatan,nggak bingung juga sih..kalo sakit atau pingin cek atau apa gitu tinggal nyerahin kartu aja nggak keluar dai dompet hehe....
ReplyDeleteAsyik kalo begitu ya mbak :)
Deletekesadaran untuk mengikuti asuransi masih sangat kurang di masyarakat, terutama asuransi kesehatan...semoga dengan membaca tulisan Bunda, banyak yang sadar akan pentingnya asuransi kesehatan...(juga asuransi lain misal asuransi pendidikan)
ReplyDeleteSearang malah ada program pemerintah kan mbak. Mudah2an siapa pun bisa ikut program ini ya
Deletesy juga pk asuransi buat kesehatan. Pas butuh, emang lumayan membantu, sih
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mbak :)
Deleteperlu lah bu
ReplyDeleteapalagi yang kaya aku. kerjaannya masuk kategori high risk
Betul sekali ya mas ...
Deleteyuppp... kalau gk jaga kesehatan, pas tua ntar bisa ngerepotin banyak orang, nguras dompet juga tentunya
ReplyDeleteIya ya benar juga ...
Deletealhamdulillah sudah punya asuransi kesehatan dari tempat kerja :D
ReplyDeleteAlhamdulillah ... :)
Deletepenting banget mba.. kmrn aja baru tambal gigi sekali udah habis ratusan :(
ReplyDeleteIya ya mbak, tambal gigi muahalll
Deletewah keren, mba, bisa nulis kayak gini :-)
ReplyDeleteAih tulisan sederhana koq mbak :)
DeleteJangan lupa imunisasi hehehehehhehe
ReplyDeleteBetulllll :)
DeleteKeren banget tulisannya Niar..
ReplyDeleteAih terimakasih mbak Ade, bikin saya bersemu nih ... ^__^
DeleteWow, keren.
ReplyDeleteGud luck ya mbak, semoga menang ya :D
Terimakasih mbak Rini :)
DeleteGood Luck :) Mbak
ReplyDeleteIyong doa'in gar menang.
slamattttt...sudah menang!
ReplyDeleteselamaaat ya mak sudah menang :D...asuransi kesehatan memang susah susah gampang...harus cari yang klop :D...
ReplyDeletethx ulasan'y mak,sangat bermanfaat... ditunggu kunjungan'y ke rumahku yah..:D
ReplyDelete