Membolak balik buku yang
berjudul sama dengan judul tulisan ini, siapa pun yang menyimaknya dengan baik
akan mendapatkan quote yang berhikmah
tentang apa itu pernikahan dan apa yang diharapkan penulisnya melalui
pernikahan.
Simak saja quote-quote berikut:
Pernikahan memang terlihat tidak mudah karena kita hanya
bergelut memikirkannya. Namun bila kita berani bertindak dan berani mengambil
resiko serta tanggung jawabnya, insya Allah akan selalu ada jalan atau solusi.
Bukankan Allah SWT juga telah menyatakan bahwa pernikahan akan membuka pintu
rezeki, jadi mengapa harus takut menikah dalam keadaan tidak mapan? Bukankah
menikah adalah tindakan mulia daripada terus melanglang buana yang tidak tentu
arah?
(Irda Handayani, Medan, dalam “Rahasia
Allah SWT di Balik Jodoh” di halaman 32).
Menjalani kehidupan rumahtangga tidaklah mudah. Kadang
senang, kadang sedih, kadang mulus, dan kadang terbentur kerikil. Yang paling
penting dari pernikahan adalah bagaimana menyikapi segala problematik yang
muncul dengan mengedepankan sikap saling mengerti dan menghargai.
(Dina Desriany, Makassar, dalam “Jodoh di Ujung Dunia”, di
halaman 82)
Jika pernikahan membuat manusia menjadi miskin, maka sedari
awal Islam tidak akan mewajibkan ummatnya untuk menikah. Kalimat nasihat ayah
inilah yang sangat memotivasi diriku ...
(Insan Robbani, Surabaya, dalam “Hikmah Lara Cintaku” di
halaman 86. Ia menikah pada usia 22 tahun)
Menyegerakan menikah memang sunnah tetapi tergesa-gesa itu
dekat dengan mudharat. Bedakan antara menyegerakan dan tergesa-gesa. Ada orang
yang mengira sedang menyegerakan tetapi pada kenyataannya dia tergesa-gesa. Akibatnya
banyak orang terdekatnya yang dirugikannya selama proses pernikahan bahkan
selama dia berumahtangga karena tak dapat memikul tanggung jawab yang terlampau
banyak pascapernikahan.
(Mugniar, Makassar, dalam “Menikah Itu Tak Melulu Indah” di
halaman 104)
Hei, ada nama saya di situ! He he, iya. Tempo hari saya ikut event “Penulis Tamu” di blog Nurmayanti Zain (Maya) bersama
blogger-blogger lain dari berbagai kota. Tak dinyana, Maya melakukan langkah
berani dengan mengumpulkan naskah-naskah yang masuk, menambahkannya dengan
beberapa tulisannya sendiri, menyusunnya menjadi naskah buku, dan mengajukannya
ke sebuah penerbit mayor. Penerbit itu menerima dan memprosesnya dengan cepat, sehingga
jadilah buku ini. Buku ini sekaligus menjadi kado pernikahan Maya karena
terbitnya menjelang hari pernikahannya.
Well, tulisan saya seolah
kontras dengan tulisan-tulisan lain di dalam buku ini ya. Tapi sebenarnya tidak
karena dalam sebuah pernikahan, bukan hanya kenikmatan yang niscaya. Begitu pun
ujian dan cobaan, niscaya adanya. Siap-siaplah menghadapi berbagai kejutan yang
tidak pernah terbayangkan sebelumnya ketika dirimu memutuskan menikah!
Makassar, 6 Januari 2014
Informasi lain mengenai buku ini bisa dibaca di sini.
Share :
waaah penulis ya mbak :) ajarin dong :)))
ReplyDeleteSaya blogger yang pingin jadi penulis mbak :)
Deletesaya sdh baca tentang buku ini mbak
ReplyDeleteWah, ternyata begitu ya ceritanya :)
Iya, mbak Esti gak ikutan waktu itu ya?
DeleteMbak aku justru lebih suka dengan kuote mbak lho :-),
ReplyDeleteAlhmdulillah. Soalnya banyak anak muda yang tergesa2. Eh orangtua juga ding. Dikiranya menikah itu enak2an terus hehehe
Deletekayaknya aku harus baca nih -__-
ReplyDeleteBaca baca belu beli .... :)
Deletemenikah itu seperti bujur sangkar dan lingkaran yang dihimpitkan, harus ada yang saling dikorbankan
ReplyDeleteAiiih quote-nya keren sekali .. suka :)
Deletesetelah menikah justru nikmat bertambah ya mbak
ReplyDeleteNikmat dan ujian, sama2 bertambah mbak :)
DeleteKeren. Selamat ya mak.. :D
ReplyDeleteMakasih mak :)
DeleteBukan berbeda,... tetapi memperlihatkan sisi lain. Sangat dibutuhkan bagi yang belum menikah
ReplyDeleteMaksud saya, harapan banyak orang di awal pernikahan kan manis mbak. Nah setelah berjalan baru deh melihat2 hal2 yang berbeda dari harapannya itu :D
Deletenambah daftar buku yg must buy ni mak :)
ReplyDeleteSila Mak. Makasih ya :)
DeleteJadi pengen mbaaa..hehehe
ReplyDeletePengen bukunya? Ayuuuk :D
Deletemmhhh...saya sudah bisa membayangkan bagaimana nikmat dan ujiannya banyak setelah menikah,
ReplyDeletenamun sayangnya, tidak semua orang seberungtung dalam pertemuan,
tidak semua orang dan tidak semua calon pasangan dengan gaya berpikir yang se-visi walau berbeda bertemu juga
dan...
Kini...
Pernikahan ternyata adalah wadah bagi orang2 cerdas dalam menyikapi hidup, dan meyakini tentang arti sejatinya penciptaan Tuhan..
dan sesuai pengalaman...ehemm....:))
beberapa dari perempuan yang saya kenal punya pandangan tentang pernikahan dalam bentuk "sinetron", maksudnya, melihat pernikahan dengan sisi fasilitas, harus mapan dulu, sehebat apa pasangan, dan sederet yang sulit saya mengerti...
Semoga nanti saya bisa baca bukunya dan juga mempraktekkan...
Hebaaaatt......
ReplyDeleteSelamat ya mbak. Juga buat mbak Maya.
Keren.. keren... tapi belum sempat beli. Waktu itu liat di toko buku. Bukunya Maya yang ke-2 nih. Ternyata kumpulan naskah yang di ramu jadi satu. Keren-keren maya dan kan niar :D
ReplyDelete