“Mana ibunya anak ini?”
Spontan pertanyaan itu terlontar
dari mulut saya ketika melihat seorang bocah lelaki berusia setahun tengah
bermain dengan seorang bocah lelaki berusia 8 tahun.
Batita itu bergerak
lincah ke sana ke mari tanpa alas kaki. Saya khawatir melihatnya meniti tiang
listrik yang dibaringkan di pinggir jalan itu. Got kecil dekat sekali dengan
benda berukuran tabung raksasa itu. Bila keseimbangannya terganggu, ia bisa
saja tergelincir dan terbentur, lalu masuk ke dalam got. Waduh, seram amat
bayangan saya.
“Mana ibunya?” saya
mengulangi lagi pertanyaan itu karena tak menemukan seorang pun perempuan yang
layak disebut ibu berada di sekitar anak itu.
Anak SMP .. bukannya masih seperti ini? Sumber: www.hartmiddleschool.org |
“Tidak ada,” pak Adun
(bukan nama sebenarnya) yang berdiri di dekat saya, akhirnya menjawab pertanyaan
saya.
“Anak siapa itu?” saya
masih penasaran karena sudah sering ke daerah itu tetapi baru kali itu melihat
batita berkulit agak terang, berwajah oriental itu di situ.
“Cucuku,” pak Adun –
kawan suami dan saya menjawabnya lagi.
Saya terdiam. Saya
mengenal anak-anak pak Adun. Saya tahu anak tertuanya sudah menikah karena ia
mengundang kami beberapa tahun lalu. Tetapi putri sulungnya itu bahkan sudah
bercerai karena alasan mendapatkan KDRT dan ia tak memiliki anak. Setahu saya
baru putri sulungnya yang menikah. Lantas, bocah ini anak dari anaknya yang
mana?
Melihat mimik wajah saya
yang masih dipenuhi tanda tanya, membuat pak Adun – lelaki paruh baya yang
sudah kami kenal selama 11 tahun itu akhirnya bercerita, “Didik itu anak dari
anakku yang laki-laki. Ibu anak itu keturunan Cina. Mereka tinggal di Sulawesi
Tenggara. Didik diambi neneknya yang tinggal tidak jauh dari sini. Kalau
pagi-pagi begini sampai siang, dia dititip di sini karena rumah neneknya kan
di pinggir jalan besar dan Didik selalu saja berlari ke arah jalan.”
Mendengar penjelasan pak
Adun, barulah tanda tanya yang memenuhi wajah saya lepas satu per satu. Saya
kenal anak lelaki pak Adun. Usianya baru sekitar awal 20-an atau malah belum
menginjak angka 20. Tapi saya masih heran saja, bisa-bisanya seorang ibu mau “dijauhkan”
dari anaknya yang baru berusia setahun dan bisa-bisanya pak Adun yang “orang
biasa” yang berprofesi sebagai sopir pribadi itu berbesanan dengan pengusaha
bengkel keturunan Tionghoa.
Pak Adun melanjutkan
ceritanya, “Anakku dulu kan kerja di bengkel milik kakek Didik. Dia biasa
disuruh antar jemput anak bosnya. Baku suka mi sama anak bosnya itu.
Suatu kali, “kejadian” … akhirnya anak bosnya itu hamil.”
“SMA ya, ibunya Didik?”
tanya saya.
“Masih SMP,” jawab pak
Adun.
Glek. Masih SMP?
Nafsu memang tak peduli usia ya ...
Nafsu memang tak peduli usia ya ...
“Habis, kalau Saya minta
baik-baik pasti tidak disetujui. Jadi Saya kasih begitu mi,” pak Adun
menirukan ucapan putranya mengenai peristiwa kecelakaan itu. Akhirnya mereka
dinikahkan dan “ditransfer” ke sebuah kabupaten di Sulawesi Tenggara.
Perbincangan kami
berlanjut. Pak Adun menceritakan bahwa di Sulawesi Tenggara, anak dan
menantunya diamanahkan untuk mengelola sebuah bengkel yang merupakan cabang
dari usaha bengkel kakek Didik. Saat ini, pasangan muda itu menjalankan agama
masing-masing karena mertuanya beranggapan masih perlu menguji kesetiaan anak
pak Adun. Kalau ia memang benar-benar setia, barulah pilihan hendak meyakini agama
apa diserahkan kepada putrinya.
Mata saya terus mengamati
Didik yang lincah. Fragmen kehidupan yang diceritakan pak Adun membuat saya merenung.
Satu pelajaran penting saya catat dari kisah keberadaan Didik: harus ekstra
hati-hati menjaga anak perempuan (dalam urusan antar-jemput) dan mengawasi tingkah laku/pergaulan remaja
kita. Tapi intinya sih, harus ekstra hati-hati mendidik anak-anak kita baik laki-laki maupun perempuan.
Makassar, 26
Oktober 2013
Share :
kejadiannya sama dengan di kampung saya Bund. tahun 2008, saat saya menikah (di usia 24) berbarengan denga 2 gadis lain yang menikah.
ReplyDeletejadi kesimpulannya, saat itu ada 3 pasangan yang menikah di RT kami.
tapi saya terkejut luar biasa, karena tidak ada kabar sebelumnya, tiba-tiba saja mereka menikah. anehnya lagi, si adek-adek itu (teman sebaya adik saya) masih SMP. tak lama kemudian terdengar mereka melahirkan anak, padahal waktu itu usia pernikahan mereka baru menginjak bulan ke-5 atau ke-6.
Hiks .... sekarang seperti biasa saja yang seperti ini .. duh mudah2an anak2 kita terhindar ya mbak ..
Deletewaktu aku smp.. Ada beberapa teman wanita yang di berhentikan karena udah "tekdung" duluan.... Na'uzubillahi mindzalik...
ReplyDeleteNa'udzu billah ya mbak.. duh serem
DeleteKehidupan smkin mengerikan... semoga qt bs menjaga diri baik baik..
ReplyDeleteAamiin semoga ya mbak
DeleteSelalu sedih jika mendengar cerita yang seprti ini, Mba. Semoga orang tua Didik di sana bis aberkomitmen ya, Mba. Kasihan Didik.
ReplyDeleteSemoga ... si Didik malah sudah mo ada adeknya .. :|
DeleteSaya seremmm
ReplyDeleteTakut....saya calon ibu ini...saya bener2 takut mbak menemui fenomena kaya gini...
Saya berpikir orang yg di pondokin di pesantren itu pasti ilmu agamanya bagus eh teman saya ada 2 yg menikah krn hamil duluan.....
Bagaimana sebaiknya mendidik anak perempuan, Mbak?
Saya serius nanya nie....
Masa2 ini memang mengerikan ....
DeleteBagaimana ya ... harus banyak belajar dari mana saja, banyak membaca. Saya pun masih terus belajar mbak. Bertahap, kita lihat saja anak sedang di tahap (usia) mana.
Jangan hanya anak perempuan, mbak.... anak laki-lki juga....
ReplyDeleteKhusus anak perempuan, di urusan antar jemputnya, maksud saya mbak Susi. BEnar2 harus diawasi ... memang sih anak laki-anak perempuan harus kita berhati2 mengawasinya
DeleteMasyaAllah, jadi seperti cerita sinetron ya mba... miris banget hiks...
ReplyDeleteIya ya mbak seperti cerita sinetron saja .. :(
DeleteInsya Allah anak kita bisa terdidik dengan baik ya mak. Insya Allah bila pondasi agama kuat, kita sebagai ortu kasih teladan yang baik, selanjutnya terus berdoa. aamiin
ReplyDeleteInsya Allah ya MAk ..
Deletesalam kenal mbak :)
ReplyDeletesalah satu anak panti ditempatku juga ada anak terlantar karena orang tuanya masih sma kelas I... miris memang...
kita harus lebih menjaga dan memberikan bekal yang cukup kepada anak2 kita nanti agar terhindar dari pengaruh2 negatif... Aminnn
Duh kasihan ya mbak ...
DeleteSemoga kita terhindar dari yag seperti ini ya mbak .. aamiin
miris mbak bacanya.. semoga kita di mudahkan,ditolong,diberi kelancaran dan ilmu yang banyak oleh Alloh bagaimana cara merawat anak kita baik laki-laki maupun perempuan.
ReplyDeleteSalam kenal mbak ^^
Aamiin aamiin semoga ya mbak. Salam kenal juga mbak ...makasih dah main ke mari
DeleteMenjaga anak perempuan dan laki-laki sama-sama harus ekstra, jangan sampai diapa-apakan dan mengapa-apakan #merinding Semoga kita semua bisa menjalankan amanah sebagai orang tua dengan baik
ReplyDeleteBenar mbak ...
Deleteanak-anak jaman sekarang,,
ReplyDeletehal semacam itu seperti bukan sesuatu yang tabu,,
sebagai orang tua tentunya kita harus mengawasi apa saja yang dilakukan anak.
dan sebagai anak, ya mbok ya hati-hati..
Mengerikan ya mbak ...
DeletePergaulan zaman skrg mmg sprt itu kak... seks pra nikah, hamil di luar nikah bukan hal yg tabu lagi. Tantangan yg berat buat yg msh single kak. Kuatkan iman saja
ReplyDeleteBAnyak belajar dan berdoa ya Nu ...
DeleteBenar gak hanya anak perempuan tapi anak laki2 juga harus di jaga. Pernah ikut suatu seminar tentang edukasi seks dan ditunjukan sms yg dikirimkan seorang anak SMP. sekilas tulisannya tulisan alay biasa. Ternyata setelah dibaca berisi ajakan melakukan hal gak senonoh. Bayangkan saja anak SMP :(
ReplyDeleteMudah2an anak2 kita terdidik dengan baik dan terhindari hal2 begitu ya.
PErnah dengar SMS macam itu mbak ... setelah seminar itu kayaknya, saya baca di mana ya ... lupa. Tapi ... mengerikan yaa duh
DeleteMenjaga anak perempuan memang harus lebih ekstra. Tapi kepada anak laki2 juga diajarkan untuk menghormati perempuan.
ReplyDeleteIYa mbak ... jaman sekarang makin aneh2, tuntutan kepad orangtua semakin besar
DeleteAnak sekarang memang rada susah. Setiap pernyataan kita musti disertai alasan yang bisa mereka terima. Tak seperti anak anak dulu yang selalu diam kalo orang tua bicara.
ReplyDeleteRasa penasaran anak sekarang juga tinggi. Semakin dilarang semakin semangat untuk nyolong-nyolong. Susahnya, sebagian dari kita belum terlalu siap untuk bicara blak blakan dengan anak untuk hal yang dianggap tabu...
Tantangan bersar untuk orangtua zaman sekarang ya mas ...
Deletesalam kenal mbak.. baca postingan ini membuat saya sbg ortu menjadi lbh mawas menjaga 2 anak saya yg masih berusia 6,5 thn dan 15 bulan... skrg ini sering jg saya dgr anak2 abg yg bergaya hidup bebas entahlah ortu nya tau atau gak, belum lagi adanya gaya hidup online sana sini.. mereka bebas berpose bak bintang artis tenar dengan gaya seronok, sangat mengerikan.. semoga kita dijauhkan dari hal2 yg merugikan ya.. mbak.. semoga Allah melindungi anak2 kita dari hal yg sesat.. aamiin..
ReplyDeleteBerpose dengan gaya seronok? HUhuhu ada2 saja..
DeleteIya mbak. Anak saya yang besar sudah masuk remaja, saya makin ketar-ketir ini. Mudah2an kita terhindar dari yang seperti ini ya mbak.
Oya .. salam kenal juga, makasih dah mampir yaa :)
Salam kenal mbak, betul mendidik dan manjaga anak laki2 dan perempuan sama2 harus extra, nggak bisa ngebayangin gimana zaman yang akan dilalui anak2 kita kelak, yang penting peran orangtua dan keluarga terdekat wajib membekali nilai2 agama sedini mungkin.
ReplyDeleteSalam kenal juga mbak ... iya mbak ... tantangan besar buat orangtua
Deletehemmmm,...miris ya mba :(
ReplyDeleteditengah berita video remaja mesum ituh, tulisan ini menambah kekhawatiran kita sbgi ortu. Harus lbh ekstra menjaga putra-putri kita ya mba
Iya mbak Irmaaa .. miriiiis :(
Deletehadueh,ngeri ya mbk....kadang takut dan was2 juga kalo punya nak :(
ReplyDeleteZaman di depan kita makin aneh mbak .. :|
DeleteMengerikan banget Mbak...
ReplyDeleteSuka ikut sedih kalau denger cerita kayak gini,
kasiannn~
Iya Na :|
DeleteYa alloh innalillahi miris banget ya makkkk
ReplyDeleteMiris Mak :(
DeleteDi kampung ibu ada yg seperti itu juga mbak, malah yang menghamili tetangga sendiri dan sudah stw pulak ...duh miris :(
ReplyDeleteHuhhuhuhu .. pingin mewek baca cerita beginian mbak ...
DeletePergaulan anak-anak jaman sekarang memang agak mengkhawatirkan yah mba...
ReplyDeleteAku punya anak perempuan dan laki laki nih mbaa...
bener kata mba, kita harus ekstra hati hati, awasin teruuuus...
iya mak, menjaga anak perempuan apalagi harus lebih hati-hati ^^
ReplyDelete