Dunia menulis dan blogging
makin membuat saya jatuh hati. Ternyata banyak hal yang bisa saya peroleh
dan lakukan daripada yang semula saya bayangkan. Awalnya saya menulis untuk
mendokumentasikan kehidupan serta pikiran dan renungan sederhana saya. Dengan
harapan kelak bisa menjadi prasasti sejarah saya yang bisa diakses anak-cucu
saya, untuk diambil manfaat dan hikmahnya.
Rupanya makin lama
saya semakin jatuh cinta dengan dunia ini karena menemukan hal-hal lain yang
tak terduga sebelumnya, seperti:
Indahnya berbagi melalui menulis
Dapat berbagi
kepada banyak orang sehingga kemudian bisa menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu. Misalnya setelah menulis tentang sebuah panti
asuhan, beberapa orang mengalirkan bantuannya kepada panti asuhan tersebut.
Juga setelah menurunkan tulisan tentang anak-anak kampung
pemulung, seorang sahabat dunia maya langsung tergerak untuk mengirimkan
aneka buku bacaan kepada anak-anak itu.
Bersahabat dengan banyak orang tanpa sekat wilayah
Bersahabat dengan
lebih banyak orang tanpa batasan geografis. Menariknya, karena saya mulai dari
balik tembok bilik pribadi saya. Saya tak perlu ke mana-mana untuk mendapatkan
banyak teman.
Bukan hanya itu.
Beberapa dari mereka bahkan akhirnya bisa bertemu di dunia nyata. Seperti pada
saat SunCo
menggelar acaranya di Kampung POPSA Makassar, sebuah kawasan food court.
Di sana saya bertemu 5 sahabat –pemenang lomba blog SunCo yang biasanya hanya berinteraksi
di dunia maya. Juga saat mbak Muktia, mbak Noe, dan Harumi yang bermukim di pulau Jawa berkunjung ke
Makassar, saya berkesempatan menemui mereka di sekitar pantai Losari.
Dulu prasasti seperti ini. Sekarang blog bisa menjadi prasasti Sumber: id.wikipedia.org |
Indahnya Saling Menyentuh Hati
“Tulisan dari hati
akan sampai ke hati” ... saya yakin sekali
dengan quote itu. Tulisan bisa membuat kita tertawa, bisa membuat kita menangis,
pun membuat kita marah. Sebagian tulisan saya merupakan ekspresi perasaan saya
yang sering kali tak saya sangka ditangkap oleh hati-hati bening entah di mana
berada.
Sebuah surat indah
baru saja saya baca dari seorang sahabat dunia maya yang ditautkannya di wall
akun facebook saya. Walaupun sama-sama berasal dari Makassar, kami belum pernah bertemu. Saat ini ia tengah merantau di pulau Jawa. Surat ini dibuatnya setelah membaca tulisan saya di antologi BIRU: Sabar Hingga Akhir Waktu dan tulisan di blog ini yang
berjudul Ibu
Rumahtangga: Anomali dan Profesi. Berikut cuplikan suratnya:
Izinkan aku sedikit bercerita perihal buku yang kubeli di sebuah
toko buku dekat kampusku. Izinkan, Kak !
Waktu itu, aku hanya berniat datang membaca saja. Tapi, aku sungguh
tertarik dengan sebuah buku yang sampulnya hampir polos dan judulnya menarik,
judulnya Biru. Duit jajanku kutukar dengan buku itu, Kak.
Rupanya aku mendapatkan sebuah buku yang penulisnya berasal dari
sebuah komunitas ibu-ibu yang senang menulis. Lalu, satu diantaranya adalah
seseorang yang asal kotanya sama dengan kampung halamanku, itu Kau, Kak.
Saat itulah aku menaruh kekaguman padamu. Masya Allah, di
antara deretan nama penulis, masih ada satu nama yang tersisa dari Indonesia
Timur. Terima kasih telah menulis, Kak.
***
Kak, jangan Kau bersedih hati, jika masih ada saja orang–orang yang
melihat pekerjaanmu, tidak layak dianggap sebagai pekerjaan. Di mataku Kak,
pekerjaanmu adalah mulia bukan main. Engkau adalah pendidik calon-calon
pejuang.
Di matamu bermukim air mata yang berupa-rupa menahan derita dan
kesedihan namun tetap Kau memilih bahagia. Tubuhmu sungguh tabah merawat
keluarga kecil yang Kau sayangi selalu. Tanganmu adalah tangan kokoh yang
mencucikan pakaian kotor, memasak masakan sehat, menghapus air mata anak
sekaligus memijat kaki lelah suamimu.
***
Kak, aku menaruh rasa kekaguman yang besar pada perempuan
sepertimu. Perempuan yang menanggalkan mimpi-mimpinya untuk membangun mimpi
baru bersama keluarga kecilnya.
Sungguh Kak. Aku tidak merayu atau membual. Di luar sana, tidak
banyak perempuan yang seberani Kau. Tidak banyak, Kak.
Kekagumanku bertambah saat kubaca tulisan-tulisan di blog
pribadimu. Dari sana, aku mencoba mengeja, betapa Kau adalah pendidik yang
terus memperbaharui diri. Kau senang membaca dan menulis. Masya Allah Kak,
pun tidak banyak ibu yang mau terus belajar saat mereka telah disibukkan dengan
pekerjaan mengurus anak, suami, dan rumah.
***
Ada rasa malu membaca surat berjudul Wanita
yang Air Surga Mengalir Di Kakinya dari dinda Andis ini karena sungguh … saya belumlah
mencapai kapasitas yang disebutkannya. Saya hanya seorang manusia yang tak
lepas dari khilaf yang mencoba untuk terus belajar. Yang walau selalu saja
naif, tetap berusaha mencambuk diri agar menjadi lebih baik.
Surat ini merupakan
bukti bahwa kami saling menyentuh dengan hati. Berbagai macam rasa membuat air
mata saya tumpah membacanya. Tulisan sederhana, curahan hati saya, tak disangka
disambut dengan begitu indahnya oleh Andis.
Tak terasa
aktifitas menulis telah menumbuhkan sebuah invisible link di
antara hati kami, menjadikan sebuah makna dalam pembelajaran kami. Bagi saya
terutama, ini sebagai pengingat bahwa saya harus berusaha menjadi lebih baik
lagi. Bukan semata karena tulisan saya bisa dibaca oleh banyak orang, melainkan
karena pertanggungjawaban yang kelak harus saya persembahkan kepada Sang
Pencipta.
Beroleh aneka wawasan, jejaring sosial, dan hadiah
“Bergaul” dengan
banyak orang dari berbagai wilayah membuat saya bisa memperluas wawasan. Baik
mengenai daerah-daerah tempat mereka berdomisili maupun mengenai kehidupan
mereka. Itu semua merupakan pelajaran berharga buat saya.
Kegiatan menulis
kemudian mengantarkan saya kepada kegiatan berjejaring sosial secara lebih
luas. Saya menjadi terhubung kepada banyak penggerak kegiatan sosial, bukan
hanya dalam lingkup Makassar, juga dalam lingkup nasional.
Di antaranya adalah
pengalaman berkesan mengikuti workshop
Writing for Woman Communities yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen baru-baru ini. Kegiatan
ini bukan hanya menambah wawasan tetapi juga jejaring pertemanan saya dengan
berbagai kalangan yang bergerak dalam bidang sosial dan media massa.
Aneka kontes dan
lomba juga ternyata merupakan pintu rezeki. Mulai dari buku-buku,
barang-barang, dan uang bisa saya peroleh. Salah satu yang paling berkesan
adalah terbitnya buku solo perdana saya, hadiah dari lomba Book Your
Blog dan terbitnya 12
belas buku/antologi yang ikut memuat tulisan saya.
***
Bahagia sekali,
menulis ternyata bukan sekadar menulis. Ada juga hal-hal lain yang bisa saya
dapatkan. Berdasarkan pengalaman selama aktif hampir 3 tahun ini, saya harapkan
di tahun mendatang apa yang sudah Allah perkenankan kepada saya, minimal bisa
diperkenankan-Nya pula nanti. Mudah-mudahan bisa lebih baik (dan menjadi proyek
monumental):
- Menjadi hamba-NYA dan pribadi yang lebih baik, dan terus belajar agar bisa bermanfaat untuk keluarga dan para pembaca blog ini.
- Saya ingin bisa terus berbagi melalui menulis. Secara materi, tak banyak yang saya bisa lakukan. Namun secara tulisan, mudah-mudahan banyak hal yang bisa saya jangkau, dengan terus membangun prasasti sejarah saya sambil terus introspeksi diri.
- Saya ingin terus menjaga persahabatan dengan mereka yang sudah menjadi sahabat-sahabat dunia maya. Berharap bisa bertatap muka dengan lebih banyak orang lagi.
- Saya ingin bisa saling menyentuh hati dengan lebih banyak sahabat dunia maya lagi. Melalui apa yang saya tuliskan dan apa yang mereka tuliskan. Insya Allah akan menjadi kebaikan bagi kami.
- Berharap selalu bisa memperluas wawasan. Meski keseharian saya “terjebak” dalam dunia sempit bernama rumah namun wawasan saya tak boleh ikut sempit. Dunia maya kini amat memungkinkan siapa pun belajar tanpa sekat waktu dan wilayah.
- Mudah-mudahan bisa membukukan lagi beberapa tulisan dalam blog ini, melalui penerbit mayor.
- Mudah-mudahan bisa ikut serta dalam kegiatan Makassar International Writers Festival 2014, entah sebagai partisipan maupun sebagai peserta biasa.
- Keyakinan yang semakin kuat bahwa rezeki bisa datang melalui kegiatan menulis membuat saya semakin berharap bisa terus diperkenankan-Nya untuk mencicipi rezeki-Nya melalui pintu ini. Tentu saja saya harus mengasah terus kualitas tulisan saya dan terus menambah wawasan.
PRASASTI SEJARAH
dambaan saya adalah apa yang saya bangun sejak aktif menulis hampir 3 tahun lalu, saat ini, dan masa-masa
mendatang. Semoga terbangun dengan kokoh dan bercahaya, untuk kebaikan
anak-cucu saya, dan siapa pun yang sudi berbagi dengan saya. Semoga kelak pun
bisa menjadi prasasti untuk amal jariyah saya di alam berikut.
Makassar,
5 Desember 2013
Artikel ini diikutsertakan
pada Kontes Unggulan: Proyek Monumental Tahun 2014 di blog Pakde Cholik
Share :
Semoga sukses di perhelatan Pak De Cholik ya Bu Niar
ReplyDeleteSalam saya
Semoga dipilih sama mesin kocoknya ya om? :)
Deletesemoga sukses kak :)semangattt
ReplyDeleteAamiin. Sukses juga buat Tia :)
DeleteTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan : Proyek Monumental Tahun 2014
ReplyDeleteAkan saya catat sebagai peserta
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
Terimakasih Pakdhe .. semoga berkenan :)
DeleteSemoga sukses mbak, sangatlah bermanfaat sekali apabila tulisan kita bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
ReplyDeleteKeep writing dan keep blogging..
Sukses selalu..
Aamiin ... keep writing and blogging too, mas
Deleteaminnnn..ikut mengamini harapannya bk niar,,sukses untuk menulisnya ya mbk,meski dunia rumah itu sempit tapi tulisanmu bener2 memperluas pengetahuanku mbk ^^
ReplyDeleteAih sama2 mbak Hanna ... melalui tulisan mbak Hanna, wawasan saya juga diperluas ^__^
DeleteSebuah surat yang membuat hati membuncah ya mbak. kumembacanya dengan rasa bahagia seakan ditujukan padaku juga.
ReplyDeleteSurat yang ditulis dengan hati, sampainya pun ke hati ya mbak jadi mbak Susi ikut terharu juga ^__^
DeleteDan semoga tahun depan aku mengikuti jejakmu, membuat buku.
ReplyDeleteMaaf 2 x komentar. bukan kesengajaan, tetapi bisa juga (ternyata) untuk memperkenalkan blogbaruku. :)
Yang ini blog baru ya mbak .... sudah dari blog yang satu ... lagi OTW ke yang ini :)
Deletesukses mbak kompetisinya ^^
ReplyDeletebetul sekali mbak,saya suka tulisan "sebagai amal jariyah" jelak.. ^^
Mudah2an kita bisa menabung amal jariyah ya mbak :)
DeleteMoga sukses diacaranya Oakde ya mba...
ReplyDeletesalam kenal, ijin link blognya ya
Sukses juga buat mbak Fitri. Makasiih yaa :)
Deleteterus berbagi tante hingga prasasti itu bisa di nikmati semakin banyak orang lagi....
ReplyDeleteAamiin
Delete..-.."
ReplyDelete^_^
Delete:) "Menulis Bukan Sekedar Menulis" :)
ReplyDeleteTernyata demikian ^^
DeletePeluk mbak Niar ahh... Ur the Best.. Terus menulis ya mbak.. I really over ur Writing :)
ReplyDeleteaq ga ikutan peluk loh mbak munaa... hihihi
DeletePeluk mbak Muna ....
DeleteKk Topics peluk tiang sajaaaah :D
Semoga apa yang kita lahirkan dari sebuah tulisan dalam setiap karya dan kreatifitas dapat bermanfaat dan mejadi ladang amal sholeh untuk diri kita nantinya, dan hal ini akan menjadi suatu kebanggaan kepada anak cucu kita kelak di mana hasil karya kita banyak di minati oleh para pembaca setianya. Sukses untuk kontesnya Mba.
ReplyDeleteSalam wisata
Aamiin semoga mas Indra ... sukses juga untuk mas Indra
DeleteHeya! I understand this is kind of off-topic but I needed to ask.
ReplyDeleteDoes running a well-established website like yours require a
massive amount work? I am completely new to running a blog however I do write in my journal everyday.
I'd like to start a blog so I can share my personal experience
and thoughts online. Please let me know if you have any recommendations or tips for
brand new aspiring blog owners. Thankyou!
Also visit my weblog - sizegenetics